54. Possessive Jake

191 32 0
                                    

Happy reading guys 🤍

🍂🍂🍂🍂

Setelah dua bersaudara itu menemukan hadiah yang cocok untuk Jeslyn, mereka memutuskan untuk mengakhiri sesi belanja mereka.

Sekarang disinilah mereka, Taranka's Resto. Salah satu restoran terbaik di kota mereka.

"Lo yakin mau ngajakin gue makan disini?" bisik Juan sambil menyikut lengan adiknya, cowok itu memperlambat langkahnya begitu mereka semakin dekat dengan pintu resto.

Bukannya menjawab pertanyaan sang kakak, Jessa balik bertanya.

"Siapa yang tadinya pengen makan di tempat elit? Katanya pengen nguras kartu kreditnya adik ipar?" ledek Jessa.

"Gue kan cuma bercanda, balik yuk dek. Kalau duit lo gak cukup, kita bayar pakek apa? Cuci piring sampai resto tutup?"

Juan menarik lengan Jessa bak anak kecil, namun si empu tak menggubris. Jessa menyeret cowok itu memasuki restoran.

Uang suami juga uang istri bukan?

Hitung - hitung balas budi Jake karena cowok itu kerap membuat dirinya bergadang di setiap malam.

Sepasang adik kakak itu akhirnya mendapat tempat duduk di pojok ruangan. Jessa menyebutkan pesanan mereka kepada pegawai yang datang.

"Gimana rasanya seminggu hidup sama dia? Dia perlakuin lo dengan baik kan?" tanya Juan pada adiknya.

Jessa tersenyum tipis, "seperti yang mas lihat, Jake baik. Jake ngebebasin gue buat ngelakuin semua hal yang gue suka, gue boleh pergi kemana pun dan main sama siapa pun. Asal gak sama cowok lain aja."

"Kalau keluarga dia? Katanya seminggu ini lo tinggal bareng mertua."

Jessa menceritakan kehidupannya seminggu ini. Awalnya ia sempat overthinking dengan permintaan Jennie untuk tinggal selama seminggu, berbagai pikiran buruk berseliweran di kepalanya.

Namun setelah ia jalani, ternyata ia bernasib baik. Ia beruntung mendapat mertua yang baik. Meskipun Justin sibuk bekerja, pria itu kerap menanyakan kenyamanan Jessa.

Jennie pun menyayangi dirinya layaknya putri kandung. Wanita itu kerap mengajaknya keluar rumah, entah pergi ke salon atau pun berwisata kuliner.

Bahkan Jennie kerap marah - marah saat Jake ketahuan menjahilinya. Art di rumah Jake pun segan padanya.

Juan menghela napas lega, "gue senang dengarnya, gue harap mereka gak pernah berubah."

Obrolan mereka terpotong oleh seorang pelayan yang datang membawakan pesanan. Keduanya makan dalam keadaan hening.

Juan mengelap mulutnya dengan tisu. "Kemaren Xabiru telpon gue, dia nanyain lo."

Gerakan Jessa terhenti begitu mendengar ucapan kakaknya.

"Katanya nomor dia lo blokir. Lo gak mau ngasih penjelasan gitu ke temen gue Sa? Gue belum bisa nerima hubungan serius lo sama Jake. Tapi bukan berarti gue ngedukung lo sama Xabiru."

"Gue gak pernah blokir kak Biru, dia gak pernah chat gue kok mas." jelas Jessa apa adanya. Cewek itu benar - benar tidak tahu apapun.

Juan berdecak, "kayaknya ulah Jake."

Jessa membenarkan ucapan sang kakak.

Juan hendak menyuarakan isi kepalanya, namun dia urungkan saat netranya tak sengaja menangkap sosok berkemeja putih tulang tengah berjalan menuju meja mereka.

"Juan? Jessa? Ternyata gue gak salah lihat," ucapnya penuh suka cita.

Sosok itu berhigh five dengan Juan, di menit berikutnya ia mengalihkan perhatiannya pada sosok yang amat dirindukannya.

Possessive Jake ✔Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu