Part 27

15.8K 1.6K 47
                                    

Angga duduk di kursi kebesarannya di perusahaan sembari melihat-lihat apakah ada barang yang dapat di beli di mall sistem sesuai kebutuhannya. Angga tak akan menghambur-hamburkan begitu saja ratusan ribu poin yang susah payah dikumpulkannya hanya untuk barang yang 'diminati' tetapi tak terlalu berguna. Dia akan memilah mana yang mrmang penting dan berguna baginya, baru dibeli.

Angga kembali melihat datanya.

Nama user : Anggara Prasetya
Nama karakter : Anggara Abrisam
Jenis kelamin : Laki-laki
Penampilan: 78%
Kekuatan/fisik : 90%
Kesehatan: 95%
Keterampilan: Rajin bekerja, bermain saham lv.4 menengah, pemrograman lv. 4 akhir, manajemen perkantoran dan bisnis lv.4 menengah, cyber security lv. 4 akhir, memasak lv. 4 akhir, beladiri lv. 3 akhir, menembak lv. 3 akhir, multibahasa lv. 4 awal
Barang yang dimiliki: laser short-gun, lalat perekam (3 buah), komputer cerdas gen 1, dll
Hadiah (belum dipakai) : diskon 70% dua kali pembelian mall sistem, cetak biru e-commerce lanjutan, cetak biru software XX, smart P3K, dll
Point: 236.900

Hmm, lihatlah poinnya saat ini sudah terkumpul 236.900, itupun sudah banyak yang dikeluarkan untuk membeli segala hal yang dibutuhkannya.

Selain poin, selama tiga tahun terakhir Angga juga banyak meningkat apakah itu dari segi penampilan, fisik maupun kesehatan semua meningkat pesat. Hanya penampilan saja yang sulit dinaikkan karena itu alami, tetapi setidaknya Angga saat ini lebih tampan, glowing, dan berkharisma dari pada sebelumnya.

Keterampilan skill Angga sendiri juga bertambah banyak dan meningkat pesat, bahkan skill pemrograman, cyber security serta memasaknya sudah berada di puncak kemahiran skill dunia ini. Ingat bukan, ada 4 tingkatan skill yaitu level 1 ialah pemula, level 2 sedang, level 3 lanjut, level 4 mahir/master.

Adapun jika ingin ditingkatkan ke level di luar jangkauan dunia ini misalnya pengetahuan sekelas dunia masa depan yang berteknologi tinggi, harganya sangatlah mahal bisa jadi jutaan poin harus dikeluarkan. Angga sampai tak membahas hal itu lagi dengan sistem.

Pengetahuan benar-benar mahal!

Selanjutnya, barang yang dimiliki Angga dalam sistem (seperti: laser short-gun, lalat perekam (3 buah), komputer cerdas gen 1, dll) dan hadiah yang belum dipakai (seperti: diskon 70%, cetak biru, dll) itu merupakan barang yang belum digunakannya selama ini atau walaupun sudah digunakan tapi masih disimpan di ruang sistem. Makanya tertulis di data.

Jika sudah digunakan dan dikeluarkan dari ruang sistem, maka tak akan tertulis lagi. Misalnya pelacak dengan pelindung otomatis berbentuk jam tangan yang dia berikan pada triplets, menghabiskan beberapa puluh ribu poin sebelumnya. Dia gunakan pada ketiga anaknya agar jika mereka dalam bahaya Angga bisa segera tahu, serta ada pelindung otomatis yang akan melindungi mereka setidaknya tiga kali perlindungan. Barang itu dibelinya dari dunia teknologi tinggi.

Walaupun ada sistem, Angga tetap memberikan mereka alat seperti itu karena sebagai penjagaan saja. Angga berpikir bagaimana jika sistem tiba-tiba menghilang, atau sistem dilarang memberikan info padanya seperti sebelumnya?

Jadi lebih baik mencegah dari pada benar-benar kejadian, kan?

Saat ini Angga belum menyadari kalau sesuatu yang buruk mungkin akan menghampiri keluarganya.

****

Di sisi lain, Lia yang berada di sekolah duduk manis di mejanya, menggambar bunga-bunga di buku sembari menunggu teman semejanya datang.

Sreet!

"Ahh!" Lia berteriak nyaring ketika gambarannya tercoret, melenceng dari garis yang seharusnya.

Dia melihat sang pelaku yang menarik usil bukunya, Erlangga Matthew Alghazali yang kerap disapa Elang, seorang bocah nakal yang sering mengganggunya. Padahal anak-anak yang lain tak diganggu olehnya. Lia bingung mengapa lelaki itu jahil sekali padanya?!

"Elang! Kenapa kamu suka gangguin aku sih?! Sebel banget tahu!" marah Lia pada bocah nakal itu.

"Wlee, gambaranmu jadi jelek banget Lia! Hahaha!"

"Kak Lio, Kak Nio, Kak Vin! Lihat Elang gangguin Lia lagi!" teriak Lia meminta bantuan pada kakaknya yang terkenal trio tampan itu. Wahh, Lia bak princess saat ini!

"Lang, kenapa kau nganggu adikku lagi?!" tanya Nio menghampiri bocah itu.

"Iya, kenapa?" Lio ikutan menyahut. Lelaki kecil itu tak suka temannya yang satu ini menjahili adiknya terus. Walaupun tidak sampai memukul, tetapi tetap saja Lio tak suka melihatnya.

"Sorry, sorry! Aku lupa! Lia mukanya bikin aku jadi pengen nganggu terus sih!" alasannya.

"Apa?!"

Melihat wajah geram Lio dan Nio, Elang gemetar ketakutan, "Okay, okay, aku janji gak akan ganggu Lia lagi, okay?!"

"Inget janjimu itu!" tambah Vin yang baru mendekat.

"Iye, iye, Vin oalah!"

Kringg!

Tak lama kemudian, bel masuk akhirnya berbunyi. Sembari menunggu datangnya guru, anak-anak pada berbisik.

"Katanya murid baru itu masuk hari ini lho!"

"Kata siapa kamu, Ca?"

"Ya tahulah!"

"Iya, iya yang serba tahu!"

"Eh, murid baru itu katanya cantiknya..."

"Cantikan akulah pasti!"

"Eh, diam-diam semua! Ada guru sama murid baru itu!" Ketika suara ini dilontarkan, semua anak kelas langsung terdiam. Atensi mereka tertuju pada murid baru yang dibawa gurunya, seorang anak perempuan cantik.

"Wahh, cantik ya!"

"Bak putri!"

Lia menatap gadis itu juga, entah mengapa merasa sedikit tak menyukainya. Aneh, padahal dia batu melihatnya.

"Halo teman-teman, perkenalkan nama aku Elyana Jovanka Pratama. Kalian bisa memanggilku El, Yana, Ana, atau sesuka kalian. Aku pindahan dari kota S, semoga kalian semua bisa berteman baik sama aku."

"Nah, begitu perkanalan dari teman baru kita, Elyana. Apakah dari kalian ada yang mau ditanyakan?"

"Minta nomor HP nya dong Elyana!" salah seorang anak lelaki berceletuk. Namun terdiam setelah dipelototi guru. "Hehe, maaf bercanda."

"Hey, kalo aku manggil kamu Jo gapapa kan, biar gaul gitu haha!" Itu celetukan Elang yang jahilnya minta ampun.

"I-iya." Elyana menjawab pelan, nampak terintimidasi dan menyedihkan, bak bunga yang rapuh.

"Erlangga!" Bu Guru memberi peringatan.

Elang akhirnya memutar mata kesal. "Iya, Bu!"

"Yaudah Elyana kamu bisa duduk disana."

Setelah Elyana duduk, pelajaran dimulai sampai waktu istirahat yang ditunggu anak-anak akhirnya tiba.

"Hey, ayo kita ke kantin!" ujar Vin menghampiri Lio, Nio, dan Lia.

Vin duduk di depan, dia juga menjadi ketua kelas. Sedangkan Lio, Nio, Lia duduk sejajar dalam satu baris walau Lia tidak sebangku dengan kakak kembarannya itu. Karena disini perempuan hanya dapat duduk dengan perempuan, begitu pun sebaliknya.

"Yok!" jawab Nio, diangguki Lio dan Lia.

Tiba-tiba...

"Ha-hai! Apa aku boleh ke kantin bersama kalian?" tanya seorang menyela mereka dengan lembut, siapa lagi kalau bukan Elyana.

Mengapa gadis itu malah mendatangi mereka?

****

Tbc.

Don't forget to vote and comment :)

Our Awesome Papa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang