Part 51

10.1K 1.1K 35
                                    

“Apakah kalian sudah siap?” tanya Angga ketika melihat triplets sudah berbaris dengan pakaian rapi dan indahnya.

“Ya, Pa!” seru ketiganya serentak.

Kali ini mereka akan menghadiri pesta ulang tahun Jovita dan Angga sudah menyiapkan surprise untuk gadis itu. Tepatnya dia ingin melamarnya. Sebelumnya, dia sudah mendiskusikannya dengan triplets dan mereka setuju, sangat setuju malah.

Angga ingat bagaimana dia bertanya pada triplets saat itu, dimana ketika dirinya meminta persetujuan.

Flashback on.

Angga menemani triplets duduk dan menonton kartun di TV, kemudian teringat sesuatu Angga memberanikan diri melontarkan pertanyaan pada mereka.

"Apakah kalian ingin punya ibu?" tanya Angga santai sembari mengelus rambut Lia yang duduk dipangkuannya.

"Ibu? Maksud papa, Tante Vita?" Lia bergumam penasaran.

"Apa papa akan menikahi Tante Vita?!" tanya Lio.

"Punya ibu lagi?" Nio berpikir-pikir.

Mereka bertiga tidak punya banyak ingatan tentang ibu, apalagi ketika usia mereka masih 3 setengah, sang ibu meninggalkan mereka. Mereka sudah tak terlalu ingat lagi. Lagian sudah beberapa tahun berlalu juga. Sejak kehadiran sang papa, semua ingatan buruk seakan telah menghilang.

Angga tak menyembunyikan niatnya. "Iya, jika kalian mau, Tante Vita akan menjadi ibu kalian."

"Lia suka Tante Vita!"

"Lio mengikuti keinginan Papa, asal Papa bahagia."

Angga merasa terharu akan ucapan putranya itu.

"Nio... Nio tidak tahu... Tetapi kalau Tante Vita sepertinya tidak apa-apa." Karena menurut Nio, Tante Vita itu selain tantenya Vin juga sudah dikenal mereka dengan baik. Jadi tak akan menakutkan sepertinya mempunyai ibu seperti dia.

"Terima kasih anak-anak atas pengertian kalian, tetapi papa juga ingin kalian bahagia. Jika kalian masih belum mau mempunyai ibu, maka papa juga tidak akan memaksa. Papa bisa menunggu kalian menerimanya."

"Tidak Pa, kami sudah menerima kok!" Ucapan ini disetujui dua lainnya.

"Papa berterima kasih sekali kalian mau menerima tante Vita sebagai ibu kalian."

"Kalau begitu, papa berencana melamarnya. Papa juga ingin meminta bantuan kalian."

"Melamar? Apa itu? Apakah itu sama dengan menikah?" Lia bergumam tak mengerti.

"Melamar itu meminta persetujuan tante Jovita apakah dia mau menikah dengan Papa."

"Oh...."

"Kalau begitu apa yang ingin dibantu Pa?"

"Papa ingin berdiskusi dengan kalian, bagaimana memikirkan lamaran pernikahan yang baik."

Anak-anak terlihat bersemangat mendengarnya karena akan dilibatkan dalam lamaran papanya untuk tante Jovita.

"Okey, siap Pa! Kami pasti akan memikirkannya baik-baik!"

"Ya, agar lamaran papa jadi luar biasa dan berkesan."

"Nio akan cari referensi di internet juga!"

Angga tersenyum haru melihat betapa antusias anak-anaknya. Jadi beberapa hari itu mereka gunakan berdiskusi dan mempersiapkan hasil diskusi mereka juga setelahnya.

Our Awesome Papa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang