CHAPTER 13

7.6K 474 37
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Jadi gimana? Lo udah mulai buka rasa gak, sama dia?"
Tanya Zikra yang sedang memainkan minumannya

"Entah. Gue masih ragu, antara gue mau buka hati sama dia atau nggak, karena jujur melupakan orang yang gue cintai gak semudah itu."
Balas Zafran

"Sejak kapan lo jadi puitis gini?"
Tanya Rendy

"Banyak omong lo, syukur-syukur ni anak ngomong panjang lebar."
Timpal Rasya

"Jadi, lo masih belum bisa lupain dia?"
Kini Alvaro yang bertanya

"Belum, dan gak akan semudah itu,"

"Iya juga sih, melupakan seseorang yang kita cintai tidak semudah itu, apalagi dia sosok wanita yang cantik dan baik."
Ucap Rasya sembari mengukir senyum yang membuat teman-teman nya saling menatap satu sama lain dengan tingkah nya.

"Kerasukan lo senyum-senyum sendiri gitu?"
Tanya Rendy yang membuat senyum indah itu luntur.

"Sialan lo, ganteng-ganteng gini di bilang kerasukan."

"Ya lagian lo senyum-senyum gitu,"
Jawab Rendy

"Ekhmm ekhmm..... Kayaknya ada yang lagi kasmaran nih,"
Ucap Zikra sambil menggoda adiknya itu

"Lagi jatuh cinta lo?"
Tanya Alvaro

"Kalau iya?"
Balas Rasya tersenyum

"Wiihhh bisa jatuh cinta juga lo,"
Ucap Rendy

"Lo pikir gue belok?"

"Gak sih, cuma gak nyangka aja lo bisa jatuh cinta, btw yang lo suka itu anak mana?"

"Anak kampus sini juga, cuma gue gak tau dia jurusan apa, yang gue tau cuma wajahnya adem di lihat."
Jawab Rasya dengan senyumannya lagi, teman-temannya hanya bisa saling melihat satu sama lain.

"Kalau gitu gue cabut dulu."
Ucap Zafran segera berdiri

"Cepet banget lo zaf"
Timpal Rasya

"Lo udah lupa? Dia kan sekarang udah punya bini, jadi gak bisa lama-lama takut bini nya kangen, ya gak"
Jawab Rendy sedikit menggoda temannya itu, sedangkan Zafran ia hanya menatap datar dan langsung pergi setelah mengucapkan salam.

•••••

Sesampainya di rumah Zafran segera menuju ke kamarnya untuk merebahkan dirinya, sedikit lelah dengan kegiatan hari ini, ia mengistirahatkan tubuh nya sebentar toh masih dua jam sebelum kelas Ghina di mulai.

Suara gemericik air terdengar di arah kamar, seperti nya Ghina sedang mandi untuk bersiap-siap pikir Zafran, tidak terlalu memikirkannya perlahan-lahan mata yang tadinya terbuka kini mulai tertutup, baru beberapa menit suara pintu kamar mandi terbuka membangunkan nya, seperti nya dia tidak sepenuhnya sudah tidur.

Saat mata itu sudah terbuka dengan sempurna, Zafran segera menoleh ke arah sumber suara entah karena Ghina tidak tau suaminya pulang atau apa ia hanya menggunakan handuk saja dengan lilitan handuknya kecil di kepalanya, sontak saja mereka berdua sama-sama membulatkan mata kaget.

"KAK ZAFRAN!!! TUTUP MATANYA!!"
Teriak Ghina yang membuat Zafran langsung membuang muka ke arah lain, sedangkan ghina langsung berlari ke kamar mandi kembali, seperti nya seharusnya Zafran tidak membuka matanya tadi, mungkin ini penyesalan terbesar nya.

"Tunggu, kenapa saya harus menutup mata? Bukankah sudah sah?"
Tanya Zafran kepada dirinya

"Saya mikir apa? Jelas-jelas kami hanya di nikahkan katena kesalahpahaman jelas saja dia bersiap seperti itu, hahh... Kenapa kamu jadi bodoh gini zaf."
Lanjut nya sambil menepuk-nepuk keningnya

Beberapa menit di kamar mandi akhirnya Ghina keluar dengan balutan tunik, rok dan hijab pasmina yang senada dengan rok nya, ia berjalan ke meja rias nya dengan muka bad mood mungkin karena kejadian tadi, Zafran yang melihat wajah istrinya itu menghela nafas kecil ia lalu beranjak dari tempat tidur nya dan menghampiri istrinya itu.

"Kamu marah?"
Tanya Zafran to the points

"Gak"
Jawab Ghina singkat

"Saya tau kamu marah, tolong maafkan saya, saya benar-benar gak tau kalau kamu keluar cuma pake hand--"

"Husstt. Diem, jangan di ungkit-ungkit lagi"
Sela Ghina

"Tapi kamu tidak marah kan?"
Tanya Zafran

"Sedikit"

"Saya benar-benar tidak tau tadi, jangan marah ya, saya mohon."
Ucap Zafran sambil berlutut dan menggoyangkan lengan ghina, entah sekarang ghina harus bagaimana ia sedikit salting, gemes dengan tingkah Zafran, tapi masih marah juga.

"Iya-iya, aku gak marah lagi, kakak berdiri ngapain duduk di lantai."
Jawab Ghina yang membuat Zafran tersenyum tipis dan berdiri, ia mengusap lembut kepala Ghina dan mengucapkan terimakasih setelah itu ia kembali duduk di kasurnya.

"Ayo dong jantung kondisikan dirimu, jangan baper, jangan salting!!"
Batin Ghina menahan dirinya

Hening beberapa lama, kedua-duanya sibuk dengan alatnya masing-masing, ghina dengan make up nya dan Zafran dengan laptopnya, ghina yang sedang merias dirinya tiba-tiba berhenti dan berbalik badan ke arah Zafran yang masih sibuk dengan laptopnya, perlahan-lahan ghina memberanikan dirinya untuk bertanya kepada Zafran.

"Kak zafran..."
Panggil Ghina lirih, Zafran segera menoleh dan tersenyum

"Tiang arik inges,"
Jawab Zafran lembut

"Hah? Tadi kakak ngomong apa?"
Tanya Ghina yang tidak mengerti dengan yang di ucapkan Zafran

"Tidak ada, kamu tadi manggil saya kenapa?"

"O--owhhh, a-anuk ituu aku mau nanya, apakah kakak masih bisa membuka peluang untuk aku masuk ke dalam hati kakak?"
Tanya Ghina gugup, apapun jawaban nya nanti ia akan menanggung nya walaupun jawabannya sakit.

"Kita sama-sama berusaha"
Jawab Zafran yang membuat Ghina bingung

"Hah? Maksud kakak gimana?"

"Kita sama-sama berjuang untuk mendapatkan hati masing-masing, dan saya akan mencobanya."
Balas Zafran yang membuat Ghina tersenyum

"Kak? Kakak serius?"

"Ada rupa saya bercanda?"

"Terimakasih kak, aku akan berusaha."
Jawab Ghina bersemangat, dan di balas senyuman oleh Zafran kemudian kembali ke laptopnya

"Kak.... Kakak gak perlu berusaha, karena aku memang sudah mencintai kakak dari dulu, seharusnya aku di sini yang berusaha untuk memasuki hati kakak"
Batin Ghina sambil terus menatap Zafran.

Perlu diketahui bahwa mencoba masuk ke hati seseorang itu tidak semudah itu, apalgi jika dia mempunyai seseorang yang masih menetap di hatinya.

Pemuda Bertasbih || Saquel CSGA ( SEGERA TERBIT)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt