[ 03 ]

22 3 0
                                    

"Rha, makasih udah ngenalin gue ke Adib" ucap Sindi yang berjalan sambil memeluk lengan Rhania.

"Jangan peluk-peluk, nanti baju lu kena" balas Rhania memperingatkan sembari menunjukkan tangan nya yang kotor kepada Sindi.

"Nggak papa, gue ikhlas kok"

Rhania hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya memaklumi sikap teman nya yang terlihat mandiri dari luar, tapi justru sangat manja jika sudah berhadapan dengannya.

"Tadi nya gue mau marah sama lu-" ucap Sindi sambil mengencangkan pelukannya pada lengan Rhania, "karena tempat kerja lu masih lumayan jauh, tapi lu malah nyuruh taksi nya berhenti cuma karena alasan mau beli sarapan, gue kan capek jalan. Tapi sekarang nggak jadi karena kalau bukan karna itu, mungkin sekarang gue masih belum kenalan sama Adib-"

"Ternyata ada juga untungnya lu nggak ngesave nomor cowok, dan Samy yang pilih-pilih kalau mau ngesave nomor cewek-"

Rhania tersenyum mendengar racauan temannya yang tidak bisa berhenti itu.

"-mana dia lagi yang nawarin"

"Udah ah, gue udah sampai" ucap Rhania mengingatkan ketika mereka sudah sampai di depan sebuah gedung putih tempat Rhania bekerja.

"Oh iya, semangat kerjanya" balas Sindi melepaskan lengan Rhania dari pelukannya, "ntar sore kayak nya gue nggak jemput lu deh, soalnya mungkin bakal sibuk nyari lokasi buat cabang"

Rhania mengangguk, "ya udah kalau gitu gue masuk ya, bye"

"Bye"

♪⁠♪♪

"Rha, ada kurir dibawah nyari lu"

Ucapan Nayra di depan pintu membuat Rhania langsung menoleh ke arahnya. Dahinya mengernyit, memikirkan barang apa yang sekiranya baru saja ia pesan sehingga kurir datang mencarinya.

"Perasaan gue nggak ada mesen paket deh"

Rhania penasaran, karena seingatnya sekalipun dia pernah berbelanja online, dia tidak pernah memasukkan alamat tempat kerjanya.

"Coba aja di cek dulu, siapa tau lu lupa"

Rhania langsung beranjak dari tempat duduknya, berjalan dengan cepat menuju ke lantai paling bawah gedung itu. Sesuai dengan apa yang di katakan Nayra, seorang kurir sedang menunggu di dekat meja resepsionis.

"Permisi pak, nyari siapa ya?" Tanya Rhania pada seorang kurir yang saat ini berdiri di hadapannya.

"Atas nama Rhania mbak?"

"Iya pak dengan saya sendiri"

"Ini mbak ada kiriman buat mbak"

Sebuah buket bunga berisikan mawar putih berukuran sedang berpindah dari tangan kurir itu ke tangan Rhania.

"Dari siapa ya pak?" Tanya Rhania penasaran.

"Kalau itu saya kurang tau mbak, soalnya saya cuma disuruh ngantar"

"Ooh, ya udah makasih ya pak"

"Iya sama-sama mbak"

Kurir itu pergi meninggalkan Rhania yang masih bingung dengan adanya buket mawar putih yang saat ini ada di tangannya.

'apa dari Sindi ya?'

Hanya itu kemungkinan yang bisa dipikirkan oleh Rhania. Belum lagi ia baru saja memperkenalkan nya dengan seseorang yang selama ini memang sudah ia idam-idamkan.

Tapi ia tidak ingin terlalu memikirkan banyak hal untuk saat ini. Dengan membawa buket mawar putih itu, Rhania kembali keruangan nya.

♪♪⁠♪

White Roses : melt your heart [ Tanvir Series ]Where stories live. Discover now