10. Edward Lee

14 10 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.
.

Edward Lee

.
.

"Gue pengen liburan ke Korea. Sayang papa belom ngasi, soalnya gak ada yang nemenin. Abis semesteran ntar, kita liburan bareng, yuk? Tenang, masalah apa pun, papa gue bisa urus semuanya. Gue kepengen ketemu Taeyong pas promosi NCT 127 come back."

Lucia merangkul lengan Naura, merengek lucu dengan mimik wajah layaknya bayi. Layaknya para idol saat ber-aegyo.

"Lo ke sana belom tentu bisa ketemu, Cia," jawab Naura mencoba menyadarkan sahabatnya. Tapi Lucia semakin membuncitkan sepasang pipinya.

"Gue mau temenin lo, Cia. Sapa tau pas itu gue dapet info casting di sana. Gak papalah dapet peran figuran yang cuman jalan, doang. Sapa tau kan rejeki gue?" Antusias membakar tubuh Helena, yang semakin membuat Naura menggeleng kepala dengan suara decakan tak percaya.

"Makin halu aja, nih. Please deh, nyari info yang bener dulu kalian berdua. Baru tentuin waktu ke sana. Bolos juga gak papa asal jadwal sesuai. Cia, pastiin Taeyong punya jadwal yang cocok pas kita ke sana. Pastiin juga bisa dapet tempat buat nonton acara musiknya, jangan lupa sama hotel, dan resto halal. Dan lo Na, cari info yang bener soal casting. Minimal minta pihak sekolah akting buat bantu. Jangan sampe kalian berdua kena tipu karena cuman modal halu tanpa nyari info lebih dulu. Uang emang bisa buat beli segalanya, tapi minimal kita gak kena tipu, right?"

"Gue gak mau, para sahabat gue salah arah. Casting dan jadi traine agensi gak bertanggung jawab. Harusnya, kalian pernah denger soal traine yang ketipu. Rugi waktu sama duit."

Ucapan Mira langsung membuat mata Helena dan Lucia berkaca, dengan anggukan kepala ringan.

"Na, lo punya kenalan yang pernah jadi figuran di sana?"

"Em ... Belom sih, Mir," spontan Helena.

"Lo harus punya, dan jadi temennya. Dia bisa kasih info buat lo, secara detail. Gimana yang tipu-tipu, sama yang beneran ikut jadi figuran. Kalo perlu, ikut kelas akting di sana, sebelom lebih jauh halunya. Buat perusahaan itu ngeliat bakat lo."

"Gue setuju sama Naura. Dengerin kalian berdua ucapan si paling detail dan realistis ini," timpal Mira sebelum dia diam membeku begitu tiba di depan cafetaria. Hal serupa juga terjadi pada Helena, Lucia dan Naura.

Pria berwajah kalem ini berjalan sendirian menghampiri Mira. Kelakuan yang membuat beberapa cewek Tunas Muda yang sebelumnya mengobrol dengan pria itu, kini tercekat tak percaya.

Rambut hitamnya tebal dan lurus natural. Terarah rapi, dengan bagian poni yang membuatnya berkesan pria tampan dan kalem.

Lucia pernah menjukukinya sebagai, Vernon cute versi kalem di Tunas Muda.

Throw a diceWhere stories live. Discover now