Part 19

21.2K 1.9K 23
                                    

"Apakah Mbak Vita tahu alamat IP keamanan jaringan perusahaan Mbak Vita?" tanya Angga begitu mereka masuk mobil.

"Sebentar, saya cek dulu."

Jovita mengotak-atik laptopnya. Karena rencana sebelumnya dia akan langsung meeting, jadi dia membawa laptopnya. Dalam laptop ini juga terdapat banyak data-data penting termasuk yang dimaksud Angga.

"Ini, coba lihat."

"Benar." Angga mengangguk. "Kalau Mbak Vita mau, saya bisa meretas dan memperbaikinya lewat sini."

Jovita membelelak terkejut. "Apakah bisa?"

Angga mengangguk meyakinkan. "Tentu saja."

"Baiklah, kalau begitu Mas Angga bisa mencoba." Jovita berharap Angga benar-benar bisa mencegah hacker lawan yang mencoba membobol dan mencuri datanya itu.

Angga langsung memulai tanpa basa-basi. Tangannya bergerak cepat di atas keyboard bak pengetik profesional. Karena sering berlatih, kecepatan Angga meningkat pesat.

Jovita memandangnya dengan kagum. Kekaguman yang semula hanya setitik kecil saja kini sudah membulat membentuk sebuah lingkaran. Angga yang dilihatnya kini seakan mrmiliki lingkaran cahaya yang menyilaukan di sekelilingnya.

Setelah lama memperhatikan, kalau dipikir-pikir pria itu cukup tampan juga. Tidak hanya itu, dia juga pandai di bidang IT.

"Kita sambil jalan juga bisa."

Mendengar suara Angga, tiba-tiba menyadarkan pikiran Jovita yang mulai ngelantur. Membuat wanita itu menjawab kikuk, "Ah, i-iya."

Angga tak memperhatikan semua itu, dia fokus pada pekerjaan di depannya. Setelah mengetahui masalahnya, Angga segera memperkuat keamanan jaringan perusahaan Jovita dengan menambahkan firewall dan antivirus yang lebih baik dari sebelumnya.

Hacker lawan yang awalnya sangat bersemangat dan hampir membobol keamanan tiba-tiba menemukan tambahan perlindungan tersebut. Membuatnya harus memulai lagi, tetapi sangat sulit ditembus kali ini. Dan pada akhirnya harus menyerah, mengakui kekalahan.

"Selesai."

Jovita menoleh ke arah Angga dengan terkejut. "Selesai? Maksudnya masalahnya sudah teratasi?"

"Iya. Saya juga memperkuat kembali keamanan jaringan perusahaan Mbak Vita."

Sebelum menjawab ponsel Jovita berdering.

"Sebentar ya," Jovita menghentikan mobilnya di pinggir jalan kemudian mengangkat panggilan tersebut.

"Halo, Nia."

Nia adalah nama sekretaris Jovita.

"...."

"Ah, benar-benar sudah terselelsaikan ya..."

"...."

"Iya, saya yang mencarinya."

Setelah menutup telepon, Jovita menoleh pada Angga dan tersenyum penuh terima kasih. "Terima kasih ya Mas Angga atas bantuannya kali ini."

"Saya benar-benar tidak menyangka Mas Angga sangat ahli di bidang ini." Lanjutnya menunjukkan kekaguman.

"Oh iya, bagaimana untuk biaya pengerjaan tadi? Apakah Mas Angga ada rekening? Saya akan mentransfernya."

Angga menggeleng. "Tidak perlu, Mbak Vita. Itu hanya bantuan kecil. Lagipula Mbak Vita adalah tantenya Vin, teman bermain triplets. Dan kita juga sudah kenal cukup lama. Jadi tidak perlu menghitung biaya segala."

Jovita tertawa, menerima dengan senang hati. "Ah, ya sudah kalau begitu. Sekali lagi terima kasih, Mas Angga."

Karena masalah sudah terselesaikan jadi Jovita bertanya kepada Angga pendapatnya, "Oh iya, ini mas Angga mau ikut saya ke kantor juga atau kembali dulu?"

Our Awesome Papa [END]Where stories live. Discover now