Prolog

264K 7.4K 22
                                    

"Saya akan tanggung jawab, Kalila," ucap Abit pada Kalila yang tengah menangis di sudut kanan sofa.

Tubuh keduanya sama-sama polos tanpa sehelai benangpun, membuat Abit benar-benar tak habis pikir dengan apa yang telah dia lakukan pada mahasiswi bimbingannya. Dia tak sadar, tak tahu apa saja yang terjadi semalam. Pria itu bangun-bangun sudah melihat keberadaan Kalila di sofa, menangis dengan tangan yang memegang erat bajunya untuk menutupi bagian dada. Sementara jaketnya kini berada di paha Kalila.

"Tanggung jawab? Tanggung jawab dalam bentuk apa, Pak? Hah? Saya sama sekali gak punya niat untuk menikah muda, Pak. Gimana sama kuliah saya? Gimana sama karir saya?" oceh Kalila seraya menangis sesenggukan.

"Biar bagaimanapun, saya akan tanggung jawab Kalila, dan menikah adalah satu-satunya cara saya untuk bertanggung jawab."

Kalila yang tadinya menangis tergugu di sudut kanan sofa, pun menoleh pada Abit. Gadis itu menatap tajam Abit kala mendengar perkataan Abit. Apa dosen pembimbingnya tuli? Dia sudah mengatakan tadi kalau dia tak mau menikah muda, dia masih ingin mengejar karirnya.

"Kalau begitu saya gak butuh tanggung jawab, Pak Abit. Anggap saja semuanya gak terjadi apa-apa," pungkas Kalila.

KALILA (NOVEL TERSEDIA DI SHOPEE DAN TIKTOK)Onde histórias criam vida. Descubra agora