Part 34

17.9K 1.7K 20
                                    

Menghentikan ketikan di keyboard komputernya, Angga teringat kembali akan ciuman Jovita di pipinya kala itu. Ah, sebenarnya Angga menyadari kalau itu hanyalah kecupan sederhana. Tetapi cukup membuatnya memerah malu dan berdebar.

Lagi-lagi dia dibayangi akan hal itu.

Angga menghidupkan ponselnya, melihat apakah ada chat masuk dari gadis itu. Ternyata tidak ada. Beberapa hari ini gadis itu memang sibuk perjalanan bisnis ke luar kota. Bahkan Vin dititipkan padanya, karena orang tua Vin sendiri juga sibuk perjalanan bisnis.

Ah, Angga merindukan senyuman hangat gadisnya itu.

Dia harap Jovita segera bisa menjadi pendamping hidupnya dan ibu bagi triplets.

Bukannya Angga tak menyadari kalau selama ini sebenarnya triplets terutama Lia mungkin sangat menginginkan seorang ibu. Walaupun mereka mungkin sedikit trauma, namun dalam beberapa pengamatannya ketika Angga sedang mengantar atau menjemput mereka, dia sering melihat Lia yang tengah menatap anak-anak yang dijemput ibunya ataupun orangtua lengkapnya.

Dari situ Angga sadar mungkin dari lubuk hati terdalam mereka menginginkan seorang ibu. Hanya saja ketakutan/trauma akan ditinggalkan ibu serta stigma buruk terhadap ibu tiri membuat mereka takut memiliki ibu baru lagi.

Baiklah, kembali pada Angga yang memikirkan Jovita. Tiba-tiba dia teringat sepertinya belum bertanya pada sistemnya mengenai apakah dia dapat bersama seseorang serta memperoleh kebahagiaannya sendiri di dunia ini.

"Sistem, apakah tidak apa-apa jika aku bersama Jovita di dunia ini?" tanya Angga pada sistemnya yang jarang muncul sejak kehidupannya membaik. Yap, kecuali jika ada misi, bahaya mendadak, atau dirinya bertanya maka sistem akan muncul.

"Itu terserah Anda, Tuan rumah! Karena yang menjalani hidup adalah Anda sendiri."

Angga menghela nafas lega mendengarnya.

"Ya, adik-adikku di dunia lain sana mungkin senang melihatku menemukan seorang kekasih." Angga mengingat adik-adiknya di dunianya dulu yang gemar menyuruhnya mencari istri. Bahkan dirinya pernah disuruh ikut kencan buta!

Sungguh memalukan mengingat hal tersebut!

"Sistem, apakah tidak ada cara untuk tahu rahasia di balik si protagonis wanita? Aku khawatir mungkin akan ada bahaya tersembunyi bagi triplets." Angga tiba-tiba teringat akan gadis kecil yang tak terduga itu.

"Tidak, Tuan rumah! Anda harus mencari tahu sendiri masalah ini."

"Kenapa pelit inpo sekali kau, Sistem?! Bukankah katanya kau tahu segalanya!"

"Sudah aturan, Tuan rumah!"

"Ya, ya, ya. Aku paham."

"Tolong awasi orang-orang disekitarku,  jika mereka akan menemui bahaya segera beritahukan padaku sistem! Jangan ketika sudah dalam bahaya baru diberitahu!" sungut Angga kesal mengingat kebiasaan sistemnya.

"Itu tidak bisa, Tuan rumah! Karena sistem ini tidak dapat memprediksi serta mengawasi hati seseorang yang merencanakan bahaya terhadap Anda maupun orang terdekat Anda. Namun, jika bahaya itu sudah mendekat atau terjadi dimana dapat dilihat oleh pengawasan sistem, maka sistem baru dapat memberi tahu Anda."

"Ah, begitukah... " Angga kali ini pasrah. Ya, dia tak bisa memarahi sistem karena ini. Mau bagaimana lagi? Hati seseorang terkadang memang susah diprediksi.

***

Beberapa hari berlalu hingga tiba hari dimana perayaan sekolah dilaksanakan. Para orang tua siswa juga diberi undangan agar hadir terutama saat pertunjukan pentas seni agar mereka dapat menonton anak-anaknya.

Our Awesome Papa [END]Where stories live. Discover now