Bab 31

20.3K 1.7K 19
                                    

Rasa panas menjalar dipipi Senja, menatap nyalang sang suami yang habis menampar pipinya, rasa kebas dan sakit pada hatinya bertambah membuatnya kalut, ketika sang suami malah mengalahkan dirinya setelah mendengar sang anak kesayangan kecelakaan.

"Langit Langit Langit! Kenapa kau selalu mencari dia Senja! Sekarang apa yang kau lakukan! Kau membuat Cahaya terbaring diruangan putih itu! Kenapa kau melakukan ini pada Cahaya Senja! Kau menyakiti anak kita!"Semburan emosi sudah dikeluarkan oleh Bintang sejak sang anak sudah memasuki ruangan putih itu.

"Maaf....mas aku.."

"Apa! Dengan kau meminta maaf kau bisa mengembalikan keadaan! Bisa mengembalikan keadaan! Jawab aku!"Bintang mengguncang bahu Senja yang masih bergetar menahan tangisnya.

"Tapi ini tidak semua salahku mas, Langit juga anak kita...."

"Diam! Langit lagi! Aku sudah muak mendegar itu! Telinga ku panas mendegar nama itu! Kau ini buta atau apa ha! Tidak bisa melihat? Tidak bisa melihat jika anak sialan itu yang sudah membuat keluarga kita begini! Bahkan saat kau mencari Langit Cahaya kecelakaan seperti ini! Kau ini mau apa sebenarnya!"

"Tapi Langit anak kita juga mas!"Dengan beraninya Senja menatap sang suami.

Sepertinya Senja salah melakukan hal itu, kembali lagi dirinya merasakan panas di pipinya,"bahkan sekarang kau berani melawanku! Sialan! Kalian bawa dia dan kurung dia dikamar!"Perintahnya pada bawahannya.

"Baik tuan."

"Mas ....mas ..jangan begini...aku juga mau tahu kondisi Cahaya! Mas! Lepaskan aku...."Senja hendak berontak tapi apa daya lebih kuat bawahannya dari pada tubuhnya sendiri.

"Mas! Kumohon! Aku mau melihat Cahaya!"

Bintang tidak terpengaruh jeritan sang istri, dia lebih mementingkan kondisi putri kesayangannya dari pada sang istri yang sudah diseret oleh bawahannya itu.

"Cahaya... Semoga tidak terjadi sesuatu padamu sayang..."Bintang sungguh terkejut saat Senja mengabarinya soal kecelakaan, apalagi mengenai putrinya, baru saja dia akan merayakan hasil kerja kerasnya bersama keluarga tercinta tapi hal yang tidak terduga ia dapatkan.

"Kenapa setiap membahas Langit keluarga ku terkena sial!"

"Bocah itu! Tidak ada dia cahaya juga terkena musibah!"

"Kalian cari keberadaan Langit! Bawa dia hidup ataupun mati di hadapanku!"ucapnya pada bawahannya.

"Baik tuan."

Bintang hanya bisa meredam emosinya sekarang, dia lebih mengkhawatirkan Cahaya dibandingkan dengan yang lainnya.

Pintu ruangan yang telah lama ditunggu olehnya akhirnya terbuka, menampakkan Angkasa yang keluar dengan wajah masamnya.

"Angkasa bagaimana dengan kondisi Cahaya? Cepat beritahu!"

"Cahaya dia baik baik saja dad, hanya saja dia banyak mengeluarkan darah dan ada sedikit retak ditangan kanannya, kemungkinan itu akan memakan waktu untuk penyembuhannya."

Bintang sedikit lega mendengar itu, tapi saat mendegar jika ada luka lain pada Cahaya dia kembali geram,"lakukan apapun untuk kesembuhan Cahaya, aku tidak mau tahu, Cahaya harus secepatnya pulih Angkasa."

"Aku tahu dad, aku akan melakukan yang terbaik untuk Cahaya, dia adikku satu satunya."

"Ini semua gara gara bocah sialan itu! Jika saja Senja tidak mencarinya maka ini tidak akan terjadi! Cahaya tidak mungkin kecelakaan!"

"Aku membencimu Langit, aku sangat membencimu! Bahkan kau membuat adikku terluka!"Geram Angkasa.

"Angkasa apa daddy boleh masuk? Daddy sangat khawatir."

"Sebentar, aku akan memindahkan Cahaya terlebih dahulu."

Bintang hanya bisa mengikuti dari belakang saat Angkasa dan para petugas medis lain memindahkan Cahaya keruangan VVIP.

Bintang kembali dibuat geram saat melihat perban yang ada dikepala Cahaya dan tangan kanannya, wajah pucat Cahaya menandakan bahwa putrinya itu sedang tidak baik baik saja.

Tak jauh dari mereka seseorang berpakaian serba hitam segera pergi setelah mendengar pembicaraan itu.

* * *

Didalam mobil Luke yang tengah duduk santai menuju kerumah sakit dikejutkan dengan nada dering telepon, setelah menggeser layar itu dan mendegar apa yang dikatakan oleh bawahannya membuat wajah yang sedikit ceria kembali muram.

"Awasi mereka, dan jangan sampai mereka tahu keberadaan baby!"Tekannya sambil mematikan panggilan itu secara sepihak.

"Berani sekali dia seperti itu dengan babyku! Tunggu saja, sebentar lagi kau akan memohon bekas kasihan padaku!"

Asisten Luke yang mendegar jika tuannya ini marah menjadi ciut, hawa dalam mobil terasa lebih mencekam saat Luke mengatakan hal itu."Tuan sangat berbahaya."Pikirnya.

LANGITWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu