Chapter 49

9 0 2
                                    

Sesampainya di rumah Wirawan bukannya introspeksi pada dirinya sendiri, melainkan menyalahkan kesalahannya kepada Rahayu wanita yang akan menjadi mantan istrinya itu.

Kini Wirawan semakin membenci Rahayu, sorot matanya memerah ia masih tidak terima atas perlakuan Rahayu dan Viola terhadapnya ia berjanji akan membalas sakit hatinya itu kepada mereka. Karena Viola yang sudah tidak mau mengakuinya sebagai ayah kandungnya.

"Aku yakin anakku pasti sudah di pengaruhi oleh Rahayu. Lihat saja kamu Rahayu aku akan balas semuanya," desis Wirawan sembari mengepalkan tangannya. "Dan aku akan membalasnya berkali - kali lipat, agar kamu menyesali apa yang sudah kamu lakukan terhadapku." sambungnya.

Melinda menghampiri sang suami di depan teras rumahnya. "Mas kamu ternyata disini. Masuk yuk mas, nanti kamu sakit udara malam tidak bagus untuk kesehatan." pinta Melinda.

"Iya sayang. Makasih kamu sudah sangat perhatian terhadapku," ucapnya. Setelah itu mereka berdua masuk ke dalam kamar, Wirawan menjatuhkan tubuhnya di sebuah sofa.

"Hmm.., mas apakah aku boleh bertanya sesuatu kepadamu?"

Wirawan menganggukkan kepalanya lalu menatap wajah sang istri, "Tentu saja boleh sayang. Apa yang ingin kau tanyakan kepadaku?"

"Mengapa mas tidak membawa Viola pulang ke rumah kita? Bukankah itu tujuan kita dari awal kesana?" tanya Melinda yang penasaran, karena tiba - tiba sang suami tidak jadi membawa Viola pulang ke rumah mereka.

Wirawan menarik nafasnya dalam - dalam, "Sudahlah sayang aku tidak ingin membahasnya itu. Lagian percuma juga kan aku membawa Viola pulang ke rumah ini, toh sekarang dia sudah tidak menganggap aku ini adalah ayahnya." ucap Wirawan dengan kekecewaan.

Mendengar hal itu, membuat Melinda semakin senang karena itu artinya dia akan semakin mudah untuk menguasai harta Wirawan.

Ya sejak dari awal Melinda hanya menginginkan harta kekayaan Wirawan saja, maka dari itu ia mau menikah dengan Wirawan. Setelah menguasai semua harta itu ia akan meninggalkan Wirawan toh dia juga tidak akan mau merawat suami yang sakit - sakitan apalagi mengingat umur Wirawan yang sudah tua sementara dirinya masih muda.

Melinda tersenyum licik. "Itu artinya aku akan lebih mudah menguasai harta Wirawan apalagi jika aku bisa memberikan anak untuknya. Aku yakin setelah kejadian itu Wirawan tidak akan memberikan warisannya kepada anak menyebalkan itu," batin Melinda.

Melinda duduk di pangkuan suaminya. "Mas kalau kamu mau aku bisa memberikan anak sebagai gantinya, bahkan anak laki - laki agar bisa menjadi penerusmu." ucapnya begitu yakin. "Bagaimana jika kita melakukannya sekarang?" tangan Melinda kini sudah mulai nakal bahkan meraba - raba dada bidang suaminya itu.

"Ahh sayang kau sudah mulai menggoda aku. Baiklah kita akan melakukannya sekarang."

Wirawan yang sudah tidak bisa menahan hasratnya mencium bibir ranum Melinda hingga melumatnya secara rakus, setelah itu Wirawan membuat maha karya di leher Melinda hingga kemerahan.

Perlahan - lahan Melinda membuka resleting celana suaminya dan mengeluarkan pisang milik Wirawan ia memainkannya lalu memasukkan ke dalam mulutnya seperti permen lolipop, hingga Wirawan mendesah kenikmatan.

"Ahh sayang. Aku suka ini."

"Aku juga mas, punyamu sangat enak jika aku hisap seperti ini."

Baru kali ini mereka bercinta di atas sofa menikmati sensasi yang luar biasa, kini kedua - duanya sudah melepaskan semua pakaiannya. Melinda duduk di pangkuan Wirawan sambil menggoyang - goyangkan pinggulnya dengan tempo yang sangat cepat.

"Ahh sayang."

"Makasih sayangku atas surga duniawi yang kau berikan," bisik Wirawan.

Wirawan meremas - remas gunung kembar sang istri, ketika Melinda yang masih sedang asyik bermain di atas tubuhnya. Hingga tak terasa mereka bercinta selama berjam - jam lamanya.

Kini mereka sudah sampai di pelepasan entah yang ke berapa kali, namun Melinda masih belum puas ia kembali menghisap pisang milik suaminya itu hingga mengeluarkan cairan bening ke dalam mulut rahimnya setelah itu mereka berdua tidur di atas kasur karena kelelahan dan mengeluarkan banyak keringat. Wirawan menarik selimutnya untuk menutupi tubuhnya dan tubuh sang istri yang sedang telanjang.

"Semoga kamu cepat memberikan aku anak laki - laki sayangku, Love you." sahut Wirawan yang sedang tidur di sebelah istrinya.

"Love you more mas."



❤️❤️ TO BE CONTINUED ❤️❤️

My Perfect HusbandWhere stories live. Discover now