CHAPTER 24

6.6K 401 47
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

"Ada buktinya dan–"

"Jangan bergerak!!" Bariton keras terdengar di balik pemuda-pemuda itu, mereka langsung menyingkir dari depan pintu dan mempersilahkan tiga orang polisi yang mereka panggil masuk.

"Ap–apa, ada apa ini," ucap wanita itu panik.

"Masih nanya kenapa? Lupa dengan semua ulah kalian? Berani berbuat berani bertanggung jawab," Celetuk Alvaro sembari menyenderkan tubuhnya ke tembok.

"Silahkan pak, bawa mereka," Titah Zafran mempersilahkan. Tanpa menunggu lama mereka langsung di tangkap, sempat ada pemberontakan tapi sepertinya mereka tidak berdaya.

"Thanks buat bantuan kalian semua," ucap Zafran melihat satu-persatu teman-temannya yang sudah menemani nya sejak dulu.

"Aelah kayak sama siapa aja lo." Jawab Rendy menepuk pundak Zafran.

"Jangan segan-segan untuk meminta bantuan ke kami, itu gunanya kami di sini," ucap Zikra tersenyum ke arah Zafran.

Zafran selalu bersyukur mempunyai teman-teman seperti mereka yang tidak melihat dari latar belakang mana dirinya, yang selalu menemani nya di saat sudah maupun senang, ia harap kedepannya akan terus seperti ini dan akan tetap begitu.

•••••

Beberapa sejak kejadian itu keadaan Ghina sudah mulai stabil dan di perbolehkan pulang. Kini mereka sedang dalam perjalanan untuk pulang hanya ada diam di antara mereka, tidak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun.

"Kak, nanti mampir ke supermarket dekat sini ya, buat beli beberapa bahan di rumah," ucap Ghina yang di balas anggukkan dan senyuman oleh Zafran.

Sampai di tempat perbelanjaan Ghina dan Zafran membagi tugas masing-masing untuk membeli kebutuhan, Zafran bagaian perlengkapan dapur sedangkan Ghina bagian perlengkapan rumah yang lain. Saat Ghina akan mengambil sesuatu di rak atas dia tidak sampai entah karena rak nya terlalu tinggi atau dirinya yang terlalu pendek, saat berusaha untuk mengambilnya kembali tiba-tiba tangan kekar membantunya mengambil barang tersebut.

"Eh, itu– lah lo!!" Ucap Ghina melihat siapa yang mambantu nya.

"Apa? Gue cuma bantuin lo aja, gak ada niatan lain." Jawab Rasya melihat ekspresi Ghina.

"Hmmm." jawab Ghina malas

"Gak ada terimakasihnya lo?"

"Iya terimakasih."

"Iya, terimakasih atas bantuannya entah siapa nama lo," ucap Ghina sekali lagi dengan senyuman paksa.

"Gue Rasya, inget itu." Jawabnya.

"Ngapain gue inget nama cowok gak jelas kek lo," balas Ghina.

"Oii ada pepatah yang mengatakan, tak kenal maka tak sayang, jadi kenalan lah." Jawab Rasya tersenyum.

"Walaupun gue kenal lo, gak ada untungnya buat gue. Udah-udah gue pergi lagi, makasih atas bantuan nya bayy," ucap Ghina lalu mengambil barang yang di tangan Rasya dan pergi.

Pemuda Bertasbih || Saquel CSGA ( SEGERA TERBIT)Where stories live. Discover now