Extra Part II

7.5K 300 13
                                    

"Suka?"

Pertanyaan dari suaminya membuat Kalila menoleh, kemudian mengangguk dengan semangat dan mata yang berbinar menatap Abit. Kemudian gadis itu kembali menatap pada menara Eiffel yang begitu terang karena lampu-lampu. Ini pertama kalinya Kalila keluar negeri, pertama kalinya juga dia naik pesawat kemarin.

"Suka banget, Mas. Nanti kapan-kapan kita ke sini lagi, ya?"

Abit tersenyum lebar, melihat Kalila yang begitu antusias membuat Abit benar-benar tak ingin ini cepat berlalu, dia ingin melihat senyum Kalila, ingin Kalila bahagia karenanya. Pria itu menarik sang istri ke dalam pelukannya, menyandarkan kepala Kalila di dadanya, membuat Kalila dapat mendengar suara detak jantungnya.

"Jantungnya Mas kencang banget suaranya," ungkap Kalila.

Abit tertawa, dia malu saat Kalila mengatakan hal tersebut. Jantungnya memang selalu berdetak kencang apabila berada di dekat Kalila, bahkan saat dia memeluk Kalila, detaknya sama sekali tak bisa dinetralkan.

"Kan bukti kalau Mas itu cinta sama kamu," balas Abit.

Tangan pria itu bergerak mengelus rambut sang istri, membuat Kalila rasanya ingin tertidur karena elusan Abit yang membuatnya nyaman. Namun, Kalila tak bisa, karena ada hal yang perlu dia tanyakan pada suaminya.

"Kenapa tiba-tiba ngajakin honeymoon di Paris?" tanya Kalila.

"Paris 'kan romantis."

Hanya itu yang dijawab Abit pada Kalila, membuat Kalila mendengkus kesal. Dia tahu, Paris adalah tempat yang romantis, dia sering melihat artis-artis mengatakan bahwa Paris merupakan tempat yang paling indah untuk honeymoon, tapi dia tak menyangka kalau alasan suaminya mengajak dia honeymoon di Paris karena Paris tempat yang romantis.

"Itu doang, Mas?" tanya Kalila lagi.

Abit mengangguk, tetapi tak lama dia berkata, "Iya, Mas sebenarnya bingung mau bawa kamu ke mana, kata Kalula sama Indi bawa ke Paris aja."

Ah, Kalila kini tahu kenapa suaminya membawanya ke Paris. Dulu Kalila pernah bercerita dengan kedua orang yang namanya disebut Abit, dia ingin ke Paris suatu saat, ternyata kedua orang itu mengatakan pada Abit.

"Nanti habis dari Paris, kita jalan-jalan ke negara lain. Kamu mau ke mana?"

"Serius, Mas?"

Mendengar pertanyaan Abit, Kalila langsung menjauhkan kepalanya dari dada Abit, kemudian menatap Abit dengan mata berbinar, membuat Abit suka melihat mata sang istri yang terus menunjukkan binar kebahagiaan. Pria itu tersenyum geli, kemudian dia menarik kepala istrinya, membuat Kalila terpejam saat sadar apa yang akan suaminya lakukan padanya. Bibir Abit mendarat di matanya, mengecup mata Kalila, kemudian kedua pipinya, hidungnya, mengecup sejenak bibir Kalila, lalu terakhir mengecup kening Kalila lama.

"Mas akan berusaha buat kamu bahagia, dengan cara apa pun," ungkap Abit.

***

Kalila mengeratkan selimut yang dia gunakan agar tak melorot. Saat ini tubuhnya hanya ditutupi oleh selimut tebal, begitu juga dengan suaminya yang masih terlelap tidur lantaran aktivitas mereka semalam. Jika mengingat apa yang terjadi semalam, membuat pipi Kalila kembali bersemu merah, apalagi saat Abit semalam memperlakukan dia sangat lembut, bak kaca yang mudah pecah.

Ah, kalau mengingat yang semalam, membuat Kalila tak pernah berhenti tersenyum. Istrinya Abit itu membalikkan tubuhnya hingga menghadap pada Abit, matanya meneliti tiap sudut di mata Abit. Bibir Abit merah alami, mungkin karena tak merokok. Kemudian bulu matanya juga lentik, Kalila baru menyadari itu.

Selain itu, setelah beberapa bulan mereka kembali bersama, tubuh Abit terlihat lebih berisi dari yang dulu. Tangan Kalila bergerak mengelus lembut wajah Abit yang mulus, menepuk-nepuk pelan hingga membuat suaminya terusik.

KALILA (NOVEL TERSEDIA DI SHOPEE DAN TIKTOK)Where stories live. Discover now