CHAPTER 8

7.2K 386 21
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"HEII SEDANG APA KALIAN DI SANA!!!"

"Benar jangan-jangan kalian berbuat sesuatu yang tidak-tidak ya di sana,"

"Buk--"

"Benar mereka ingin melakukan hal yang tidak baik di sana, kami menegurnya tapi malah kami di hajar seperti ini."
Jawab salah satu preman tadi memotong pembicaraan Zafran.

"Anak zaman sekarang kurang ajar semua, ayo kita bawa mereka ke kyai di sini!!"
Ucap salah satu warga dan pergi membawa mereka berdua.

"Bukan itu yang sebenarnya terjadi, mereka yang justru ingin berbuat yang tidak-tidak ke saya dan kak zafran yang membantu saya!!"
Teriak Ghina menjelaskan namun tidak ada yang mendengar, kesalahan fahaman ini sudah membuat mereka benar-benar percaya, sedangkan Zafran ia hanya dia mengikuti warga kemana mereka membawanya.

Sampai di gerbang pondok, Zafran yang melihat nama pesantren itu terpampang jelas di sana, ia menghela nafasnya pasrah, sepertinya ia tau masalah ini akan berakhir di mana, karena ia tau pemikiran kakek nya.

Sampai di ndalem ummi Aisyah dan Abi Adnan keluar melihat kegaduhan yang ada di luar.

"Astaghfirullah ada apa ini? Zafran kenapa kamu di tahan mereka?"
Tanya ummi Aisyah melihat cucunya yang di tahan oleh para warga.

"Bu nyai kenal laki-laki ini?"
Tanya mereka.

"Iya, dia anak saya."
Jawab ummi Aisyah yang membuat mereka semua mendengar nya terkejut.

"Masuklah terlebih dahulu, kita bicarakan baik-baik,"
Ucap Abi Adnan dan mempersilahkan mereka masuk.

Di dalam Abi Adnan dan ummi Aisyah di ceritakan semua nya bagaimana anak nya itu di bawa oleh warga sampai ke sini.

"Pak gak mungkin anak saya melakukan hal itu, dia kami didik dengan baik tidak mungkin dia melakukan hal yang tak senonoh seperti itu,"
Ucap ummi Aisyah berusaha meyakinkan mereka.

"Tapi kami menemukan mereka di gang kecil dan pakaian wanita ini sudah tersobek setengah,"
Ucap salah satu warga sambil menunjuk ke arah Ghina.

"Kakek... Percaya sama Zafran, gak mungkin zafran melakukan hal seperti itu, ini semua fitnah kek.. fitnah, "

Ucap Zafran bersimpuh di depan Abi Adnan, suara lirih dan suara yang bergetar membuktikan jika ia tidak baik-baik saja sekarang, ia diam sedari tadi karena tidak bisa berbuat apa-apa, ia mencoba memikirkan cara namun sepertinya tidak bisa.

"Kamu harus bertanggung jawab nakk, nikahi gadis itu."
Jawab Abi Adnan yang membuat Zafran mendongakkan wajahnya melihat abi adnan yang tersenyum, Zafran langsung menggeleng keras, ia benar-benar tidak ingin melakukan itu.

"Gak yahh... Bukan Zafran yang melakukan itu kenapa zafran yang harus menanggung semua nya?"

"Kamu menyentuhnya kan?"
Pertanyaan Abi Adnan membuat Zafran terkejut, ia mengingat kejadian beberapa menit yang lalu saat ia menghampiri Ghina dan benar seingat dia, dia menyentuh Ghina.

"Maka tanggung jawab lah, walaupun hanya menyentuhnya itu tidak seharusnya kamu lakukan terhadap perempuan apalagi perempuan yang bukan mahram mu, nikahi dia saat ini juga."
Lanjut Abi Adnan yang membuat Zafran hanya menunduk pasrah.

"Nakk siapa orang tua kamu? Biar kami hubungi,"

Ucap ummi Aisyah ke Ghina yang sedari tadi ia rangkul, keadaan Ghina yang acak-acakan, gamis nya yang di penuhi lumpur, melihat keadaan Ghina tadi ummi Aisyah langsung mengambil kan kain untuk nya.

"Nak..."
Panggil ummi Aisyah sekali lagi karena tidak mendapatkan respon dari Ghina.

"Ustadz Agam, dia anak dari ustadz Agam."
Jawab Zafran yang melihat Ghina tidak merespon sama sekali, kejadian ini akan membuat Ghina semakin trauma termaksud dia, batin Zafran.

"Anaknya ustadz Agam?"
Tanya Abi Adnan memastikan sekali lagi, dan di balas anggukkan oleh Zafran, Abi Adnan mengangguk faham lalu kemudian mengambil handphonenya dan menekan sebuah nama di kontaknya.

"Assalamualaikum ustadz Agam bisa kamu ke pondok sebentar?"
Tanya Abi Adnan

"Waalaikumussalam warohmah matullahiwabarokatuh ada apa ya gus?"
Jawab ustadz Agam di sebrang sana.

"Datang lah segera,"

•••

" Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhiitu bihi, wallahu waliyyu taufiq."

Ucap zafran dengan suara lantang.

Sah...
Sah...
Sah....

Suara lantang milik beberapa warga yang juga ikut hadir, ustadz Agam yang datang beberapa menit lalu kemudian mendengar apa yang putri nya alami, ia tidak punya pilihan lain selain melepaskan putrinya karena ini juga dawuh dari kiyai sendiri, ia hanya tidak menyangka putri nya akan menikah dengan putra dari wanita yang ia cintai dulu.

"Puas kan kalian?"
Ucap zafran melihat ke arah warga dengan wajah datarnya, ia benar-benar tidak habis fikir dengan pemikiran mereka semua, bisa-bisanya main hakim sendiri.

"Nak... Kamu sekarang sudah menjadi suami, berikan contoh yang baik kepada keluarga mu kelak, ubahlah kebiasaan mu yang dulu, status mu sekarang sudah tidak sendiri lagi,"
Nasehat Abi Adnan yang membuat Zafran langsung menundukkan kepalanya.

"Gus... Saya titip anak saya, walaupun kamu tidak mencintainya tapi perlakukan dia dengan baik, jika suatu hari nanti kamu masih tidak mencintai nya maka pulangkan dia ke saya dengan keadaan sehat, dengan keadaan semestinya, dia adalah putri saya satu-satunya, kamu mau bawa dia kemanapun silahkan, kamu mau memberikan dia makan satu kali sehari silahkan, tapi tuntun dia ke Jannah nya Allah, perlakukan dia dengan baik, jika kamu ingin menyakiti nya, sakiti saja saya tapi tidak dengan putri saya, saya percaya pada kamu Gus."

Ucap ustadz Agam ke Zafran, Zafran yang tadinya hanya biasa-biasa saja kini mulai merubah raut wajahnya, benar yang di katakan oleh ayah mertuanya bagaimana pun Ghina sekarang istrinya walaupun hati nya tidak di dia, tapi tidak ada salahnya berusaha kan?

Malam sudah semakin larut, ustadz Agam pergi pamit untuk pulang terlebih dahulu, berat baginya untuk melepaskan putrinya namun takdir Allah jauh lebih baik.

"Abah..."
Lirih Ghina melihat mobil ustadz Agam pergi dari pesantren.

"Nak... Kita ke dalam ya, di sini dingin, untuk malam ini kamu tidur di ndalem saja besok kamu pindah ke rumah zafran di belakang pesantren"
Ucap ummi Aisyah lembut.

"Iya Bu nyai,"

"Ehh.. kok panggil Bu nyai, panggil nenek seperti Zafran, kamu sekarang bagian dari keluarga kami."

Jawab ummi aisyah, Ghina hanya membalasnya dengan anggukan dan senyuman, ia beruntung mendapatkan keluarga mertua seperti mereka tapi bagaimana dengan Zafran? Apakah bisa rumah tangga yang tercipta karena kesalah fahaman itu bertahan? Entah bagaimana selanjutnya biarlah berjalan sesuai takdir.


Pemuda Bertasbih || Saquel CSGA ( SEGERA TERBIT)Where stories live. Discover now