5. Anggara Archambault

21 16 1
                                    

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

.
.
.
.
.

Anggara Archambault
.
.

Pria yang katanya blasteran ini, nyatanya tak beda dengan murid Tunas Muda lainnya. Hanya saja, tubuhnya tinggi berotot sempurna, kulitnya sedikit lebih putih, dengan rambut kecokelatan jika terkena sinar matahari.

Rambut lurusnya bergaya Two block cut. Di mana bagian samping dan belakang rambut dicukur cukup pendek, sementara bagian atasnya dibiarkan panjang dan bervolume.

Sorot matanya tajam, seolah sepaket dengan dagu kokohnya yang berhasil membuat kesan maskulin.

Bisa dibilang diantara teman lainnya, tubuhnya lebih bongsor untuk ukuran siswa SMA kelas satu. Ditambah lagi selalu memakai berbagai jaket warna hitam yang membuatnya terlihat sempurna.

Mata Mira terbiasa oleh semua karisma yang terlihat pada Anggara. Mungkin bagi orang lain, pria ini dingin dan kasar. Mengintimidasi hanya dari sorot matanya yang tajam dalam wajah berahang kokoh.

Mira kerap kali menjulukinya sebagai, "Superman KW".

"Sorry, tadi motornya rewel bentar."

Pria itu mengulas senyum pagi ini. Kesalahannya ini membuat keduanya hampir saja telat, andai tak segera lajukan motor ini dengan kecepatan setara milik Rossi.

Gadis ini berwajah datar, bahkan raut kesal sama sekali tak terlihat pada wajahnya. Dia berjalan untuk duduk di motor yang dikendarai Anggara.

"Apanya lagi?" tanya Mira yang sudah memakai helm.

Sedetik kemudian dia tinggikan alis begitu melihat dari kaca spion motor, ada lebam di dagu Anggara yang tertutupi helm.

"Kelahi lagi?" Mira bersuara dingin.

"Aku baik-baik aja, kok. Cuman lebam dikit."

"Sama yang sebelomnya?"

Anggara tersenyum dengan menutup kaca helm, lalu tancap gas tanpa menjawab pertanyaan Mira.

Sepasang kekasih ini, mungkin bagi orang lain merupakan hubungan yang tak ada istimewanya. Terlalu dingin dan membosankan.

Terlalu serius dan terkesan tak ada keromantisan yang spesial.

Tapi nyatanya, hubungan ini sudah berjalan lama tanpa disadari oleh orang lain yang sering mengaku keduanya begitu membosankan.

Anggara di mata Mira boleh saja menjadi lelaki normal tanpa banyak omong kosong, seperti tipe idamannya selama ini.

Tapi bagi orang lain, mungkin jauh berbeda.

Pria ini tak sepenuhnya irit bicara seperti Mira. Karena pada kenyataannya, Anggara hanya terlalu serius dan fokus, itu saja.

Dia tetap menjadi lelaki penuh senyum saat bersama teman lainnya. Bagi Mira, Anggara bukan pria sedingin itu.

Mungkin dalam hubungan ini, pihak yang membosankan adalah Mira yang terlalu irit bicara. Tak seperti gadis lainnya, yang feminim dan manja saat bersama kekasihnya.

Throw a diceजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें