Bab 2

38.4K 2.6K 67
                                    

Mata yang terpejam terbuka, tapi tidak ada yang bisa ia lihat, semuanya gelap, hanya samat samar cahaya yang terlihat .

"Aku dimana?"

"Bukannya aku sudah mati?"

Langit memikirkan apa yang terjadi padanya, seingatnya dia sudah mati karena tertusuk oleh besi .

Tapi dimana ini? Dia meraba sekitar mencoba mencari sesuatu yang bisa dia pegang.

Sangat lembut, dia tidak pernah merasa seperti ini, rasanya sangat nyaman.

"Dimana ini, kakek?"

Langit hanya bisa memekik dipikirkannya saja.

Dia meraba semua yang bisa dia pegang, seperti dia memegang sebuah meja, dia mencoba berdiri tapi karena tidak bisa melihat dia segera terjatuh  dengan keras bertepatan ada suara yang nyaring sepertinya benda yang pecah.

Langit merasa tangannya sakit, mungkin terluka tapi dia merasakan kepalanya lebih sakit dari tangannya, dia mencoba memegang kepalanya, ingin menjerit tapi dia tidak tahu caranya.

Langit hanya meremas rambutnya dengan kuat, rasanya kepalanya ingin hancur.

Lama rasa sakit ia derita hingga saat potongan potongan ingatan masuk pada kepalanya.

Langit tersenyum tipis."Tuhan bercanda."

Tak tahu apa yang dialami tapi dia berpikir jika dia meminjam tubuh yang dia gunakan saat ini.

Tubuh pemuda yang dia tempati ini sungguh sangat menjijikkan.

Langit Pramudita Wijaya, anak bungsu dari Bintang Pramudita Wijaya dan Senja Pramudita Wijaya.

Seorang remaja yang  brengsek, menjijikkan, berandalan, entah kata kata kotor apa lagi yang pantas diberikan pada Langit.

Remaja yang diharapkan semua orang untuk mati dan tidak pantas untuk hidup .

Tindakan dari Langit tidak bisa dianggap enteng.

Membully para murid di sekolahnya hingga membuat mereka depresi dan bunuh diri .

Melakukan tabrak lari hingga orang yang dia tabrak meninggal.

Membunuh orang lain dengan tawuran antar geng.

Dan yang paling tidak bisa dimaafkan adalah memperkosa belasan wanita hingga mereka tewas.

Sungguh menjijikkan, diusia yang masih remaja dia melakukan hal tidak bisa dimaafkan.

Seperti hukum karma yang menimpa Langit, dia kecelakaan dan membuat penglihatannya rusak, bisa dikatakan buta.

Langit yang tidak terima terus saja mengamuk dan tidak mau cacat seperti ini.

Berulang kali dia mencoba untuk melukai dirinya sendiri karena tidak mau cacat, hingga dua hari yang lalu Langit mencoba bunuh diri dengan menggores tangannya.

Benar saja, Langit mati dan tergantikan oleh Langit yang lain.

"Cobaan apa lagi ini Tuhan."

Langit hanya bisa menitikkan air matanya, ini bukan kehendaknya, dia cuma mau bertemu kembali dengan kakeknya, kakek yang selama ini menyayangi nya, dia tidak ingin hal ini, dia rindu kenangannya bersama kakek Jeremy.

"Aku hanya ingin bahagia."

Tidak bolehkah? Apa selama ini dia melakukan dosa, jika iya tolong jelaskan, dosa apa yang telah dia perbuat hingga dia menjadi seperti ini.

Apa ini dosa karena dia tidak membawa uang untuk ibunya makanya dia berpindah tubuh pada tubuh bajingan ini.

Tolong katakan padanya jika dia melakukan kesalahan, Langit tidak mau hidup, dia hanya ingin bertemu dengan kakeknya, apa itu sangat susah.

Darah terus saja mengalir pada tangan Langit, rasa sakit pada tangannya tidak bisa menghilangkan rasa sakit yang dia alami .

"Tu -tuan muda."

Seorang perawat datang dengan raut wajah takutnya, dia juga terkejut melihat gelas yang sudah berserakan dilantai.

Dengan hati hati dia mencoba mendekati Langit yang hanya memiliki pandangan yang kosong.

"Tu -tuan muda anda tidak boleh melakukan ini lagi, nyonya dan tuan bisa menghukum anda kembali." Ucap perawat itu dengan takut takut, dia takut jika Langit akan mengamuk seperti biasanya, jika itu terjadi maka dia akan menjadi korbannya seperti perawat perawat yang lain.

Perawat itu heran dengan tingkah Langit yang hanya diam, apa Langit mengalami syok, dengan ragu ragu dia mencoba mengecek Langit.

Langit sekaan tidak sadar jika ada yang menyentuhnya, dia hanya memikirkan nasib dia yang sungguh malang ini.

"Tu-an ,tuan muda tidak apa apa?"Tidak ada jawaban membuat perawat itu tambah heran dan takut, takut tiba tiba Langit akan mengamuk dan heran tidak biasanya tuan mudanya begini.

Dia dengan hati hati mengobati tangan Langit yang berdarah karena pecahan kaca.

"Tu-tuan sebaiknya anda kembali berada ditempat tidur ."

Tidak ada jawaban, dengan sedikit berani perawat itu mulai menopang tubuh langit dan membawanya pada tempat tidur .

"Tu-tuan muda saya akan memanggil tuan dan nyonya dulu."

Masih tidak ada jawaban, perawat itu segera pergi dari kamar Langit dia akan mengabarkan kejadian ini dengan Bintang dan Senja.

Langit menutup matanya, dia lelah, dia ingin tidur,"semoga ini hanya mimpi dan aku akan bertemu dengan kakek kembali."

Langit berdoa dalam diamnya, jika ini benar benar mimpi maka dia akan bersyukur pada Tuhan, jika ini adalah hanya sebuah bunga tidur yang dia alami.

LANGITWhere stories live. Discover now