Chapter 40

16 1 0
                                    

Dita memberikan bebek goreng kesukaan ayahnya, "Yah ini Dita belikan bebek goreng kesukaan ayah dan Ayla." kata Dita.

Tio tersenyum, "Makasih ya. Ayla adik kamu pasti suka banget kamu bawain bebek goreng kesukaannya."

"Oh ya yah, Ayla kemana?"

"Iya Dafi tidak melihat Ayla ada disini. Biasanya kan kalau kita ke sini dia langsung ikut gabung dengan kita," sambung Dafi.

"Ayla lagi pergi makan malam dengan Arsen."

"Oh gitu, yaudah Dita ke dapur dulu ya yah. Mau siapin makan malam supaya ayah bisa makan bebek goreng kesukaan ayah," kata Dita pergi ke dapur.

Sementara Dita ke dapur ini kesempatan Dafi untuk berbicara empat mata dengan Tio, "Yah tadi Dafi bertemu dengan profesor Alexander. Dan kata beliau besok adalah jadwal kontrol ayah dengannya," kata Dafi menjelaskan.

"Jam berapa ayah harus kesana?"

"Kalau bisa pagi yah, karena jadwal beliau sangat padat sekali."

"Okay besok ayah akan pergi ke rumah sakit pagi - pagi sekali," kata Tio.

"Apa perlu Dafi anterin ayah?" tanya Dafi.

Tio menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu istri kamu lebih membutuhkan kamu dari pada ayah, karena Dita sedang mengandung. Lagi pula ayah masih bisa berangkat sendiri ke rumah sakit," jawab Tio.

"Ayah yakin tidak mau Dafi anterin?" tanya Dafi lagi.

"Iya daf, kamu tidak perlu cemas. Ayah akan baik - baik saja," kata Tio meyakinkan Dafi.

"Okay kalau ayah butuh sesuatu atau bantuan hubungi Dafi ya yah."

"Iya ayah akan menghubungi kamu jika ayah membutuhkan bantuan."

Tak lama kemudian Dita keluar dari dapur dengan membawa piring dan bebek goreng kesukaan ayahnya, "Nah ini dia bebek goreng kesukaan ayah sudah siap untuk dimakan," kata Dita.

Tio tersenyum, "Makasih sayang buat bebek gorengnya."

"Iya yah sama - sama, tapi sayang ya Ayla tidak bisa ikutan gabung dengan kita disini."

"Kalau ada adik kamu disini pasti dia senang banget. Apalagi kamu bawain bebek goreng kesukaannya?" kata Tio.

"Bebek goreng buat Ayla Dita taruh di dapur ya yah. Nanti kalau Ayla mau makan tinggal di angetin aja."



****



Ando masih tak habis pikir mengapa Ayla mau makan malam dengan cowok itu?

Semenjak Ando melihat Ayla jalan berdua dengan Arsen, Ando tidak bisa melupakannya ia masih terus kepikiran. "Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Ayla mau jalan berdua dengan pria itu?" batin Ando.

Ando tidak makan makanannya sedikit pun, dia hanya melamun dan melamun. "Besok aku harus menemui Ayla. Yah aku harus tau mengapa Ayla mau jalan berdua dengan cowok itu."

Viko yang melihat Ando hanya terdiam menepuk pundaknya, "Do loe sakit? Makanan loe kok gak di makan sih nanti keburu dingin jadi gak enak lho," kata Viko.

"Apa loe masih kepikiran soal tadi?" sambung Kelvin.

"Gue baik - baik aja kok guys," jawab Ando dengan datar.

"Yakin loe?"

Ando menganggukkan kepalanya, "Iya kalian tidak perlu khawatir dengan gue."

"Kalau loe baik - baik aja, terus kenapa loe dari tadi diam saja?" tanya Viko.

"Iya biasanya kan loe paling heboh sendiri kalau kita lagi gabung," sambung Victor.

"Apa loe kepikiran sama cowok yang makan malam sama Ayla itu? Sebenarnya siapa sih cowok itu?" tanya Kelvin yang masih penasaran.

Ando menahan amarahnya, "Udah gue tidak ingin membahas soal itu."

"Jadi loe lihat Ayla makan berdua dengan cowok lain?" bisik Viko.

Kelvin membisikan di kuping Viko, "Iya makanya kita gak jadi makan di restaurant itu karena ada Ayla sama cowok lain disana. Tapi gue gak tau siapa cowok itu? Waktu gue tanya Ando, dia juga tidak menjawabnya." kata Kelvin.

"Hmm .., jadi Ayla punya cowok baru? Lebih baik gue tidak perlu kasih tau soal ini ke Viola." pikir Victor.

Victor tersenyum sinis, "Karena kalau Viola tau tentang hal ini pasti dia kejar - kejar Ando lagi. Apalagi sekarang ini hubungan gue semakin dekat dengannya tanpa Ando mengetahuinya," batin Victor.

Namun disana tiba - tiba ada seorang produser bernama Felix yang menghampiri mereka berempat. "Maaf apakah saya boleh meminta waktunya sebentar?" kata produser itu.

Ando berdiri dari tempat duduknya, "Maaf kalau saya tau anda ini siapa ya? Dan ada keperluan apa?" sahut Ando.

Produser itu mengulurkan tangannya, "Perkenalkan nama saya Felix. Saya adalah seorang produser."

Ando tersenyum dan berjabatan tangan dengan produser itu, "Nama saya Ando dan ini adalah teman - teman band saya." kata Ando.

Produser itu membalas dengan senyum, "Ya saya tau itu karena saya pernah melihat kalian semua manggung di salah satu cafe. Dan saya suka dengan band kalian, saya ingin kalian membuat rekaman di perusahaan saya. Jika kalian berminat ini kartu nama saya," kata Felix memberikan kartu namanya kepada Ando.

"Bapak serius?" sahut Kelvin hampir tidak mempercayainya.

"Tentu saja saya serius dengan hal ini, saya tidak mungkin bercanda dengan hal seperti ini. Jika kalian mau temui saya di kantor kapan pun saja saya ada disana." kata Felix meyakinkan semuanya.

"Baik pak terima kasih untuk tawarannya, saya dan teman - teman akan memikirkannya terlebih dahulu."

"Ya saya tunggu kabar baik dari kalian. Saya pamit dulu," kata pak Felix pergi meninggalkan Ando dan teman - temannya.

"Do gue hampir tidak percaya kalau band kita akhirnya di tawarin rekaman sama produser," kata Viko.

"Iya gue juga nih," sambung Kelvin.

"Terus bagaimana dengan loe? Apa loe terima rekaman itu?" tanya Victor.

Selama ini Ando hanya di pandang sebelah mata oleh papanya dan juga ayah Ayla, mungkin dengan cara ini Ando bisa membuktikan kepada semua orang kalau dia bisa menjadi orang sukses bersama bandnya ini.

Ando yang masih memegang kartu nama itu, melihat dan membacanya. "Okay gue akan terima tawaran ini. Bagaimana dengan kalian?"

"Kalau kita semua sih ikutin kata loe aja do, mungkin dengan cara ini band kita semakin terkenal dan kita bisa jadi orang sukses."

"Kalau gitu besok lusa kita temui pak Felix di kantornya setelah pulang dari kampus," kata Ando.



❤️❤️ TO BE CONTINUED ❤️❤️

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang