8: Menjadi Kekasih Mas Dewa

8.7K 564 63
                                    

Halo lagi kalian, jangan lupa vote dan komentarnya.

Asmara-ku Yang Sempurna
Karya: Raden Sadewa

Asmara-ku...

Wajahnya yang indah membuatku tak mau berhenti untuk memandangnya

Senyumnya yang manis membuatku tak berhenti tersenyum dalam kesendirian

Asmara-ku...

Tidak ada alasan bagiku untuk tidak mencintai-mu.

🦋🦋🦋🦋

"Semuanya Asmara, tolong obati saya. Kalau boleh cium saja biar langsung sembuh."

Asmara mengerutkan dahinya dia terdiam mendengar apa yang Dewa ucapkan tadi, Dewa yang melihat respon Asmara pun kembali berakting.

"Aws.. Asmara sakit" Dewa memejamkan matanya dengan kedua tangan yang menutupi dahinya.

"Astaga Pak Dewa, ada apa?" Adam dengan wajah paniknya menghampiri Dewa.

Bukan ini reaksi yang Dewa inginkan, Dewa tidak berharap Adam menghampirinya tetapi Dewa ingin Asmara segera menariknya ke tempat sepi dan mengobatinya.

"Ada apa?" Adam bertanya pada Asmara.

"Em.. Itu tadi kena peluru ketapel." Jawabnya.

"Belikan hansaplast" suruh Dewa pada Adam.

"Saya ob—

"Sekarang!"

Adam pun mengangguk patuh dan segera pergi melaksanakan perintah yang diberikan oleh Dewa. Setelah kepergian Adam raut wajah Asmara terlihat tidak tega melihat Dewa yang meringis kesakitan.

"Kebetulan di sini dekat dengan UKS desa, mau aku obati di sana enggak mas?" Tawar Asmara malu-malu.

Mendengar itu kedua mata Dewa yang semula terpejam kini terbuka, namun raut wajahnya masih sama sedang menahan sakit yang di lebih-lebihkan.

"Boleh, ini sakit sekali."

Asmara tanpa ragu menarik satu lengan Dewa yang sedang tidak menutupi kening itu agar mengikuti langkahnya hingga kini mereka berdua telah sampai di sebuah ruangan yang terdapat beberapa brankar yang dibatasi oleh gorden serta terdapat juga lemari-lemari yang berisi obat-obatan. Asmara menyuruh Dewa untuk duduk di salah satu brankar, sementara dia mencari kotak P3K untuk mengobati luka Dewa.

Dewa sudah tidak lagi memegang keningnya pria itu menatap Asmara yang sedang mengambil kotak P3K. Ringisan Dewa tidak bohong, keningnya memang terasa sakit dan berkedut setelah beberapa saat peluru ketapel tersebut jatuh ke tanah. Untung saja yang bermain ketapel itu anak-anak, jika orang dewasa sudah pasti Dewa tidak akan membiarkannya.

Setelah mendapat apa yang dibutuhkan Asmara pun kembali mendekat pada Dewa dan duduk di samping pria itu. Dapat Asmara lihat pada kening Dewa di bagian kiri terdapat benjolan yang tidak terlalu besar dan benjolan tersebut sedikit mengeluarkan darah, Asmara yang melihatnya saja meringis ikut merasakan bagaimana sakitnya.

"Sakit banget pasti." Gumam Asmara sembari menuangkan sedikit obat cair pada kapas.

Dewa mendengarnya dia hanya tersenyum, lalu satu tangan kekarnya tampak menyentuh lembut paha Asmara dan berkata.

Dewa Asmara | TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang