BAB 3-

2.4K 73 0
                                    

Aze dan leo pun bercerita di ruang tamu dengan banyak nya pengawal yang mengawasi, aze tidak takut ia senang karena adik nya di jaga dengan baik oleh para bawahan ayah nya itu

"Aze! Aku juga ingin menjelajahi dunia..." ucap leo penuh semangat

Aze tak menjawab, bukan nya ia tak memperbolehkan leo ikut dengan nya, melainkan ia takut jika ada hal-hal buruk yang akan terjadi pada adik nya tersebut, ia takut jika hal itu terjadi pada adik kesayangan nya.

"Aze... Jawab dong..."

"Aku tidak bisa membawa mu leo, bagaimana pun juga kau harus tetap di sini, aku sudah besar sedangkan kamu masih kecil, jika hal buruk terjadi pada mu bagaimana? Tidak mungkin kan kita menjelajahi dunia dengan jejak yang sama? Kita punya jalan masing-masing"

Mendengar perkataan aze itu membuat leo berpikir keras, sebenarnya menjelajahi dunia itu menakutkan atau menyenangkan?

"Tapi..."

"Tidak ada tapi-tapi, kamu harus tetap hidup dengan aman di penthouse ini, kamu anak kesayangan daddy kan? Daddy juga tidak akan memperbolehkan kamu pergi"

"Hiks... Hiks... Hiks... Aze jahat! Huaaa!!!" tangis pecah leo dengan memukul dada aze

"Huft..."

Aze pun menghela nafas nya berat, ia juga tak rela melihat adik kesayangan nya ini menangis cuma karena hal sepele seperti itu, namun apa boleh buat? Dunia luar itu mengerikan, apa lagi bagi leo yang jarang keluar.

"Aku rasa sebentar lagi aku akan pergi lagi, besok? Atau malam ini ya?"

"Jangan pergi lagi Hiks... Hiks... Hiks... Aze harus tetap di sini! Temenin leo..."

"Aku tidak bisa berlama-lama di sini, aku banyak urusan dengan teman-teman ku di luar sana"

Setelah berkata demikian aze pun memeluk leo dengan erat, seakan-akan itu adalah pelukan terakhir nya

"Aku akan pergi, jaga diri mu baik-baik, jadi lah anak yang bebas jika umur mu sudah mencukupi, aku yakin kamu akan bebas pada waktu nya, aku akan kembali setelah kamu menjadi anak yang kuat dan bebas, aku tunggu waktu kebebasan mu." ucap aze lalu tersenyum lebar, senyuman itu mengandung banyak arti namun leo tak mengerti apa yang di maksud Aze

"Selama ini aku bertahan hanya untuk melihat mu sudah sukses dengan cara mu sendiri, alasan ku untuk hidup di dunia ini hanya untuk melihat mu bahagia lepas. Tak ada alasan lain." ujar aze lalu melepas pelukan nya dan tersenyum kepada leo

"Sudah waktunya aku pergi, leo jaga diri mu baik-baik ya! Lain kali kita bertemu kembali!"

Setelah berkata demikian aze pun mencium kening leo, ia tersenyum lalu pergi dari penthouse itu.

"AZEEE!" Teriak leo dengan sangat keras, namun aze tak menanggapi nya ia hanya tersenyum dan meneteskan air mata nya

"Jadi lah anak yang bebas, leo." ucap aze saat keluar dari perkarangan penthouse besar dan tinggi itu

Kini aze telah pergi jauh dari penthouse itu, ia telah kembali bersama teman-teman nya untuk menjelajahi dunia, lautan, dan daratan.

Kira-kira kapan ya Aze bertemu leo kembali?
Besok? Nanti? Atau tahun depan?
Haha entah lah, kita tunggu saja waktunya.

"Aze... Hiks... Hiks... Hiks..." tangis leo yang belum berhenti sedari tadi

Mendengar suara tangisan yang cukup menyakitkan tadi Erik pun datang dan menghampiri leo, ia menguatkan leo supaya ia tak menangis lagi, namun nihil.

"Tuan kecil... Sudah jangan menangis lagi, nanti tuan besar marah kalau tuan kecil menangis terus..." ucap erik berusaha menenangkan hati leo yang sedang rapuh itu

Leo tak menjawab, ia pergi ke kamar nya dan meninggalkan erik begitu saja tanpa di perdulikan sama sekali

Tanpa leo sadari, Aze telah meninggalkan sebuah kertas beserta boneka yang ia tinggalkan untuk leo, itu sebagai tanda salam perpisahan.

"Surat? Boneka? Dari Aze?" ucap Erik saat melihat sebuah kertas yang bertuliskan nama aze dan boneka kecil yang mirip dengan nya

"Ini pasti sangat penting untuk tuan kecil, saya harus memberikan nya pada tuan kecil." ucap erik lalu pergi ke kamar leo

"Tunggu! Ada surat lagi ternyata" ucap erik lalu mengambil surat itu dan membawa nya pergi ke kamar leo

-

-

-

-

𝙱𝚎𝚛𝚜𝚊𝚖𝚋𝚞𝚗𝚐...

Daddy Posesif | END ✔Where stories live. Discover now