CHAPTER 3

8.1K 400 14
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Seorang pemuda kini sedang duduk di bangku taman dekat pondok ia sedang melamun, sedari tadi ia tidak mengeluarkan sepatah kata pun ia hanya diam dengan raut wajah yang sedih.

"Gus? Kenapa di sini?"
Tanya seseorang dari belakang nya dan ia langsung berbalik.

"Eh paman azzam, tidak apa-apa paman."
Jawab nya.

"Yakin? Para santri bilang tadi jika gus zafran hanya diam saja saat mengajar tadi, ada masalah?"
Tanya ustadz azzam kembali.

"Haahhhh..... sebenarnya zafran lagi kepikiran sesuatu paman."
Jawab zafran sambil menunduk.

"Kepikiran sesuatu? apa?"
Tanya ustadz azzam.

"Tasbih pemberian ayah dan bunda zafran hilang, aku gak tau aku taruh di mana, mungkin terjatuh di sekitaran kampus."
Jawab zafran lesu

"Lalu kamu menemukan nya?"

"Nggak paman, itulah kenapa aku khawatir, bagaimana jika tasbih itu hilang? Aku gak bisa jaga peninggalan ayah dan bunda dengan baik, mereka pasti kecewa."

"Gus.... Tidak apa-apa, jika memang benar hilang maka ikhlaskan Allah pasti akan menggantinya dengan yang lebih baik, ayah dan bunda gus tidak kecewa kamu tidak sengaja menghilangkan nya, Allah maha tau pasti Allah akan menggantinya dengan yang lain dan lebih baik nanti,"
Ucap ustadz Azzam menenangi

"Sekarang pulanglah dulu, sudah mau magrib pak yai dan Bu yai tadi nyariin kamu, mereka khawatir,"
Lanjut ustadz azzam

"Baik paman, terimakasih sudah mau mendengarkan zafran, zafran ke ndalem dulu, assalamualaikum."

"Waalaikumussalam warohmah matullahiwabarokatuh."
Setelah itu zafran pergi meninggalkan ustadz azzam.

"Gus alzam, dia sama persis seperti mu, tingkah laku mu bahkan sifat mu, dan hati nya, hatinya begitu lembut sama seperti mu Ning aisfa,"
Gumam ustadz azzam dan tersenyum sambil melihat zafran yang semakin menghilang dari pandangannya.

••••••

Sementara itu di tempat lain seorang gadis yang sedang berada di kamarnya, ia sedang mengamati tasbih yang ia temukan di musholla kampus tadi.

"Ini gue balikin ke kak zafran gimana ya? Setelah gue cari informasi lagi ternyata dia orangnya dingin, irit ngomong, muka tembok, gue kira bakal royal dikit gitu, ternyata kayak kutub Utara."
Ucapnya sambil melihat tasbih yang berada dalam genggamannya.

"Ghina....."

Panggil lembut seorang wanita yang umurnya menginjak kepala empat, ia lalu langsung menghampiri putri nya yang sedang berada di kasur nya.

"Eh ummi? Ada apa ummi? Ada yang bisa ghina bantu?"
Tanya ghina lalu mengesampingkan dirinya.

"Kamu sedang apa nak?"
Tanya ummi.

"Gak ada, ghina cuma rebahan aja tadi."
Jawab ghina sambil menggelengkan kepalanya.

"Udah shalat?"

Pemuda Bertasbih || Saquel CSGA ( SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang