20. Celah di Tunas Muda

Mulai dari awal
                                    

"My baby cat! Lo nyariin gue? Gue gak ngundang orang suruhan bokap lo yang kemaren, sumpah. Mereka kayanya udah buntutin lo."

Marco yang berwajah panik itu berjalan mendekati Mira. Seolah kedatangan Mira ke tempat ini untuk melabraknya perihal tawuran yang dibubarkan orang suruhan ayahnya Mira.

"Lo berdua gak marahan karena gue, kan?" tambah Marco yang kini ganti menatap Anggara.

Kedatangan Marvin sempat membuat seisi ruangan ini menatapnya sejenak. Hingga pria itu berjalan begitu saja dan mematung di sudut ruang dengan bersedekap tangan.

Tanpa bicara, Marvin mencoba menangkap kejadian apa yang terjadi hingga membuat Mira berada di tempat ini. Dan mengambil alih fokus semua orang, yang padahal hari ini seharusnya membahas perkara hal lain.

"Co, kapan terakhir lo liat Edo di sekitar sini?" tanya Anggara pada Marco.

"Edo anak 75? Udah lumayan gak ada yang ngeliat. Kenapa emang?" Marco terlihat serius, lalu menoleh ke Mira.

"Apa Edo ngusik My baby cat?" tambah Marco dengan mata melebar sempurna setelah menoleh ke Mira.

"Orang sini gak ada yang manggil sahabat kamu Edo," spontan Anggara yang bergumam amat pelan, masih menatap Mira serius.

Marvin yang masih bersedekap tangan beraura dingin, segera menoleh dan menjawab. "Lebih tepatnya sapa orang suruhan Edo? Setau gue, Edo masi di luar kota."

"Bukan Edo yang itu. Tapi Edo sahabat gue. Gara, kamu tahu siapa yang bully Edo?"

Anggara langsung terkesiap, menoleh ke seisi orang yang ada di ruangan ini.

"Kezo! Gimana kabarnya Zack?" tetiba saja Anggara merubah topik.

"Dia belom masuk? Dia kenapa? Masalah sama bokapnya lagi? Kezo, gimana keadaan Zack?" gugah Neno yang langsung membuat seisi ruangan ini menoleh ke Marvin menunggu jawaban.

Marvin berdecak. "Bokapnya, tukang selingkuh. Parahnya, sama anak SMA. Dan Zack, gue gak ngerti arah pikirnya. Kalo sekarang topik masalah yang kalian bahas perkara Edo yang lagi keluar kota, mendingan gue cabut. Zack lebih butuh gue ketimbang lo semua."

Marvin mulai melangkah pelan.

"Kak Varo, sekarang dimana? Gimana sama mamanya? Setau gue, Om Benny suka main kasar," potong Mira yang hentikan langkah Marvin.

"Kalo lo ngerti si brengsek itu suka main kasar, kenapa lo gak cerita? Yang dibutuhin Zack saat ini, mungkin cuman keadilan buat mamanya. Itu berarti, keadaan saat ini penentu kehidupan Zack. Makanya dia balas dendam ke bokap brengseknya."

"Bentar-bentar," potong Neno mengarah kepalanya ke Aldo dan Haikal. Tapi sedetik kemudian dia yakin hal ini tak masalah andai dua remaja itu bungkam.

"Kami ngerti," komapak Haikal dan Aldo.

"Zack, gak bisa lepasin diri dari bokapnya?" tanya Neno yang kembali menoleh ke Marvin.

"Hem. Dia niat penjarain bokap brengseknya sambil nunggu keputusan sidang cerai. Gue gak mau Zack kelepasan. Gue cabut dulu."

Marvin kembali berjalan, tapi langkahnya kembali terhenti saat Frans memanggilnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Throw a diceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang