BAB 16 || Semakin dekat

24 20 2
                                    

"Lo ngapain anjirr di depan rumah gue." tanya Nara saat melihat Ryo yang tiba-tiba datang kerumahnya.

"Mau ngajakin lo jalan." balas Ryo

"Lo nggak bisa ngechat gue dulu gitu?"

"Udah, tapi nggak lo balas."

Nara merogoh saku jaketnya dan benar apa yang Ryo katakan, Ryo sempat mengirimkan beberapa pesan ke ponselnya.

"Jadi?"

Nara diam untuk memikirkan tawaran Ryo. Nara sebenarnya ingin menolaknya namun dia merasa kasihan dengan Ryo yang sudah datang jauh-jauh kesini.

"Gue ganti baju dulu, masuk aja."

Ryo turun dari motornya dan mengikuti Nara dari belakang. Dia duduk dengan nyaman disofa sambil mengamati sekitar. Rumah gadis itu tampak sangat sepi, apakah Nara tinggal sendiri?

Tak butuh waktu lama untuk Nara selesai berdandan. Nara hanya menggunakan hoodie berwarna hitam dengan celana kulot berwarna putih tak lupa tas hitam kecil yang selalu Nara pakai jika akan pergi.

"Cantik" ucap Ryo didalam hatinya saat melihat penampilan Nara, walaupun terlihat biasa saja. Entah mengapa jika Nara yang menggunakan itu terlihat sangat cantik.

"Lo mau sampai kapan ngeliatin gue sambil bengong kek gitu?"

"Selamanya" balas Ryo dengan kekehan kecil.

"Gila lo."

Nara keluar dan meninggalkan Ryo yang masih berada disana.

Ryo menggeleng pelan dan segera mengikuti Nara dari belakang.

"Lo mau ajak gue kemana?" tanya Nara saat dia sudah berada disamping motor Ryo.

"Mau nya kemana?"

"Terserah"

Ryo menghela nafas dan mengangguk, menyuruh Nara untuk naik keatas motornya tak lupa Ryo mengambil tangan Nara agar memeluk nya. Nara tidak protes dan hanya diam.

Ryo mengukir senyum samar saat melihat tak ada sedikitpun perlawanan dari Nara. Ini semakin membuat nya yakin bahwa Nara mulai menyukai nya. Ya semoga saja.

****

"Lo mau mewarnai nggak?" ajak Ryo saat melihat beberapa anak kecil sedang mewarnai dan Ryo pikir itu cukup menyenangkan.

"Kek anak kecil."

"Itung-itung ngingetin momen waktu kecil ken."

Nara tampak berfikir sejenak sebelum akhirnya menyetujui saran Ryo.

Dengan semangat Ryo menggandeng tangan Nara. Ryo duduk di sana dengan gambar doraemon dihadapan nya, sedangkan Nara memilih untuk mewarnai gambar bunga.

Ryo sesekali menoleh kearah Nara yang tengah fokus mewarnai gambar nya. Nara terlihat sangat cantik dan menggemaskan.

Dan senyum tipis tak pernah hilang dari wajahnya saat melihat Nara. Apakah Ryo mulai menyukai Nara? Ah itu tidak mungkin, ingat Ryo mendekati Nara hanya untuk membuktikan kepada Levin bahwa ucapan nya itu salah. Ryo akan membuktikan bahwa semua gadis yang dekat dengan akan menjadi kekasihnya.

"Gambar lo didepan bukan disamping." tegur Nara saat menyadari bahwa Ryo yang terus saja menatap nya. Jujur saja itu membuat Nara sedikit tidak nyaman.

"Ah, sorry." Ryo kembali fokus ke lukisan nya. Ya, walaupun tak sepenuhnya, dia masih tetap curi-curi pandangan ke Nara.

Setelah 30 menit lamanya akhirnya gambar yang Ryo warnain itu jadi. Ryo melihat ke Nara, melihat apakah gadis itu sudah selesai atau belum.

Ryo bangkit dari duduknya dan menghampiri Nara, jongkok disamping Nara dan membantu Nara untuk mewarnai nya.

Nara tidak protes dan membiarkan Ryo melakukan sesukanya namun entah mengapa ide jahil terbesit dipikirkan nya. Nara mengambil kuas dan mencoret kan nya diwajah Ryo.

Ryo langsung mengusap pipinya yang terkena cat cair itu dan menatap Nara.

"Ken, nanti muka gue kotor" ucap Ryo yang sibuk membersihkan wajahnya. Bukannya menuruti perkataan Ryo kini Nara kembali mencoreti wajah Ryo.

Ryo menghembuskan nafas panjang dan tersenyum menatap Nara. Nara tertawa tak kuat menahan tawanya. Melihat wajah Ryo yang tertekan itu sangat lah lucu!

"Sini muka lo mau gue cat warna biru biar jadi avatar." ucap Nara dengan disertai tawa kecil.

"Jahil juga ya lo ternyata."

"Baru tau?"

Ryo pun hendak melakukan hal yang sama namun Nara langsung bangkit dan berlari untuk menjauhi Ryo.

"Ken jangan lari" Ryo mengejar Nara yang terus berlari ke sana kesini.

"Tangkap gue kalo bisa." Nara menjulurkan lidahnya untuk mengejek Ryo.

"Awas ya lo" Ryo terus berusaha menangkap Nara dan ya, Ryo berhasil memeluk Nara dari belakang dan membuat langkah gadis itu terhenti.

"Ryo lepasin" Nara memukul lengan Ryo yang memeluk perutnya.

"Kalo gue nggak mau?"

"Ryo, diliatin banyak orang malu."

"Lo tadi lari-lari kek anak kecil gak malu tuh."

"Itu udah beda. Lepasin cepet."

"Oke gue bakal lepasin tapi ada syaratnya."

"Apa syaratnya?"

"Jadi pacar gue"

Nara kini memukul dengan keras lengan Ryo. Itu sedikit menyakitkan bagi Ryo, namun karena yang mukul Nara dia diam saja.

"Nggak mau. Lepasin" Nara terus memberontak. Ryo memilih untuk menyerah dan melepaskan Nara.

"Sakit tau." gumam Nara yang mengusap ngusap lengan nya tak sengaja tertekan akibat pelukan Ryo yang lumayan kencang tadi."

Ryo mendekati Nara dan melihat lengan Nara yang sedikit memerah "sorry ken gue nggak bermaksud buat nyakitin lo."

"Nggak papa" balas Nara. Sebenarnya itu tidak sakit Nara sengaja mengeluh sakit agar Ryo mau memperhatikan nya. Ah, tunggu kenapa Nara jadi ingin perhatian Ryo? Apakah Nara mulai menyukai Ryo? Tidak itu tidak mungkin! Nara pasti hanya terbawa suasana, ya hanya itu!

I'm not him Where stories live. Discover now