[ 11 ]

13 3 0
                                    

"gue lupa" celetuk Haikal tiba-tiba.

Sorot matanya beralih menatap Adib, Hanif dan Samy bergantian. Tapi tak ada yang peduli dengan apa yang baru saja ia katakan.

"Ini nggak ada yang mau nanya 'apa' gitu ke gue?" Omelnya.

"Apa?"

Sebuah pertanyaan akhirnya keluar dari mulut Samy. Ia yang semula sibuk dengan handphone nya segera mematikan handphone nya, kemudian menghadap Haikal, siap mendengar apa yang akan di ucapkan oleh laki-laki yang ada di hadapannya itu.

"Gue lupa nanyain nama temannya"

"Siapa?"

"Rhania"

"Nayra?" Tanya Samy sambil mengangkat satu alisnya.

"Yang di rumah sakit tadi?" Balas Haikal balik bertanya.

"Iya, namanya Nayra"

"Kok lu tau?"

"Ada nama di jas nya"

Seketika mulut Haikal membulat membentuk huruf O, menanggapi pernyataan Samy.

"Kenapa? Suka lu?" Potong Hanif tiba-tiba.

"Sekarang nggak, tapi nggak tau nanti" balasnya nyengir.

"Tega lu khianati Rhania"

Adib yang sedang merebahkan tubuhnya di sofa seketika terbangun dan mengompori keadaan yang tidak jelas itu.

"Gue nggak pernah bilang suka Rhania, kalaupun gue suka, gue sukanya cuma sebatas teman, nggak lebih" balas Haikal membela diri.

"Gue bilangin lu ke Rhania"

"lu bilangin ke Rhania pun, dia juga nggak bakal peduli" bantah Samy.

"Wait, gue baru kepikiran sesuatu"

Ucapan serius Hanif membuat semua mata langsung tertuju padanya.

"Apaan?" Tanya Adib tak sabaran.

"Jadi nggak besok kita ke Bali?"

"Jadi lah, emang apa alasannya tiba-tiba sampai nggak jadi?"

"Kayaknya gue tau apa yang lu pikirin" potong Samy sambil menjentikkan jarinya, kemudian menunjuk ke arah Hanif, "lu pasti mikirin kondisi Rhania kan?"

"Oh iya, tangannya kan sakit" balas Haikal yang langsung menangkap arah pembicaraan.

"Kita batalin aja gimana?" Saran Hanif.

Adib melempar tatapan sinis ke arah Hanif, isyarat bahwa ia tak setuju dengan saran yang baru di sampaikan oleh Hanif.

"Menurut gue sih nggak usah di batalin" bantah Samy mewakili Adib.

Adib yang mendengar jawaban Samy langsung tersenyum dan mengangguk setuju.

"Maksudnya, kita coba aja tanya mereka dulu-" Samy merebut handphone yang ada di tangan Adib, menyalakan nya dan siap mengetikkan pesan untuk di kirim pada seseorang, "-kalau seandainya keadaan Rhania mendukung kita tetap pergi, tapi kalau keadaan nya nggak mendukung mau nggak mau ya harus dibatalin" tambah Samy masih dengan jari-jari yang menari di atas layar handphone milik Adib.

"Tapi gimana cara nanya nya?" Tanya Haikal.

"Nih, udah gue tanyain" balas Samy sambil melempar handphone berwarna purple ke arah Adib.

Adib yang menerima handphone nya kembali menatap Samy dengan menyelidik, kemudian beralih mengecek handphone yang kini sudah ada di tangannya

"Lu tanyain ke siapa?" Tanyanya sambil menyalakan handphone nya.

White Roses : melt your heart [ Tanvir Series ]Where stories live. Discover now