30. Apartment Jake

202 25 2
                                    

Mengandung unsur 18++

Ngaku kalean, seneng kan kalian baca part yang ada  unsur ples - ples nya?

Atau senang Gar kasih chapter baru??

Happy reading guys 🤍

🍂🍂🍂🍂

Jessamine keluar dari kamar mandi, cewek itu tersenyum tipis begitu ia mendapati Jake yang duduk di depan cermin.

Cowok itu menuangkan toner ke tisu, kemudian cowok itu mengusap lembut wajahnya. Jessa tak asing akan pemandangan itu.

Selain rajin merawat tubuhnya, Jake juga menyayangi wajah tampannya. Jessa sering mendapati cowok itu mengaplikasikan skincare di wajahnya, bahkan cowok itu tak malu - malu melakukan rutinitas khas kaum hawa itu di depan kekasihnya.

Jake memiliki rangkaian skincare rutin lengkap, semua jenis skincare khusus laki - laki tertata rapi di meja riasnya.

Mulai dari toner, serum, sunscreen, moisturizer, bahkan berbagai jenis masker wajah pun ada di sana.

Tak heran Jake memiliki wajah putih mulus tanpa cela, seumur - umur mereka berpacaran, Jessa belum pernah melihat jerawat mampir di wajah rupawan si pacar.

Jessamine naik ke atas tempat tidur, gadis itu menata guling di tengah - tengah ranjang.

Melihat pemandangan itu, Jake mendengus tak suka. "Harus banget ya gulingnya ditaruh disitu?"

Jessa mengangguk, "salah kamu sendiri, di apartement kamu kan banyak kamar kosong. Kenapa gak meluangkan 1 ruangan buat kamar tamu?"

"Buat apa? Lagian kan aku tinggal sendiri, beda sama nanti. Kalau anak kita udah launching, nanti aku buatin satu kamar lagi deh," jawab Jake kelewat santai.

Jessa merasakan hawa disekitarnya memanas, "kamu mikirnya kejauhan."

"Kejauhan gimana sih yang? Kan masa depan harus dirancang dari sekarang. Kamu gak ada rencana nikah muda? Padahal lulus SMA aku pengen kita nikah," jelas Jake blak - blakan.

Jessa menggeleng, "aku pengen kuliah dulu."

Jake mendesah kecewa, Jessa cukup keras kepala. Ternyata tak mudah mengubah pendirian kekasihnya.

Meskipun begitu, ia harus menghargai pilihan gadisnya.

Jessamine menyukai Jake, ia nyaman dengan statusnya sebagai pacar Jake.

Tapi untuk menjadi istri Jake, Jessa tak pernah berpikir jika hubungan mereka akan sampai pada tahap itu.

Dirinya masih belia, Jessa ingin menikmati masa mudanya.

Meskipun cowok itu memenuhi kriteria untuk menjadi pacar idaman Jessa, Jake belum tentu masuk kategori suami yang ia impikan.

Jessa tetap menyuarakan protesnya pada Jake, "tetap aja kamu harus buat 1 kamar lagi, aku kan sering nginap disini. Kalau kamu keberatan, gimana kalau beli kasur lipat? Nanti aku bisa tidur di bawah, kamu yang di atas."

Kalimat terakhir Jessa berputar - putar di kepala Jake. Dan entah mengapa ia mengartikan ucapan Jessa dengan maksud lain.

Jessamine terpekik keras begitu Jake berpindah posisi, kini cowok itu sudah berada di atas tubuhnya. Kedua lengan kekar Jake mengurung tubuh mungilnya.

"J-jake.." cicit Jessa dengan suara kecil.

"Hm?"

Jessa tergagap, "g-gerah, bisa minggir gak?"

Possessive Jake ✔Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu