SIDE 01

96 11 7
                                    


THE SIDE STORY


Chapter 01- Side Story


Nathaniel Zein.



Zein.



Kakeknya tidak pernah bosan untuk mengingatkan Nathaniel jika hal terpenting dari keluarga itu bukanlah kehangatan, melainkan kekuasaan dan jejak yang bisa diturunkan pada generasi selanjutnya.



Kakeknya adalah seorang pria yang dingin. Nyaris tidak pernah tergetuk oleh apapun. Lelaki itu selalu sendirian di ruangannya, jika ada yang menemani maka itu adalah tumpukan buku-buku di ruang kerja atau dokumen-dokumen yang harus beliau tinjau dan baca.


Dia tidak pernah tersenyum, bahkan ketika Nathaniel menjadi penurut atau menjadi pemenang. Pria itu rasa-rasanya bisa bertahan di tengah letusan gunung berapi karena dasar mereka sama, keras seperti batu-menyakitkan dan merusak seperti api.


Tidak membutuhkan waktu lama bagi Nathaniel untuk menyadari jika keluarganya tidak akan menunjukkan kehangatan seperti keluarga dalam dongeng yang Nathaniel baca waktu dia kecil. Keluarga mereka menyembah fakta jika mereka adalah keluarga berada, bermartabat dengan tahkta dan bergelimang harta. Di luar itu, apapun tidak begitu penting.


Karena itu Nathaniel percaya, dia dipaksa untuk percaya, jika dia hanya butuh dirinya sendiri.


Mungkin kakek juga begitu. Ah, tidak. Kakek memang menghabiskan hidupnya dengan cara seperti itu. Buktinya tidak ada siapapun yang bersedih ketika kakek di makamkan. Semua anggota keluarga bahkan tidak menanti sedetik lebih lama di tempat peristirahatan terakhir kakek begitu mereka mendengar langkah kaki notaris dibarengi dengan pengacara.


Bahkan cucunya sendiri. Nathaniel tidak sedih ketika kakek meninggal.


Dan bocah SMP itu tau jika ini tidak seharusnya terjadi. Dia tidak akan bertemu kakeknya lagi, tidak sampai kapanpun, namun Nathaniel tidak merasakan apapun.


Nathaniel percaya jika jalan hidup kakek adalah jalan hidup paling benar. Namun setelah apa yang terjadi hari ini, Nathaniel ingin punya teman.


Dia ingin ada orang yang menangis untuknya ketika dia mati nanti.


Siapa yang menyangka jika memiliki teman punya arti yang sama dengan menghancurkan kepercayaan yang telah Nathaniel pegang selama hidupnya. Dia selalu yakin jika dirinya tidak memerlukan orang lain, tambahan manusia berarti tambahan mata dan semakin banyak mata maka semakin mudah kelemahan Nathaniel akan ditemukan. Dia harus menjaga dirinya sendiri, dari apapun yang akan menjatuhkan martabat keluarganya.



Nama belakangnya punya harga yang terlalu mahal.



Dan waktu tiga tahun tidak mampu menebus itu semua. Nathaniel tidak memiliki seorang temanpun hingga dia lulus SMP, kendati dia ingin. Sangat ingin.

NAKED EMOTION || RM • JM✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang