Twenty Two ?

2.5K 357 11
                                    

Malam hari pun tiba, setelah sesi makan malam bersama keluarga. GreShan Family satu persatu pergi meninggalkan area meja makan dan memilih kembali menuju kamar mereka masing masing terlebih lagi ke 4 gadis tersebut, sedangkan Gracio dan Shani lebih memilih menikmati momen berdua diruang keluarga sembari menyeruput secangkir kopi.

"Mas?"

"Iya? Kenapa?"

Shani yg sedang bersandar pada pundak Gracio itu pun mengangkat kepalanya sejenak lalu menatap sang suami.

"Mas yakin mau biayain semua kebutuhan kuliah chika? Biayanya ga murah mas buat menempuh pendidikan terlebih lagi jurusan kedokteran"

Gracio terkekeh pelan mendengar hal itu, ia memutar tubuhnya menghadap sang istri yg mungkin sedari tadi banyak melamun ternyata sedang memikirkan hal ini.

"Kamu tenang aja sayang, aku bakal biayain semua kebutuhan chika kok.. aku ga bakal lepas tangan gitu aja, kamu istri aku dan chika maupun christy sekarang juga anak aku. Harta aku juga harta kamu, jadi gausa ragu kayak gitu ya, aku janji bakal lakuin apapun buat masa depan anak anak kita"

Shani termenung memang setelah diskusi pada keluarga pada sore hari tadi, memang Shani terlihat memikirkan sesuatu untuk masa depan putri putrinya terlebih lagi Chika yg melanjutkan pendidikan.

"Apa yg kamu khawatirin shan? Kamu ga percaya sama aku?" Tanya Gracio

Shani menggeleng kuat membantah akan hal itu, bukan Shani bukannya tak percaya jika Gracio suaminya akan memenuhi semua kebutuhan putrinya, tetapi yg ia pikirkan adalah bagaimana cara dirinya membalas semua kebaikan yg Gracio berikan kepadanya meskipun keduanya sudah berstatus suami istri. Jika ditarik kembali pada awal pertemuan mereka didasari oleh permintaan mendiang mamah dari Zee dan Christy atau mantan istri Gracio.

Tanpa itu semua Shani tidak mungkin bisa berada dititik ini, titik dimana semua kebutuhannya terpenuhi dan bahkan ia tidak lagi harus banting tulang untuk membiayai pendidikan putri putrinya. Itulah yg Shani pikirkan, wanita paruh baya satu ini berpikir jika semuanya adalah sebuah Hutang yg dimana ia tak seharusnya mendapatkan semua ini jika mendiang mantan istri Gracio yaitu Anin masih hidup.

"Ma-mas, b-bukan gitu maksud aku.. aku cuma gatau gimana lagi balas kebaikan kamu, a-aku tau kamu s-sekarang suami aku.. t-tapi disisi lain, aku ngerasa gaenak sama kamu perihal ini mas. Aku udh ga ngapa-ngapain dirumah, cuma sekedar jadi ibu rumah tangga nyiapin sarapan pagi, bersih bersih rumah, nyiapin makan malam.. tugasku hanya itu itu aja, aku gatau harus gimana lagi berterima kasih sama kamu mas" Ungkap Shani

Tangan Gracio terulur menggenggam kedua pundak istrinya.

"Shani sayang, dengerin ya.. kamu udh sah istri aku, gausa ngerasa gaenak sama aku. Aku sebagai suami/kepala keluarga udh seharusnya membiayai atau menghidupi keluarga aku, terlepas dari mantan istri aku. Mungkin kamu kebayang bayang sama anin, tapi kita bisa bersatu atas amanah dari dia, amanah yg kita dapat dari anin mantan istri aku.. jadi aku mohon sama kamu, jangan lagi berpikir seperti itu tentang aku. Aku, kamu, chika, zee, christy sama reva sekarang keluarga, kita keluarga satu kesatuan. Sekali lagi aku mohon ya sama kamu jangan pernah lagi meragukan apa yg sudah aku lakukan shan" Pungkas Gracio yg setelahnya menarik sang istri kedalam dekapannya.

Terdengar suara isak tangis dari wanita paruh baya yg berstatus istri yg kini berada dalam pelukan Gracio itu. Gracio hanya memberikan sebuah elusan lembut pada bagian punggung istrinya yg kini kondisinya sedang naik turun karena menangis itu.

"Aku sayang sama kamu shan" Bisik Gracio

Shani semakin dibuat tenggelam dalam tangisannya setelah mendengar bisikan itu, selain bisa membuat nyaman Gracio juga bisa membuat sosok Shani berbunga bunga diusianya yg tidak lagi muda. Wanita paruh baya yg berstatus sebagai istri ini tidak bisa menutupi rasa bahagia dirinya atas nikmat yg diberikan oleh tuhan kepada dirinya terlebih lagi keluarganya.

Sweet Sister?Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon