Tiga Puluh Empat

2.7K 166 6
                                    

"Gue Tau gue salah Ro, sudah hilang gak ada kabar, gue cuma mau ngasih yang terbaik buat Salsa Ro, gue sayang sama dia sayang banget. Maafin gue ro, biarin gue berjuang untuk dapetin Maaf dari Salsa ro, gue mohon" Lian sudah menjelaskan alasanya kemana dan kenapa dia pergi selama sebulan ini.
Sebenarnya Aro masih tidak bisa memaafkan sahabatnya itu, karena ulah Lian Salsa hampir saja kehilangan nyawa anaknya bahkan nyawa salsa sendiri.

"Gue gak tau Li, harus bagaimana lagi, gue hancur banget, lu gak liat li betapa kacaunya Salsa malam itu Li, dan gue gak ngebayangin selama satu bulan ini, dia memikul beban ini sendiri, lu tau sendiri li Salsa rapuh banget, sekarang dia harus dua orang sekaligus, dia harus memikirkan dirinya dan calon anknya yang ada dikandungan, gue gak kuat li ngebayangin itu semua" Ucap Aro.

"Gue tau Ro, gue gak tau kalau bakal seperti ini, kalau gue tau dari awal dia hamil, gue gak akan ninggalin dia Ro, gue gak akan ngebiarin dia jalanin ini sendiri, izinin gue memperbaiki semuanya ro, gue mohon" Lian kini sudah berjongkok didepan Aro memohon agar Aro mengizinkannya.

"Gak tau Li, gue serahin semua dengan Salsa, gue harap lu sungguh sungguh dengab Perkataan lu, tapi gue gak bisa bantuin apa apa"

"Gue akan berjuang ro untuk mendapatkan maaf Salsa lagi, Terimakash"

Aro dan Lian pun masuk ke dalam Ruangan Salsa. ia melihat Salsa yang sedang tertawa bersama Novi.

"Eh kok ketawa ketawa" Ucap Aro yang tersenyum melihat dua perempuan kesayangannya senang.

salsa langsung membuang muka ketika melihat ada Lian dibelakang Aro.

"Iya kita lagi cari cari nama buat anaknya Salsa sayang, lucu lucu jadi ketawa ketawa" jelas Novi

Nama Anak ada bahagia mendengar nya, tetapi hati lian terasa sakit. Seharus nya dia yang ikut dalam mencari nama untuk namanya. Ahhh lian terlalu baper lagian kandungan salsa baru satu bulan.

"Cepat banget udah cari cari nama, kan belum tau anaknya laki laki apa perempuan" Aro duduk di sofa yang ada di ruangan itu, diikuti Lian yang masih saja diam belum berani bersuara.

ceklekk

"Mbak ini, makan Malam untuk ibu Salsa ya"ucap perawat yang membawa makanan untuk salsa dan mengecek infus salsa

"Terimakasih Sus"

"Kak nov" Salsa merengek ke arah Novi

"Iya, kenapa Sa, ada yang sakit, atau mau ap?" tanya Novi
Lian menata Salsa dengan rasa rindu. dia rindu sekli dengar salsa kalau sudah manja.

"Aku mau Sate padang boleh?"salsa yabg sudah memasang pupy eyesnya

"Salsa makan ini aja ya, nanti kalau salsa sudah sembuh baru kita makan sate ya"bujuk Novi

Salsa sudah mengerucut kan bibirny.

"Jangan cemberut gitu dong dek, Sus boleh gak ya adik saya ini makan Sate padang" tanya Aro

"Boleh saja kak, tapi jangan terlalu banyak ya, yang penting makan nasi dulu, biasanya kalau ibu hamil sering ngidam kak, mungkin ibu salsa sedang mengidam" jelas perawat

"Ngidam Apaan" tanya Aro

"Ngidam itu biasanya kemauan ibu hamil akibat bawaan anak yang didalam kandungan, kalau kata orang ngidam harus di turuti kak biar anaknya gak ngences"Jelas perawat itu.

"Oh begitu, terimakasih Sus"

"Sama sama, saya pamit ya kak, kalau ada apa pencet saja tombol merah itu ya"

"Oke sus"

"nah udah dengarkan, sekarang makan nasi dulu, nanti kakakmu yang cari sate padang"

"Oke deh makasih kak novi yang baik hati" Salsa sudah tersenyum kembali.

"gitu aja senang, ya udah gue keluar dulu deh, cari sate padangnya, habisin nasinya ya" Aro pun keluar dari ruang salsa. diikuti Lian dari belakang.

"Ro, biar gue aja yang cari in satenya, lu tungguin salsa aja" ucap Lian

"Gak apa apa biar gue aj" jawab Aro masih sedikit ketus

"Please Ro, izinin gue ngelakuin ini, demi Salsa dan anak gue"

"oke" ucap Aro dan kembali lagi ke dalam ruangan salsa.

"Kok balik lagi, udah dapat Satenya?" tanya Novi

"Lian yang mau cari" ucap Aro melihat Salsa

Salsa hanya Terdiam.

sementara Lian yang sudah mengelilingi jalanan ibu kota menyusuri setiap ada gerobak yang berjualan dipinggir jalan.

hampir satu jam akhirnya Lian mendapatkan Sate padang yang ia cari. Lian bergegas kembali kerumah sakit, dia tidak mau kalau salsa lama menunggu.

Ceklek

"Akhirnya lu datang, lama banget, lu tungguin Salsa dulu gue mau anter novi ada pemotretan"Ucap Aro

"Kak" Salsa memegang Tang Aro untuk mencegah Aro pergi.

"Gak apa apa dek, dia gak akan berani ngapa ngapain, kalau dia nyakitin kamu  kakak gak akan tinggal diam kali ini"Ucap Aro menenangkan Salsa

"Jagain adek gue"Aro memegang pundak Lian dan pergi bersama Novi
Lian hanya mengangguk.

"Sayang, Satenya mau dimakan sekarang, aku bukain ya"

"Gak perlu, udah gak nafsu juga, mending keluar deh, gue gak minat liat muka lu" ucap Salsa masih ketus

"Sedikit aja ya, aku bukain, nanti anak kita ngences, kamu dengarkan kata Perawat tadi" Lian Membuka bungkus sate dan menyiapkannya

"Anak aku gak akan ngences, dia ngerti ibunya kok" jawab Salsa masih enggan melihat Lian.

Lian duduk di samping salsa dan ingin menyuapkan Sate ke mulut salsa.

"Gue gak mau" ucap salsa menepis tangan Lian.

"Ya udah aku taruh disini dulu  kalau mau kasih tau aku ya"

Lian meletakkan kembali sate padangnya, dan kembali duduk disamping Salsa

"Sekarang istirahat ya, udah malam"Lian menarik selimut untuk menutupi tubuh salsa.

"Lu keluar aja, gue mau tidur" ucap Salsa

"Aku tungguin disofa ya"Lian duduk disofa.

dirasa Salsa sudah terlelap tidur Lian pun memejamkan mata.

pranggg

"Salsa, kamu kenapa, mau apa sayang" mendengar ada yang jatuh Lian terbangun dengan sigap melihat kondisi salsa

"gak apa apa" Jawab Salsa

"Kamu mau ini, ini aku suapin" Lian mengambil Sate padang, dia tau kalau Salsa ingin sekali makan sate itu .

"gue bisa sendiri" salsa mengambil Sate dari tangan Lian.

Setelah memakan Sate padang tadi salsa  kembali mau memejamkan matanya.

"Ya udah selamat tidur ya sayang sayangnya papa" Lian hendak memegang perut salsa, tetapi ditepis oleh perempuan itu.

"jangan pegang pegang anak aku"

"Dia anak aku juga sa, dia calon baby kita" jawab Lian

"Gak ada, ayahnya sudah mati sejak sebulan lalu, dia anak aku, aku yang mengandung dan mengurus dia selama ini" ucap Salsa yang sudah menahan Air matanya agar tidak tumpah.

"Sayang maafin aku ya, boleh kita berbicara, kasih aku kesempatan sayang" kini Lian sudah memegang tangan Salsa.

"Tidak perlu  aku mau tidur" salsa berpura pura memejamkan mata.

melihat sikap Salsa yang  masih marah. Lian kembali ke sofa. Dia membiarkan Salsa menenangkan diri terlebih dahulu.

Selamat Siang.
Up lagi ni hahha

Lian kira kira kita maafin gak ya?

Enjoyy

GentariOnde histórias criam vida. Descubra agora