04

126 26 21
                                    

Nathaniel baru saja ingin berbaring namun ponselnya lebih dulu berdering ribut, sekretaris himpunan menelponnya, "Zein, bang Juna nyindir himpunan di SGnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nathaniel baru saja ingin berbaring namun ponselnya lebih dulu berdering ribut, sekretaris himpunan menelponnya, "Zein, bang Juna nyindir himpunan di SGnya. Katanya kita terlalu pongah karena ga ngikutin tradisi pengkaderan. Beliau juga pin point beberapa pasal Ad/ART yang diubah tanpa persetujuan anggota mulia"



Zein memijat alis, "Lo istirahat aja, biar gua yang ngomong sama bang Juna."



Nathaniel sudah terbiasa menghadapi situasi seperti ini, pergantian kepemimpinan selalu meninggalkan jejak untuk mereka yang pernah merasakan kursi dan menjadi pembuat keputusan. Nathaniel mengerti rasa peduli itu akan selalu ada, tapi kekhawatiran yang tidak perlu akibat perubahan yang sudah dipertimbangakan dengan matang, itu sangat membuang-buang waktu.



Semua kebijakan itu sudah dipertimbangkan dan akan ada penyesuaian setiap pergantian. Kapan para alumni ini akan sadar jika komentar mereka dipertimbangkan atas dasar segan dan bukan karena itu benar-benar efektif.



Sambungan terhubung. Juna, mantan ketua himpunan tahun lalu.



"Bang"

"Gua ga ngajarin lo ngobrol ke senior lewat telepon. Besok datengin gua."

"Pembubaran panitia OSJUR dan LPJ bakal diadain lusa bang. lu dateng aja."

"Lu yakin mau ngobrol sama gua di lingkaran?"

"Emang itu tempat dan fungsinya lingkaran bang. Gua ga ada urusan sama lo di luar itu."

"Si Anjing."

"No bark, all bites kind of dog? I'm aware. Istirahat, bang. Kita ketemu lusa."


Selain terkenal karena label playboynya Nathaniel juga selalu dibicarakan karena ketenangannya dalam menghadapi tekanan, tidak peduli se-kacau apa situasinya, dia akan tetap tenang. Bahkan ketika kursi itu dibanting tepat di depan wajah dan ketua himpunan sudah pucat pasi karena para alumni berteriak mereka mulai tidak dihargai.


Dewan pengawas masih punya kuasa tapi tidak punya cukup kekuasaan untuk menggoyahkan Nathaniel Zein dan kepala batunya.



"Sampah lo semua! Begini cara lo menghadapi tradisi hah?!"



Arthur selaku staff himpunan yang membenci keributan, menendang kursi di depannya untuk menarik perhatian. Ironi, tapi persetanlah. Ia melipat tangan di dada dan ketika semua perhatian tertuju padanya, pria itu buka suara, dalam hati pria itu bergemuruh kemarahan tak terbendung. 



"Akui apa yang perlu diakui. Tradisi yang kalian jaga bertentangan sama apa yang coba diterapkan ke pemahaman mahasiswa. Agent of Change yang takut perubahan karena terikat tradisi? coba lawaknya yang lebih lucu lagi, bang."



NAKED EMOTION || RM • JM✔️Where stories live. Discover now