Part 7

32.3K 2.8K 46
                                    

"Papa, hali ini kita makan apa?" tanya Lia ketika mereka telah tiba di rumah.

Gadis kecil itu sudah berani mendekatinya. Bahkan saat ini tengah menarik pelan ujung kemejanya.

Angga menurunkan Nio. Lalu mengusap kepala Lia dengan penuh sayang.

"Kita akan makan... ayam goreng. Ya, papa tadi beli ayam!" Bohong Angga. Padahal dirinya tadi belum sempat membeli bahan makanan. Karena di rumah masih ada sayur sisa sebelumnya.

Angga berpikir akan memasak sayur sisa tersebut untuk menghemat pengeluaran. Tetapi karena triplets baru mengalami kejadian tak menyenangkan, Angga berubah pikiran. Dia akan memasak makanan yang sedikit mewah untuk mereka. Dia bisa membeli dari sistem dengan poinnya.

Ingat bukan, walau mall sistem belum dibuka, tetapi dia masih bisa membeli barang yang ada di dunia ini. Asal masih satu dimensi dia bisa membeli.

"Kalo begitu, ayah obati luka Nio dulu. Setelah itu ayah akan memasak. Kalian mandi dulu yaa..." Angga mengambil kota P3K yang untungnya punya di rumahnya.

Dia membersihkan luka Nio dulu, lalu mengolesinya dengan obat merah. Selesai itu, dia membalut lukanya dengan perban tipis.

"Maapin Nio..." Nio tiba-tiba berkata.

Angga menaikkan alis heran. "Kenapa Nio meminta maaf sama papa?"

"Nio belkelahi tadi... Nio nakal," jawab si kecil itu dengan kepala menunduk.

Angga menepuk kepala Nio pelan. "Nio tidak nakal kok. Hanya saja seharusnya Nio tidak berkelahi. Tapi, kalau teman-teman Nio yang mulai duluan, Nio bisa melawan balik mereka."

"Mereka bukan teman Nio!" sahut Nio tak suka.

"Oh... iya, mereka bukan teman Nio. Jadi, kalau mereka mulai duluan, Nio bisa melawan balik mereka. Ingat itu, Son?!"

Nio mengangkat wajahnya menatap sang papa. Tak percaya karena papa tak memarahinya. Walau biasanya tak peduli, namun kini dinasehati membuatnya merasa dipedulikan. "Baik, pa!"

"Kalau begitu papa masak dulu, Nio tidak mandi dulu gak papa—

"Tapi..."

—Nanti papa basuh kamu dengan air hangat." Mendengar lanjutan papanya Nio terdiam.

Angga segera menuju dapur. Lalu berkomunikasi dengan sistemnya untuk membeli ayam dan beberapa sayuran tambahan. Lagipula dia baru dapat poin tambahan cukup banyak. Semua berkat anaknya. Sehingga dia harus memberi mereka 'rasa' juga.

Angga hanya memasak ayam goreng tepung, capcay, dan sayur asam. Masakan sederhana namun cukup mewah untuk mereka. Dia juga membuatkan masing-masing triplets segelas susu.

"Masakan sudah siap!" teriak Angga yang disahuti anaknya khususnya si putri.

"Yeay, Lia mau makan ayam!"

Lio dan Nio mengikuti di belakangnya.

"Ayam, ayam, ayolah Lia makan." Lia msngambil dua paha ayam sekaligus. Gadis kecil itu sangat senang melihat tumpukan makanan di depannya.

Berbeda dengan Lio dan Nio, Lia si kecil itu tak mau makan sayur. Baginya sayur pahit dan tak enak. Dia hanya mengambil ayam saja!

"Lia, makan sayur juga ya, Sayang." ujar Angga menasehati.

"Hmmh, baiklah Papa." Lia akhirnya mengambil sayuran, sedikit sekali.

Tapi Angga tak masalah. Asal anaknya dapat makan dengan gizi seimbang.

Mereka makan dengan penuh hidmat. Rasanya menyenangkan makan bersama. Walau sederhana, asal tenang dan bersama keluarga, semua jadi terasa hangat dan berkesan.

Our Awesome Papa [END]Where stories live. Discover now