Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nathaniel tidak bisa mengalihkan pandangan bahkan ketika dirinya sedang memberikan motivasi dan sambutan pada para mahasiswa baru di kampusnya.
Mungkin karena mata beningnya yang berhadapan tepat dengan Nathaniel ketika dia mencoba menolong anak itu, mungkin juga karena sifat kaku dan canggung yang Jade tunjukkan atau mungkin karena dia memang teralalu menawan hingga Nathaniel sulit untuk melepaskan pandangan.
Nathaniel tidak akan mencoba untuk mengelak, apapun alasannya tidak akan merubah fakta jika Nathaniel terus-terusan mencuri pandang ke Jade Hanuranda.
Ada perasaan bangga di hati Nathaniel ketika melihat Jade di kelilingi banyak orang. Itu sudah lebih dari cukup untuk meyakinkan Nathaniel jika keputusannya untuk menghilangkan tradisi OSPEK yang dipenuhi tekanan dan kekerasan adalah benar.
Jika mereka masih mengikuti tradisi, orang-orang seperti Jade, pendiam, kaku, dan tidak banyak bicara—mungkin tidak akan memiliki teman sampai akhir. Suasanya hangat adalah awal untuk menjalin hubungan yang pertemanan yang baik, Nathaniel harus membuat adik-adik tingkatnya ini berani untuk mengulurkan tangan pada sesama mereka dan menerima uluran tangan kakak tingkatnya.
Mengingat Jade yang berintraksi dengan banyak orang membuat Nathaniel tidak bisa menahan senyumannya.
Pintu Hall terbuka, mengampakkan Jade dan Biru yang berjalan beriringan, bersamaan dengan itu suara mic memenuhi ruangan karena Ethan merasa bosan di tengah istirahat kegiatan,
"Makanannya enak ga?"
Tanya Ethan melalui Mic yang langsung dijawab serentak oleh mereka, "ENAKK KAKKKK"
"Kurang ga?"
"Kalau ada lebih boleh si kak."
Celetuk salah satu orang yang ada di barisan depan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hana mengambil Mic yang ada di sebelah Ethan, "Tuh kak Nathaniel dengerin adek-adek tingkatnya mau makanan tambahan. Beliin dong, Kak Natha!"
Nathaniel yang masih duduk di sofa atas podium menghela napas, mulai lagi.
Ethan terkikik geli, "Lu ngomong ke Zein mintanya makanan. Kemurahan itumah. Ke Zein itu mintanya surat tanah di Kelapa Gading."
Hana semangat menimpali, "Ih masih murah itu Ethan, ke Nathaniel itu mintanya tambang batu bara."
Seorang adik tingkat tiba-tiba berteriak, "KALAU MINTA USER IG KAKAK BOLEH GAAA"
Semua orang terbahak, Ethan dan Hana mengompori dan Nathaniel menjawab,
"Kalau aku DM, kamu bales, ga?"
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA"
Ethan ambil ancang-ancang mau salto.
"KAK ZEIN GA BOLEH GITU NANTI KAK ARTHUR CEMBURUUUU"
Seru Hana yang semakin membuat suasana jadi panas. Orang-orang semakin heboh karena Arthur muncul dari balik pintu hall.
"Arthur terganteng sedunia jangan insecure ya, aku bakal selalu ada kok buat kamuuu"
Kalimat menjijikan dari Ethan itu membuat orang-orang terpingkal-pingkal sementara Arthur menahan diri untuk tidak mengumpat. Arthur bergegas ke belakang panggung, dia mending gulung kabel daripada harus berhadapan dengan kegabutan Ethan dan Hana.
"Kak Nathaniel tipe idealnya yang gimana?"
Nathaniel tidak mengalihkan padangan dari Jade ketika dia menjawab, dengan senyumnya yang manis, "Yang cantik."
Arthur berhenti untuk melihat arah pandangan temannya itu.
Terlalu banyak orang untuk terlalu cepat mengambil keputusan namun Arthur hanya bisa berharap, semoga siapapun yang Nathaniel maksud, bukanlah orang yang juga sudah mencuri hati Arthur sejak setahun yang lalu.
Jade tersenyum, wajah Arthur yang memerah itu lucu sekali.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
