Part 2

44.2K 3.3K 50
                                    

Angga mendekati ketiga bocah kecil itu dengan langkah pelan. Lagi-lagi mereka bergetar ketakutan melihat datangnya sang ayah. Ketiganya sontak berpelukan erat, seakan saling melindungi satu sama lain.

"Anak-anak, sini datang ke papa!" ucap Angga memerintah dengan suara kakunya.

Bukannya datang tentu anak-anak malah semakin ketakutan. Suara Angga itu tampaknya terdengar seperti lonceng kematian bagi mereka. Hanya penderitaan yang akan menanti mereka setelah itu.

Angga sendiri bingung. Kenapa tak ada yang mendekatinya?

Apa sebegitu menakutkan dirinya?

Ah, iya... mengingat perilaku pemilik tubuh asli. Pasti pemilik tubuh asli terlihat seperti monster menyeramkan di depan anak-anak ini.

Lalu, apa yang harus dilakukan untuk membujuk anak-anak ini?

Mendekatinya saja mereka tak mau!

Apalagi menurunkan ketakutan mereka padanya? Apakah semua itu mustahil?

Tidak. Tidak!

Angga bukanlah seorang yang mudah menyerah. Lelaki itu berpikir keras. Bagaimana cara meyakinkan anak-anaknya.

'Sistem, apakah ada cara?'

"Pikirkan sendiri, Tuan rumah!"

Jawaban acuh sistem sungguh menusuk hatinya. Benar-benar kejam!

Angga kembali mencoba membujuk anak-anaknya. Pertama-tama, dia akan meminta maaf atas segala kesalahan yang telah diperbuat kepada mereka. Walau yang membuat ulah adalah si pemilik tubuh asli, namun tak apalah dirinya yang meminta maaf. Hitung-hitung sebagai balasan karena dia telah memberikan tubuhnya padanya.

"Anak-anak, papa tahu sebelumnya papa banyak salah. Papa minta maaf. Setelah ini papa pasti berubah lebih baik lagi," aku Angga penuh ketulusan.

Kata-kata ini terbukti sedikit berefek pada salah satu dari mereka, tak lain kepada si anak kembar perempuan. Tampak binar muncul di matanya. Tubuh kecilnya hendak bergerak mendekat pada Angga.

Namun, sayang seribu sayang, kedua saudaranya menahannya. Kedua bocah lelaki itu masih belum bisa mempercayai kalau papa mereka akan berubah. Pasti setelah mendekat mereka akan dipukuli kembali seperti sebelum-sebelumnya. Mereka berdua tak ingin kembaran perempuan mereka disiksa begitu kejamnya oleh sang papa.

Di sisi lain, Angga yang awalnya senang menjadi lesu kembali. Ternyata sulit sekali meyakinkan ketiganya. Dan si bayi kembar perempuan itu tampaknya lebih mendengarkan kedua kakaknya. Mungkin, karena terbiasa bergantung pada keduanya.

"Anak-anak, papa tahu kalian pasti tidak mempercayai papa. Tapi, kali ini papa benar-benar berjanji tidak akan jahat lagi. Jika papa jahat lagi, kalian bisa menghukum papa."

"Bo'ong!"

"Apa jahat!"

"Clalu bo'ong!"

Salah satu anak kembar yang laki-laki, tampaknya lebih muda dari yang lain berteriak keras. Menyangkal perkataan Angga. Dalam pikiran anak itu, Angga sudah menjadi pembohong besar yang tak dapat dipercaya. Mungkin karena pemilik tubuh asli banyak memberi bujukan yang berakhir sebuah kebohongan, jadi hilanglah sudah kepercayaan mereka padanya. Seperti pengembala domba yang banyak berbohong, akhirnya tak ada yang percaya padanya.

Dasar pemilik asli bajing*n!

"Ya... Papa sadar papa banyak bohong pada kalian sebelumnya. Tetapi tolong beri kesempatan agar papa bisa menjadi papa yang baik untuk kalian."

Tak ada yang menjawab. Ketiganya terdiam dengan pikiran masing-masing di otak kecil mereka. Sebenarnya mereka juga agak terbujuk dengan kata-kata papanya. Tetapi mereka takut jika sudah terlanjur percaya pada akhirnya akan kecewa.

Our Awesome Papa [END]Where stories live. Discover now