CHAPTER 31

6.5K 439 33
                                    

سْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

Terdengar suara pintu terbuka lalu memperlihatkan Zafran yang baru saja selesai mandi. Ia melihat sekeliling, namun ia tidak menemukan keberadaan istrinya, mungkin di dapur batin nya, terdengar suara notifikasi handphone nya lalu ia segera melihat siapa yang mengirimkannya pesan, terlihat di sana hanya nomer saja.

+62*******890

"Kak ini aku. Hazel, kakak bisa temui aku di cafe besok lusa? Aku akan kirim alamatnya"

Ternyata dari hazel, Zafran membalas seadanya lalu melempar handphone nya ke kasur, jika di tanya ia masih ada rasa ke Hazel sepertinya ia masih bimbang, ingat melepaskan seseorang yang kita cintai tidak semudah itu.

Setelah selesai memasang pakaian nya. Zafran lalu turun ke bawah, melihat istrinya sedang duduk di ruang tamu sembari menonton televisi, Zafran diam-diam mendekati Ghina dari belakang, saat sudah benar-benar di belakang nya Zafran pun langsung menutupi kedua mata Ghina dengan tangan nya.

"Eh astaghfirullah, ihh kak, ngagetin," ucap Ghina setelah ada tangan kekar yang menutupi kedua matanya.

"Fokus banget nonton nya," ucap Zafran lalu ikut duduk di samping Ghina.

"He'em, lagi seru banget soalnya, kakak mau?" Ucap Ghina sambil menyodorkan Snack ke depan Zafran.

"Tidak, aku puasa." Jawab Zafran dengan gelengan kecil, Ghina yang mendengar jawaban Zafran langsung menarik Snack itu dan menyembunyikan nya.

"Eh. Oiya lupa, itu sebabnya tadi kakak cuma lihatin kita makan aja tadi," ucap Ghina yang baru ingat jika suaminya itu sedang menjalankan puasa Sunnah Senin-Kamis.

"Hmm. Iya, kamu makan aja, jangan takut," ucap Zafran sambil mengelus kepala Ghina, entah kenapa itu menjadi hobi nya sekarang.

"Gak mau, nanti dosa." Jawab Ghina sambil menggelengkan kepalanya.

"Terus tadi di cafe itu apa?" Tanya Zafran menaikkan sebelah alisnya.

"Hehe, kan kakak fokus ke handphone kakak, tapi kalau di rumah kakak pasti bakal fokus ke aku terus." Jawab Ghina tersenyum lebar. Zafran hanya terkekeh dengan jawaban Ghina, ia lalu membersihkan remahan-remahan Snack di baju Ghina lalu tidak di pangkuan istrinya.

"Eh," ucap Ghina terkejut.

"Biarkan aku gini sebentar." Jawab Zafran sambil memeluk pinggang Ghina. Ghina hanya tersenyum menatap suaminya, perlahan-lahan tangannya terulur mengelus rambut lebat milik sang suami.

"Jangan tinggalin aku," ucap Zafran di sela-sela tidurnya.

"Gak akan." Jawab Ghina lembut, pelan-pelan sapuan halus tangan Ghina membuat Zafran mulai terbawa ke alam bawah sadarnya, seru nafas berat milik Zafran terasa di perut Ghina.

"Tetaplah seperti ini kak, tetaplah menjadi Zafran yang aku kenal, ana uhibbuka Fillah Habibi," ucap Ghina tersenyum melihat wajah Zafran yang bersembunyi.

•••••

Sore harinya, Ghina sedang berada di ndalem membantu ummi aisyah mempersiapkan makanan untuk buka puasa. Abi Adnan, ummi aisyah, dan Zafran melaksanakan puasa Sunnah tapi Ghina tidak karena sedang kedatangan tamu, jadi ia hanya bisa membantu untuk memasak saja.

"Nakk, coba cicipi ini," ucap ummi aisyah dan menyodorkan sendok ke arah Ghina.

"Hambar nek, di tambahin garam dikit biar ada rasanya." Jawab Ghina sambil tersenyum.

"Owalah gitu ya, kayak nenek juga tadi lupa masukin garam." Jawab ummi aisyah lalu mencari wadah tempat garam.

"Bau nya harum nih, masak apa?" Tanya Abi Adnan yang baru pulang dari pengajian di kampung sebelah bersama Zafran.

"Masak tumis kangkung, sambal tempe, sama tumis udang ." Jawab ummi aisyah menyebutkan satu persatu makanan yang mereka buat.

"Makanan kesukaan Zafran semua?" Tanya Zafran.

"Iya. Kan kamu baru lulus, jadi kita rayakan malam ini." Jawab ummi aisyah senang.

"Ada yang perlu kami laki-laki bantu?" Tanya Abi Adnan.

"Jangan, yang ada gak kelar-kelar masakan nya." Jawab ummi aisyah kembali mengaduk masakan yang sedang di hangatkan di atas kompor.

"Mana ada, kami laki-laki juga bisa masak, bahkan lebih enak." Jawab Zafran tidak terima. Mendengar jawaban Zafran ummi aisyah dan Ghina saling melihat satu sama lain dan memberikan kode lewat mata.

"Oke kalau gitu, kali ini kalian saja masak," ucap Ghina lalu memberikan spatula ke Zafran, begitupun dengan ummi aisyah.

"Lahh, kok jadi kita?" Tanya Abi Adnan heran.

"Kan tadi katanya masakan kalian tidak kalah enak, jadi kami mau lihat bagaimana kalian masak sehingga lebih enak dari kami." Jawab ummi aisyah yang membuat Abi Adnan dan Zafran terdiam.

"Lalu, kalian akan kemana?" Tanya Zafran.

"Kami ya? Kami akan diam di sini dan memperhatikan." Jawab Ghina lalu berjalan melewati mereka dan bersandar di dinding di ikuti oleh ummi aisyah juga.

"Subhanallah... Gak menantu gak mertua sama aja," lirih Abi Adnan.

"Ayo. Mulai masaknya, bentar lagi azan magrib," ucap ummi aisyah yang melihat tidak ada pergerakan di antara mereka berdua.

"Kamu sih Zaf," ucap Abi Adnan sambil mengaduk masakan.

"Ya mana Zafran tau bakal gini kek." Jawab Zafran sambil memotong beberapa sayuran, sedangkan Ghina dan ummi aisyah cekikikan geli di belakang, ummi menyodorkan tangan nya lalu di balas oleh Ghina.

"Toss," ucap Ghina sambil menahan tawanya.


Segini dulu, sampai bertemu di konflik selanjutnya, assalamualaikum babayyyy 👋🏻👋🏻👋🏻

Pemuda Bertasbih || Saquel CSGA ( SEGERA TERBIT)Where stories live. Discover now