Chapter 44

5 0 0
                                    

Ando dan Viko sudah sampai di sebuah cafe, cafe itu memang tidak terlalu ramai karena hari sudah semakin larut malam.

Di sana Ando menceritakan semuanya kepada Viko tentang Ayla.

"Jadi Ayla dijodohkan?"

Ando manggut - manggut, "Iya Ayla sendiri yang bilang begitu sama gue. Dari awal gue pacaran sama dia bokapnya tidak suka dengan gue." Ando menarik nafasnya secara kasar, "Mungkin saja menurutnya gue itu tidak pantas untuknya, dan yang hanya pantas bersanding dengan Ayla ya cowok itu." kata Ando melanjutkan perkataannya.

"Hmm .., terus Ayla setuju dengan perjodohannya itu?" tanya Viko.

"Ayla menolaknya namun bokapnya tetap kekeh untuk menjodohkannya dengan pria pilihannya itu. Tapi jujur waktu gue lihat Ayla jalan berdua dengan cowok itu, gue merasa kalau dia sudah menerima perjodohan itu. Ya mungkin saja itu hanya perasaan gue yang terlalu cemburu," lirih Ando.

"Sebaiknya loe langsung temuin Ayla, dari pada loe menduga - duga gitu."

"Iya sih rencananya besok setelah kita ketemu dengan produser itu gue akan langsung ke rumah Ayla untuk menemuinya. Karena gue hubungi gak bisa mungkin saja dia lupa unblock nomer gue, soalnya waktu itu nomer gue sempat di blok sama bokapnya Ayla," sahut Ando.

"Sorry ya bro bukannya maksud gue ikut campur urusan percintaan loe. Tapi gue cuman kasih saran aja ke loe supaya loe itu sadar. Gak selamanya loe itu bisa memiliki Ayla dan juga Viola, karena itu bisa jadi boomerang untuk diri loe sendiri. Loe harus milih salah satu diantara mereka," kata Viko sembari menyeruput kopinya.

"Kalau loe cinta ke Ayla? Perjuangkan cinta loe ke dia jangan loe sakiti hatinya. Ingat bro loe itu lahir dari rahim seorang perempuan, loe juga tidak mau kan kalau misalnya nyokap loe di sakiti sama pria yang tidak bertanggung jawab," lanjutnya.

Kata - kata itu berhasil menampar Ando. Ya kini Ando sadar dengan ucapan Viko, tidak selamanya kita bisa memiliki dua wanita sekaligus.

Namun sepertinya Ando juga tidak tega menyakiti hati Viola? Walaupun ia tidak cinta dan hanya untuk bersenang - senang saja dengan Viola. Tanpa Ando sadari ia sudah menyakiti hati Viola yang selalu tidak perduli dengannya.

"Ya loe benar, gue akan cari waktu yang tepat untuk putusin Viola secara baik - baik. Dan gue juga akan berjuang untuk Ayla, gue tidak akan sakiti hatinya lagi. Karena gue gak mau kehilangan dia," ucap Ando tulus dari hatinya.

"Ingat do lelaki sejati itu jangan pernah sakiti hati perempuan. Sebaiknya loe fokus saja ke band kita, supaya lebih makin terkenal. Dengan begitu loe juga tidak di pandang sebelah mata oleh bokap Ayla dan juga bokap loe."



****



Di rumah sakit

"Sus apakah ada pasien lagi?" tanya dokter Dafi memastikan.

"Tidak ada dok, tapi di luar ada seorang perempuan muda yang ingin bertemu dengan dokter," jawab suster itu dengan jujur.

"Ahh perempuan muda! Siapa dia? Mengapa pagi - pagi begini ingin bertemu denganku," batin Dafi.

"Bagaimana dok? Apakah dokter mau menemui perempuan itu?" tanya suster.

"Baik, suruh dia masuk ke ruangan saya."

"Baik dokter saya akan panggilkan perempuan itu."


Ceklek

Setelah suster itu keluar, ada seorang perempuan cantik dan masih muda masuk ke ruangan dokter Dafi.

Siapa dia?

"Dengan dokter Dafi. Perkenalkan saya Prita. Saya di tugaskan untuk menjadi asisten anda, selama saya magang disini." sahut perempuan itu sembari mengulurkan tangannya.

Ya perempuan itu bernama, Prita. Dia adalah dokter muda karena dia sangat pintar dan berprestasi di kampusnya maka ia dijadikan sebagai assiten dokter Dafi selama Prita magang di rumah sakit ini.

Sebelumnya pihak kampus Prita memang sudah konfirmasi terlebih dahulu kepada dokter Dafi, hanya saja ia lupa jika hari ini ada pertemuan dengan mahasiswa kedokteran itu.

Dokter Dafi menerima uluran tangan Prita, "Saya dokter Dafi. Maaf jika saya lupa jika hari ini saya ada janji temu dengan anda dokter Prita." ucap dokter Dafi sembari tersenyum.

"Itu tidak masalah dok. Kira - kira kapan ya saya bisa mulai magang disini?" tanya dokter Prita untuk memastikan. Prita merasa gugup namun sebisa mungkin ia sembunyikan, namun entah mengapa bertemu dengan dokter Dafi membuatnya semakin berdebar - debar tak menentu seperti ada rasa yang tidak bisa ia artikan sendiri.

"Mulai besok dokter bisa magang disini. Semoga anda betah bekerja sama dengan saya," jawab dokter Dafi.

"Baik dok terima kasih. Kalau begitu saya permisi dulu."

Setelah keluar dari ruangan dokter Dafi. Prita terlihat sangat senang dan berharap bisa lebih dekat dengannya, padahal dokter Dafi sudah mempunyai istri bahkan akan segera mempunyai anak sayangnya Prita tidak tau status dokter ganteng itu. Dia mengira bahwa Dafi masih single.

"Duh dokter Dafi ternyata terlihat masih muda udah gitu ganteng lagi, senyumannya juga terlihat sangat manis. Gue pikir gue akan menjadi assiten dokter yang udah aki - aki?" celetuk Prita.

"Semoga aja gue bisa lebih dekat dengannya dan bisa jadi istrinya dokter ganteng itu," batinnya.



❤️❤️ TO BE CONTINUED ❤️❤️

My Perfect HusbandTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon