Chapter 34

8 0 0
                                    

Viola membawa keranjang dan menghampiri Ando, namun sikap Ando masih cuek terhadap Viola, "Hay sayang! Kamu mau kemana?" kata Viola.

"Aku mau ke kantin. Dan jangan ikutin aku atau ganggu aku. Ngerti kamu?" kata Ando dengan ketus.

"Tapi .., sayang aku tidak bermaksud untuk mengganggu kamu. Aku cuman ingin menawarkan roti jualan aku saja. Kamu mau beli gak?" kata Viola.

"Aku gak mau beli roti dari kamu," kata Ando pergi meninggalkan Viola.

Secara tiba - tiba Victor menghampiri Viola dan menawarkan bantuan, "Sini vio biar aku bantuin kamu jualan." kata Victor.

"Loe serius!"

"Iya, masa gue bohong."

Viola tersenyum, "Thanks ya loe udah bantuin gue buat jualan." kata Viola.

Victor membalas dengan senyuman, "Iya vio sama - sama. Yuk kita jualan disana aja," kata Victor.

Roti roti!

Rotinya enak?

Viko dan Kelvin menghampiri Viola dan Victor yang sedang berjualan roti, "Vio loe jualan roti?" kata Kelvin dan Viko.

"Iya gue jualan roti. Kalian mau beli? tanya Viola.

"Gue beli satu vio. Ini uangnya," jawab Viko.

"Thanks ya."

Kelvin yang penasaran dengan Viola secara tiba - tiba berjualan di kampusnya, tidak sengaja menyinggung perasaan Viola dengan pertanyaannya. "Vio loe kok jualan di kampus sih? Emangnya bokap loe bangkrut atau orang tua loe mau cerai?" kata Kelvin.

Viola menangis dan pergi begitu saja, sementara Victor marah kepada Kelvin. "Vin loe itu kalau bicara hati - hati dong? Jaga perasaan orang lain jangan asal bicara seperti itu," desis Victor.

"Ya sorry vic."

Victor langsung berlari menghampiri Viola, "Vio tunggu!" teriak Victor.

Kelvin duduk di kursi taman, "Ko emangnya ada yang salah ya dari omongan gue tadi ke Viola?" tanya Kelvin.

Viko mengernyit, "Hmm .., entahlah." kata Viko.

Kelvin menatap wajah Viko yang sedang berdiri di hadapannya, "Tapi kenapa Viola pergi begitu saja setelah gue berbicara seperti itu? Bahkan Victor marah ke gue karena gue mengeluarkan kata - kata itu tadi," kata Kelvin.

Viko duduk di sebelah Kelvin dan menepuk pundaknya, "Mungkin saja loe menyinggung perasaan Viola." kata Viko.

"Kalau memang seperti itu. Nanti di kelas gue harus minta maaf ke dia," kata Kelvin.

"Memang harus seperti itu. Bukankah lelaki sejati itu harus berani dan juga mengakui kesalahannya," kata Viko.

"Iya memang seharusnya seperti itu. Oh ya loe mau ikut gue ke kantin gak?" tanya Kelvin.

"Jelas aja gue mau ikut dong. Perut gue masih laper nih," jawab Viko.

"Dasar loe ya ko. Perut gentong!" canda Kelvin.

Viko terkekeh, "Haha .., gue tadi kan belum makan nasi cuman makan roti aja." kata Viko.


❤️❤️ TO BE CONTINUED ❤️❤️

My Perfect HusbandWhere stories live. Discover now