Bab 26

21.5K 1.9K 23
                                    

Kabar tidak terduga didengar oleh Langit, kabar ini sekaligus mengejutkan bagi dirinya, rasa senang dan sedih ia rasakan.

Setelah bangun dari tidurnya, Langit dikejutkan oleh semua orang yang memeluknya satu persatu, keluarganya yang gembira mengabarkan satu hal yang ia inginkan yaitu pagi ini ia akan dioperasi.

"Benar sayang, kau pasti akan bisa melihat lagi."Ucap Senia sesekali mencium pipi Langit yang lembut itu.

"Berarti adek aku nanti bisa liat lagi ya mom! Dek nanti kalo udah bisa liat abang ajak jalan jalan ya!"Seru Saka kegirangan.

"Ya Saka."Senia mengelus rambut Saka membuat Saka memejamkan mata.

"Baby, jangan takut ok."Ucap Luke mengelus rambut Langit.

"Langit, semoga kau bisa melihat setelah ini."Ucap Lucky yang juga senang dengan kabar itu.

Para anggota keluarga Robert yang lain terus saja menyemangati Langit, agar tidak takut untuk dioperasi, dan disana hanya Immanuel saja yang berwajah muram, tapi sedetik kemudian dia menghembuskan nafasnya pelan, harus tenang saat ini.

"Baby, cepat lah bisa melihat, kau akan terpesona dengan wajah tampanku."Ucap Lucas berbisik pada telinga Langit.

"Terima kasih, aku tidak takut tapi hanya deg-degan."Ucap Langit gugup.

Semua orang terkekeh kecil melihat raut wajah Langit yang gugup, lucu saja, wajah imut itu seperti dilanda hal yang berat menimpanya.

"Tidak usah takut, kami ada bersamamu Langit."Ucap Reva sambil memeluk Langit singkat.

"Baiklah, sekarang waktunya."Ujar Immanuel menghentikan aksi mereka.

"Ck bisakah kau bersabar, kami baru saja ingin menenangkan baby."Ketus Sean yang tidak suka Immanuel terburu-buru.

"Apa? Lebih cepat lebih baik, apa kau tidak ingin Langit cepat sembuh?"Immanuel menaikkan alisnya menantang adiknya ini.

"Mulutmu itu minta dipotong."Ucap Sean pelan tapi masih didengar Immanuel.

"Potong saja, maka tanganmu yang tidak akan kembali pada tempatnya."Mata mereka saling bertemu, sedikit ada kilatan disana.

"Sudah, sampai kapan kalian akan seperti ini, Nuel benar, lebih cepat lebih baik, Langit bisa sembuh lebih cepat."Ucap Roger yang membuat Immanuel dan Sean bungkam.

"Ah kurasa kakakmu sangat menyebalkan ya?"Tukas Lucas pada Sean, sesekali terkekeh geli.

Sean tidak memperdulikan ucapan yang keluar dari mulut tajam Lucas itu, terbiasa dengan tingkahnya yang sama sama menyebalkan.

Samuel dari tadi terus saja membisikkan kata semangat pada Langit dan memeluk Langit agar langit tidak terlalu takut.

"Langit aku akan membuatmu tidur terlebih dahulu, tahan sebentar."Immanuel mangambil jarum suntik yang sudah diberi bius dia menyuntikkan pada punggung tangan Langit.

Lama kelamaan Langit berangsur menutup mata, ya semoga saja, dia berharap jika nanti ketika terbangun dia bisa membuka mata.

"Jangan sampai babyku kenapa-napa atau aku akan memotong  lehermu itu."Ucap dingin Luke.

Tatapan tajam yang diberikan Luke seakan tidak mempan pada Immanuel, dia sudah terbiasa akan hal itu.

"Jangan sampai adikku tidak sadar lagi Nuel, aku bisa saja memberikan hadiah yang tidak pernah kau lupakan."Tekan Lucas.

"Ck, kalian kira aku bodoh? Jika aku tidak bisa menyelamatkan Langit maka potong leherku!"Janjinya.

"Aku mendegarnya."Ucap Roger yang ada dibelakang Immanuel.

Samuel dan Saka hanya bisa memeluk lengan masing-masing, takut dengan apa yang dikatakan oleh para orang dewasa ini.

"Bang kok serem ya, apa mereka bakal motong leher bang Nuel beneran?"Bisik Saka yang dahinya langsung disentil oleh jari Samuel.

"Anak kecil nggak boleh ikut campur."Jawabnya membuat Saka harus kembali merasakan perasaan kesal, hey dia sudah remaja, bukan anak kecil lagi, dia juga mengerti apa yang dikatakan oleh para orang dewasa itu.

"Sudah sudah, Nuel, mommy harap setelah ini Langit bisa melihat kembali."Ujar Senia menatap Immanuel lembut.

Immanuel mengangguk yakin, selain Senia mungkin hanya Langit yang bisa berbicara lembut padanya seperti ini.

Tak lama para petugas medis tiba untuk membawa Langit pada ruang operasi, para keluarga Robert mengecup singkat kening sang bungsu baru mereka, berdoa dalam hati agar operasi ini berjalan lancar.

"Kau bisa memotongnya jika sesuatu terjadi pada Baby."Ucap Lucky pada Luke, dan hanya ada balasan tatapan acuh oleh Luke, anak dan ayah ini sama sama menyebalkan.

Mereka membawa Langit menuju ruang operasi, mereka menunggu diluar, belum beberapa menit Ara anggota keluarga Robert sudah cemas.

"Kenapa lama sekali!"Geram Luke yang diangguki oleh semua orang kecuali Senia.

"Kalian ini, Nuel baru saja masuk, setidaknya ini memakan waktu dua atau tiga jam."Ucapan Senia membuat keluarga Robert berdecak tidak suka, satu detik saja sudah lama bagi mereka apalagi menunggu dua jam.

Samuel memeluk tubuh Senia yang ditepis oleh sang ayah.

"Apasih! Aku mau meluk mommy!"Geram Samuel, dia cuma mau menenangkan dirinya tapi malah keduluan sang ayah yang memeluk istrinya.

"Luke, tidak bisakah kau melepaskan ku, mengalah lah demi anakmu."Ucap Senia yang tidak tega melihat Samuel menatapnya dengan mata yang berair.

"Kau milikku, biarkan dia seperti itu."Ucap Luke membawa Senia duduk pada pangkuannya, menaruh wajahnya pada ceruk leher sang istri.

"Aish orang tua ini!"Samuel berbalik dan memeluk Reva, geram saja dengan daddy nya yang tidak mau mengalah.

Luke melakukan itu karena dia benar benar gugup sekarang, Baru kali ini dia merasa segugup ini,"semoga kau bisa kembali melihat baby."Pikirnya.

Para keluarga Robert hanya menatap itu dengan datar, sudahlah yang penting sekarang Langit lebih penting.

Beda halnya yang terjadi diluar, keadaan didalam ruang operasi begitu tegang, banyaknya dokter yang menangani ini dan khususnya Immanuel dokter utama, dia merasa sangat tertekan.

Sebenarnya jika Langit hanya mengalami luka pada kornea mata itu akan mudah, mereka bisa melakukan transplantasi kornea mata untuk memulihkan penglihatan Langit.

Tapi ini sedikit menguras tenaga, bahkan dokter terbaik pun kadang mengeluh karena belum ada yang bisa menyembuhkan kebutaan seperti yang dialami Langit, kondisi Langit sangat fatal, kerusakan pada saraf optik atau retina pada matanya itu membuat Immanuel harus memutar otak bagaimana mengoperasi mata Langit.

Tapi setidaknya itu tidak terlalu terluka, jika operasi ini berhasil maka ini akan menjadi operasi pertama didunia dan pasti Immanuel akan dijuluki dokter terhebat di seluruh dunia, tapi hal ini harus dirahasiakan, dia tidak mau menjadikan baby nya ini sebagai bahan bagi orang diluar sana untuk mengais informasi, dan Langit hanya boleh untuk mereka.

"Semoga ini berhasil baby, aku akan memotong tanganku sendiri jika tidak bisa menyembuhkanmu." Janji Immanuel pada dirinya sendiri.

LANGITKde žijí příběhy. Začni objevovat