11: Mencuri Hati Calon Mertua

5.8K 463 35
                                    

Hai, jangan lupa tinggalkan vote dan komentarnya

🦋🦋🦋🦋

Dewa melepaskan pelukannya, mata teduhnya kini menatap mata sang kekasih yang seolah-olah sedang tersenyum padanya. Dewa sedikit menunduk dan mendekatkan wajahnya, sehingga kini hidung mereka saling bersentuhan.

Senyum Dewa terukir saat melihat kedua pipi kekasihnya yang tampak merona, dijauhkan wajah Dewa agar tidak sangat berdekatan dengan Asmara.

"Asmara, boleh mas Dewa cium?" Tanya Dewa dengan tatapan penuh harap pada Asmara.

Asmara tersenyum malu-malu, lalu kepalanya mengangguk perlahan tanda menyetujui apa yang Dewa harapkan.

"Boleh."

Dewa kembali mendekatkan wajahnya. "Bagian mana yang mau di cium?" Bisik Dewa.

Pipi Asmara tampak semakin merona mendengar suara berat milik pria di hadapannya itu, kedua tangan Asmara terangkat untuk memukul pelan dada bidang Dewa yang terkekeh saat melihat Asmara yang salah tingkah karenanya.

"Mas Dewa ..."

"Iya sayang, Mau bagian mana yang di cium?" Dewa semakin gencar menggoda Asmara.

Asmara tiba-tiba memutar badannya sehingga membelakangi Dewa. "Enggak usah cium aja."

Dewa tertawa mendengar balasan Asmara, kedua tangan pria itu melingkari pinggang kekasihnya. Dewa mengeratkan pelukannya dan ditaruh dagunya di atas bahu Asmara sehingga kedua pipi mereka saling bersentuhan.

"Kamu tahu Asmara?" Asmara menggelengkan kepalanya.

"Apa kamu tahu, apa penyebab mas Dewa selalu merindukan kamu?"

"Wajah cantikmu, senyuman manismu, yang membuat bunga-bunga serta manisnya madu tersingkirkan itu, membuat mas Dewa selalu rindu."

Asmara semakin tersipu, dia terkekeh mendengar ucapan romantis Dewa yang selalu membuatnya terbang ke angkasa. Usapan lembut dapat Dewa rasakan pada punggung tangannya.

"Tetapi sayangnya, kamu sudah ada yang melamar." Gurau Dewa.

Asmara menghentikan usapan lembut pada punggung tangan Dewa, dengan cepat gadis itu membalikkan tubuhnya. Wajahnya memberengut kesal mendengar ucapan dari Dewa tanpa tahu jika itu sebenarnya hanya sebuah gurauan.

"Ih! Kan tadi aku bilang, aku enggak terima lamarannya."

"Tidak tahu nanti." Balas Dewa yang mati-matian menahan tawanya saat melihat wajah kesal Asmara.

"Oh, jadi Mas Dewa mau aku sama dia? Yaudah." Asmara memalingkan wajahnya.

Dewa tertawa kecil lalu satu tangannya menarik dagu Asmara agar kembali menatapnya. "Gemas sekali kamu," Dewa mencubit kecil pipi Asmara.

Asmara tidak bisa lagi menahan senyumannya, dia memalingkan wajahnya agar bisa menyembunyikan senyumannya walaupun itu sangat mustahil.

"Jadi cium enggak?" Tanya Asmara tanpa menatap Dewa.

Tanpa menjawab Dewa mencium kening, serta kedua pipi Asmara. "Bibir nanti saja, kalau sudah menikah."

🦋🦋🦋🦋

Bani melangkahkan kakinya mendekat pada Andri yang sedang duduk santai di depan balai dengan beberapa pengurus desa di sana. Kehadiran Bani sungguh tidak mengganggu Andri sama sekali, karena ia pun sedang mengobrol santai.

Dewa Asmara | TamatWhere stories live. Discover now