18: Hari Bahagia Dewa Asmara

6.7K 490 32
                                    

Ini kan yang kalian tunggu-tunggu🤯

Jangan lupa vote dan komentar nyaa💞💞

🦋🦋🦋🦋

"Asmara, boleh saya membagi cerita denganmu?"

Asmara menyentuh bahu Dewa dan memundurkannya, Asmara menatap lekat wajah Dewa yang tampak sendu.

"Apa yang mau mas ceritain?" Tanya Asmara menyingkirkan helai rambut Dewa yang sedikit menutupi alis tebal pria itu.

"Kamu tahu, sebelum ayah meninggal. Ayah pernah memaksa mas untuk menikah dengan anak dari Gubernur, tapi mas menolak. Ayah marah, dan dia tetap memaksa mas untuk menikah dengan anak Gubernur itu, pada akhirnya mas pasrah dan setuju karena mas tidak mau melawan orang tua."

"Tetapi waktu itu mas tidak sengaja mendengar percakapan ayah dengan Gubernur itu lewat telepon, mas marah saat tahu jika ayah menjodohkan mas karena ayah ingin mendapatkan jabatan tinggi. Mas menolak keras perjodohan yang ayah rencanakan, tidak peduli jika nantinya mas akan di usir dari rumah, mas tidak akan mau menerima perjodohan itu."

Dewa menghentikan sejenak ucapannya, dia menatap jalanan desa yang sepi di depan.

"Ayah mendiami mas karena masalah itu, dan yang membuat mas marah, ayah selalu mengejek profesi mas yang saat itu masih menjadi anggota Basarnas. Karena itu mas jarang pulang ke rumah, tidak lama setelah itu tiba-tiba mas dikabari ibu jika ayah meninggal karena serangan jantung. Mas sangat terpukul, ayah pergi saat mas belum mengucapkan kata maaf. Sejak saat itu, mas benar-benar tidak pernah pulang ke rumah, tetapi bukan berarti mas sudah tidak sayang dengan ibu dan adik-adik, mas hanya tidak mau kenangan-kenangan itu kembali terulang."

Asmara menganggukkan kepalanya, satu tangannya mengusap lembut bahu Dewa.

"Apa mas Dewa nggak mau memperbaiki hubungan dengan adik-adik mas? Walaupun ibu kalian berbeda, tetapi di tubuh kalian mengalir darah ayah yang sama."

Dewa menundukkan pandangannya, ia menggelengkan kepalanya. "Anjani yang bilang sendiri jika dia ingin memutuskan hubungan keluarga dengan mas."

Asmara menghembuskan nafasnya, permasalahan keluarga Dewa sedikit rumit rupanya. Satu tangan Asmara terulur untuk mengambil kue buatannya. Ia sodorkan di depan mulut Dewa yang membuat Dewa terkejut dan reflek memundurkan kepalanya.

"Ini buatnya pakai cinta, spesial cuma buat mas Dewa." Asmara menampilkan senyuman manisnya, berusaha mencairkan suasana.

Dewa tidak bisa lagi menahan senyum, ia menerima suapan kue yang Asmara berikan. Kedua alis Dewa terangkat saat merasakan kue buatan Asmara.

"Enak, cuma nanti manisnya kurangin ya? Soalnya mas lebih suka manisnya senyumanmu dari pada kue ini."

Asmara salah tingkah mendengarnya, tetapi ia tersadar saat mendengar beberapa kata terakhir yang Dewa ucapkan.

"Eh, berarti mas enggak suka sama kue buatanku?" Wajah Asmara tampak kesal.

Dewa menatap Asmara dengan raut wajah yang panik, sepertinya ia salah bicara.

"Su—suka, mas suka kok. Maksudnya itu... "

Dewa menghentikan ucapannya saat melihat wajah Asmara yang sedang cemberut, kedua alis Asmara tampak menekuk. Sangat menggemaskan

Dewa Asmara | TamatWhere stories live. Discover now