With Vanelo

419 12 0
                                    

Angin sepoi-sepoi menghantam rambut seorang gadis, membuat rambut itu berantakan. Gadis itu adalah Verlin, sore ini ia habiskan untuk bersantai di taman kota, taman yang dipenuhi dengan pohon-pohon yang menghiasinya tak lupa pula dengan lampu yang beraneka bentuk tertata rapi disana.

Verlin menghembuskan nafas gusar, ia dilarang oleh ke dua abangnya untuk ikut dalam pencarian Fares dan disuruh untuk beristirahat saja dirumah, namun pada dasarnya verlin adalah orang yang tak bisa diatur, ia bosan dirumah dan pergi ke taman.

Puk

Seseorang menepuk pundak verlin.

"Ck lama!" Kesal verlin, ya verlin sedang menunggu seseorang di taman, dan yang ia tunggu adalah vanelo.

"Maaf, jalan macet" vanelo duduk disamping verlin.

"Gimana hasilnya?" Tanya vanelo.

"Ntahlah, bang Rehan dan bang Andre bilang aku cukup menunggu hasil saja, mungkin masih dalam proses pencarian dan bang Rehan mungkin juga mengikut sertakan para bawahannya untuk pencarian ini" jelas Verlin, vanelo mengangguk saja.

"Gak bosen? Jalan yuk atau mau night ride?" Tanya vanelo.

"Gak seru night ride lebih seru balapan " ucap verlin dengan santai dan mendapat respon jitakan pada kepalanya.

"Balapan-balapan, gak baik balapan terus" peringat Vanelo.

"Bodo sih, yang penting senang" verlin hanya menampil kan wajah congah nya.

"Jadi mau ngapain? Belanja ke Mall? Ke cafe?" Tawar Vanelo, namun verlin tetap diam sambil memikirkan nya.

"Gimana kalo main kerumah kamu aja?" Ucap Verlin.

"Kamu mau? Tapi kita ke apart aku aja ya? Soalnya mama sama papa juga ngak di rumah, aku tinggal di apart sekarang "

"Oh yaudah, ayo" ucap verlin

*******
Disinilah mereka sekarang, di apart vanelo.

Verlin tampak sibuk dengan TV vanelo, sedangkan vanelo berada di dapur menyiapkan makan malam untuk mereka.

"Huftt" lagi-lagi Verlin menghembuskan nafasnya gusar, tampak bosan dengan acara yang di tampilkan TV, ia berjalan menuju dapur untuk menemui vanelo.

Tampak vanelo dengan celemek di tubuhnya sangat fokus memasak, verlin menatap punggung vanelo dengan kagum, ia suka pesona vanelo saat ini.

Verlin berjalan mendekati vanelo.

Hap

Verlin memeluk vanelo dari belakang membuat sang empu kaget dan menghentikan aktivitas nya.

Verlin memeluk vanelo dari belakang membuat sang empu kaget dan menghentikan aktivitas nya

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

"Lepas dulu lin... Aku lagi masak" ucap vanelo.

"No, masak aja aku peluk" ucap verlin sambil tetap bergelayut di lengan Vanelo.

Verlin berkata seperti itu tanpa tahu bagaimana wajah vanelo yang telah memerah tidak hanya wajah kuping serta lehernya ikut memerah dengan perlakuan tak biasa verlin.

"Susah Lin... Lepas dulu, nanti masakannya gosong" jelas vanelo, dengan berat hati akhirnya Verlin melepaskan vanelo dan duduk di meja pantry.

"Males ihh, vanelo pelit" ucap verlin dengan mengerucut kan mulutnya, ia terlihat sangat imut sekarang.

"Shit! Kenapa dia bertingkah seperti itu.. sangat imut. Jantung ku rasanya mau copot" batin Vanelo.

Tak tahan dengan tingkah verlin, vanelo mematikan kompornya dan mendekat pada verlin.

"Kenapa hm? Kenapa manja banget sekarang?" Tanya vanelo gemas, ia memeluk verlin dan di balas sang empu.

Verlin juga bingung pada dirinya sendiri, entah kenapa rasanya ia ingin bermanja-manja dengan sang vanelo.
Saat ia berada di dekat vanelo ia merasa aman, hal itu membuat nya ingin terus disisi cowo itu dan bermanja.

"Jangan cuekin aku" ucap verlin dengan suara terendam karena masih memeluk vanelo.

"Ngak ada yang cuekin kamu, aku lagi masak gak bisa ditinggal" jelas vanelo, Verlin diam tak menyahut.

"Lepas dulu, ayo makan. Makanan nya udah jadi." Verlin mengangguk dan melepas pelukan mereka.

Mereka makan dengan khidmat tanpa ada suara.

Selesai makan verlin mencuci piring di wastafel dan langsung menyusul vanelo yang sedang duduk diruang tamu sambil menonton TV.

Verlin mendekat, duduk di atas pangkuan vanelo dan menyandarkan kepalanya pada dada vanelo.

Vanelo tak mempermasalahkannya dan malah mengusap kepala verlin dan mengecup pucuk kepalanya, tak lama terdengar dengkuran halus milik verlin yang menandakan sang empu telah tertidur.

Vanelo mengangkat verlin dan membawanya ke kamar, membaringkan tubuh verlin dan ikut masuk ke dalam selimut.

"Sweet dream" ucap vanelo mengecup pipi verlin dan ikut menyusul ke alam mimpi.

Transmigrasi Verlin (END)Där berättelser lever. Upptäck nu