Bab 20

25.3K 1.9K 5
                                    

Senia melangkahkan kakinya kedalam mansion, dia baru saja pulang ingin membuatkan makanan untuk Langit dan lainnya.

Tapi sedari tadi perasaannya gugup saat melihat mobil yang terpakir diluar mansion, sepertinya dia bisa menebak siapa yang datang.

"Sepertinya aku harus menghubungi Luke."Gumamnya yang terdengar oleh orang orang yang tengah berkumpul diruang keluarga disana.

"Untuk apa kau menghubungi Luke Senia, apa kau akan menyembunyikan bayi kecil itu."Ucap seorang pria paruh baya yang tak lain adalah Roger Federer Robert. Ayah dari Luke, mertuanya sendiri.

"Sepertinya mereka memang sengaja menyembunyikan bayi kecil itu, lihatlah menantumu ini Roger, dia bahkan ingin memberitahu Luke kedatangan kita, pasti mereka mempersiapkan cara agar bisa memindahkan bayi mungil itu."Celetukan itu keluar dari bibir seorang wanita paruh baya, Reva Federer Robert, ibu dari Luke.

Senia yang mendengar itu tercekat, dia tidak bermaksud seperti itu,"Maaf mom, bukan begitu, hanya saja..."

"Apa? Kau ingin hidup bersama dengan bayi kecil itu bersama keluarga kecilmu itu?"Ucap seorang pria yang baru saja keluar dari lift, dia adalah Lucky Federer Robert, adik kembar Luke yang juga merupakan ayahnya Immanuel, seorang duda yang istrinya telah meninggal sejak kelahiran anak bungsunya.

"Aku tidak bermaksud begitu, hanya saja aku ingin memberi kabar kedatangan kalian saja, jangan berburuk sangka padaku mom dan semuanya."Ucap Senia sambil melangkahkan kakinya pada Reva, dia memeluknya sebentar dan melepaskan rindu, mertua yang seperti dianggap ibunya sendiri ini, karena memang dia hanya tinggal sendiri dunia ini.

"Kapan tiba mom, jika aku tahu aku akan menyiapkan mekanan terlebih dahulu."

Reva membalas pelukan menantu kesayangannya ini, sudah lama juga dia tidak bertemu dengan Senia karena mereka tinggal diluar negeri.

"Belum berapa lama, tidak perlu repot-repot menyiapkan makanan, disini juga ada para maid, pasti kau juga lelah mengurus bayi, apa bisa kau jelaskan mengenai hal itu Senia."Ucapan Reva diangguki oleh Lucky dan Roger yang juga ingin mengetahui sendiri tentang bayi itu, walaupun mereka sebenarnya sudah tahu.

Senia tersenyum, dia tidak keberatan menceritakan tentang bayi yang hadir dan kehidupan mereka sekarang.

"Jadi dia tidak bisa melihat dan tidak bisa berjalan?"Tanya Lucky yang sedikit memincingkan matanya.

"Benar, aku juga sempat terkejut saat dokter mengatakan jika Langit tidak bisa berjalan waktu itu."Sedih saja saat Senia memulai mengingatnya kembali.

"Apa kemampuan Nuel sudah menurun? "Remeh Roger yang disetujui oleh Lucky.

"Sepertinya memang dia tidak becus! Kita cari dokter terbaik diseluruh dunia untuk menyembuhkan baby."Lucky sedikit tidak puas mendegar jika anak sulungnya itu tidak bisa menyembuhkan Langit dengan cepat.

"Bukan bagitu Lucky, Nuel mengatakan jika Langit akan segera sembuh tapi dia akan mengecek sesuatu terlebih dahulu."Ucap Senia menenangkan suasana saat ini.

"Ck, sama saja, menyelidiki apa? Itu hanya mudah, bahkan masalahnya sangat kecil, mungkin kita harus MENDIDIK nya lagi agar dia bisa lebih BAIK kan?"Ujar Lucky yang masih saja tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Immanuel.

Senia hanya diam, membela juga percuma, sepertinya Immanuel akan mendapatkan DIDIKAN dari ayah dan opanya ini.

"Senia kau pulang untuk apa?"Tanya Reva yang membuat Senia reflek menepuk jidat.

"Astaga, aku mau memasak makanan untuk Langit dan yang lain, karena Langit harus menjaga kesehatannya dengan makanan yang fresh aku harus memasaknya sendiri, itu yang diberi tahu Nuel mom."

"Itu bagus, sekarang kita memasak saja, aku juga akan membantumu untuk membuat makanan."Ucap Reva yang disetujui oleh Senia.

Mereka berjalan kearah dapur dan mulai memasak makanan apa saja yang nantinya yang akan dimakan Langit dan lainnya.

"Halo adik baru!"Teriakan itu sedikit mengejutkan Roger dan Lucky yang ada diruang keluarga, mereka melihat sekilas siapa yang berbicara.

"CK berisik!"Ucap laki laki yang berada disamping orang itu.

"Pwis bang, aku cuma mau liat adik baru."Ucap laki laki itu yang tak lain adalah anak bungsu Lucky, Saka Federer Robert.

"Hm."Hanya deheman yang keluar dari mulut Sean Federer Robert, anak kedua dari Lucky.

Saka menghela nafas panjang, abangnya semuanya selalu datar dan aneh, semoga saja adik barunya tidak seperti mereka.

"Jangan mendelik seperti itu."Ucap Sean yang membuat Saka tersenyum, tentu saja Saka tidak berani pada mereka.

"Papi."Saka memeluk Lucky yang dibalas oleh pelukan hangat dari Lucky.

"Opa."Saka juga memeluk opanya yang juga diperlakukan hal yang sama.

"Opa, adik barunya mana? Saka udah nggak sabar ngeliat adik baru."Roger sedikit terkekeh melihat keantusiasan dari cucunya ini.

"Dia berada dirumah sakit."

"Rumah sakit?"Heran Saka yang sama seperti Sean dia juga kebingungan mendegar itu.

"Adik barunya sakit ya opa?"Tanya Saka seperti orang polos, tentu saja jika dirumah sakit itu sakit.

Lucky mendudukkan Saka pada pangkuannya membuat Saka tidak terima,"Udah Pi, nggak mau, udah gede akunya." Saka segera bangkit dari pangkuan sang ayah.

Lucky hanya bisa pasrah, bayinya yang selalu dia pangku dahulu sudah beranjak remaja dan tidak mau lagi bermanja-manja bersamanya, jika kedua anaknya yang lain, jangan ditanya, sudah pasti jawabannya mereka tidak ingin disentuh.

"Emangnya adik baru sakit apa opa? Yok kerumah sakit, gua... Eh ehem aku mau liat."Saka yang sempat mengeluarkan bahasa gaulnya menjadi panas dingin, lihatlah pandangan ketiganya yang seakan ingin mengulitinya.

"Mau dihukum hm?"Bisik Lucky yang membuat Saka reflek mundur dan menggelengkan kepalanya brutal, tidak jangan sampai papinya ini menghukumnya.

"Maaf papi, nggak lagi."Saka menunduk takut melihat sang ayah, Saka merasa kepala dielus, ternyata opanya.

"Jadi jangan sampai kau melakukan itu baby."Tekan Roger yang diangguki cepat oleh Saka.

Mengingat hukuman yang akan diberikan tentu saja Saka bergedik ngeri.

Lucky terkekeh melihat itu, begitu juga dengan Sean, ah mereka sangat senang sekali melihat wajah yang lucu itu ketakutan, apa nanti bayi baru mereka seperti itu? Sepertinya mereka akan mendapatkan dua bayi yang harus dirawat dan dijaga.

"Saka, Sean."Ucap Senia yang baru saja selesai memasak.

"Mommy!"Saka berdiri dan memeluk Senia dengan erat, sudah lama sekali dia tidak bertemu dengan Senia.

Sedangkan Sean hanya tersenyum tipis menyapa mommy nya itu.

"Kapan sampenya Saka, mommy tidak mendegar jika kalian pulang."Senia mengusap kepala Saka yang sedang memeluk perutnya itu.

Lucky hanya tersenyum tipis melihat pemandangan itu, jika istrinya masih hidup pasti Saka tidak merasa kesepian dan memiliki sosok lain dari hidupnya selain dirinya, walaupun dia ingin menikah untuk mencari pengganti sebagai ibu dari anak anaknya, tapi tidak sembarang orang yang bisa melakukan itu, apalagi harus menerima semua anaknya, dan jangan lupa pilihan dari keluarga Robert yang akan menguji jika wanita itu layak atau tidaknya jadi menantu mereka.

"Mommy kita mau ketemu adik baru kan?"

LANGITWhere stories live. Discover now