12-Syarat Pernikahan

88.2K 4.3K 73
                                    

"Pak Abit, pagi ini kita bisa lang—" suara Kalila memelan saat melihat keberadaan wanita paruh baya di dapur apartmen Abit. "—sung"

Gadis itu yakin, orang yang ada di dapur apartemen Abit kali ini adalah ibu Abit. Kalila yakin itu, apalagi saat dia melihat pada wajah wanita di depannya yang mirip dengan Abit. Tak lupa juga dengan penampilan wanita itu sangat terlihat kalau dia adalah wanita sosialita.

"Kamu siapa?" tanya Mona—mama Abit—dengan mata yang melihat pada Kalila dari atas ke bawah. Pandangan mata sinis dari Mona membuat Kalila kurang nyaman.

Baju yang Kalila pakai, Mona sangat ingat kalau itu adalah baju yang pernah dia belikan untuk Abit, tapi kenapa gadis di depannya ini yang memakai baju Abit.

"Tante, jangan salah paham dulu, saya sama pak Abit gak ngapa-ngapain, saya hanya numpang nginap di sini," jelas Kalila takut-takut ibu dosennya ini salah paham.

"Kamu siapa?" tanya Mona lagi, kemudian wanita itu maju menghampiri Kalila.

Melihat Mona yang maju menghampirinya, Kalila mundur selangkah, dia tak nyaman dengan keberadaan ibunya Abit, menatapnya dengan tatapan intimidasi.

"Eh."

"Kamu siapa?" ulang Mona mengintimidasi Kalila.

Kalila menggaruk tengkuknya, kemudian menjawab, "Saya Kalila, Tante."

Tubuh Mona menegang mendengarnya. Kalila? Apakah ini Kalila ini yang dimaksud anaknya? Gadis yang sudah dihamili Abit? Gadis yang mengandung cucunya? Tatapan mata Mona berubah sendu, membuat Kalila mengernyit heran dengan perubahan wanita di depannya. Tangan Mona juga bergerak, mengelus lembut pipi Kalila yang halus serta berisi. Bukankah pipi Kalila yang berisi menunjukkan kalau gadis ini makan banyak karena hamil?

"Kalila?" tanya Mona memastikan.

Kalila mengernyit heran, tetapi tetap mengangguk menjawab pertanyaan Mona.

"Iya, saya Kalila."

"Kamu ... Kalila?"

"Iya, ada apa, Tante?"

Mona baru saja berniat untuk mengeluarkan suaranya, tetapi urung kala Abit datang, menegur keduanya yang berada di dapur apartemennya. Hal itu membuat Mona langsung menoleh pada Abit, sementara Kalila mundur membiarkan kedua orang itu berbicara. Barangkali keduanya ada hal penting yang ingin dibicarakan.

"Dia 'kan?" tanya Mona pada Abit seraya menunjuk Kalila yang diam di tempatnya. Mendengar itu, Abit menunduk kala mengingat kalau Kalila pastinya akan tetap menggugurkan kandungannya.

"Abit," panggil mamanya pelan serta lembut, membuat Abit mendongak, menatap mamanya.

Mona jelas melihat ada kesakitan yang disembunyikan oleh anaknya, ada kekecewaan yang disembunyikan Abit, Abit benar-benar rapi menyembunyikan semuanya.

"Iya, Ma. Kalila yang Abit cerita," ujar Abit.

Sementara Kalila yang mendengarnya langsung terkejut, Abit menceritakan pada keluarganya. Kenapa jadi seperti ini? Ini benar-benar menyusahkan dirinya. Sedangkan Mona, langsung menghampiri Kalila, dia bahkan langsung memeluk Kalila erat, membuat Kalila terperangah akan Mona yang tiba-tiba memeluknya.

"Maafin Abit, dia udah cerita semuanya. Tante mohon maafin Abit," kata Mona dengan dia yang masih memeluk Kalila, jelas hal itu membuat tubuh Kalila menegang.

"Izinkan Abit untuk bertanggung jawab, menikahlah sama Abit demi anak kalian."

Kalila menggeleng, membuat Mona langsung melepaskan pelukannya dan menatap Kalila dengan tatapan bertanya.

KALILA (NOVEL TERSEDIA DI SHOPEE DAN TIKTOK)Where stories live. Discover now