BAB 08 || Murid baru

42 29 4
                                    

"Lo tau gak Ryo kalau-" belum selesai Reza menyelesaikan perkataannya Ryo terlebih dahulu memotongnya

"Ada anak baru kan gue udah tau" ucap Ryo yang duduk dibangku nya

"Ck gak asik lo udah tau duluan" kesal Reza. Dia kembali duduk disamping Ryo dengan memainkan ponsel nya

"Oh iya tadi gue liat Nara di kantin"

Ryo mengangkat satu alisnya mendengar perkataan Reza untuk apa Reza memberitahu hal itu?

"Hubungan nya sama gue apa?"

"Lah bukan nya lo suka sama Nara"

Ryo menghembuskan nafas panjang, sejak kapan dia menyukai Nara?

"Siapa yang bilang kalo gue suka sama dia?"

"Lo sendiri waktu dikantin"

"Gue cuma muji namanya bukan berarti gue suka sama dia"

"Udah lah Ryo mau lo jelasin kek gimana pun Reza gak akan ngerti" ucap Devan yang baru datang dan tak sengaja mendengar apa yang sedang Ryo dan Reza bicarakan

Reza menatap tajam kearah Devan "lo pikir gue bego gitu?"

"Kenyataannya kan" balas Devan dengan santai

Reza melempari Devan penghapus dan tentu saja itu membuat Devan membalas apa yang Reza lakukan

Karena tidak puas dengan cuma penghapus Reza mengambil pulpen dan melemparkan nya ke arah Devan dan pas nya itu pulpen mendarat tepat di kening Devan

Devan melotot kan matanya kesal lalu mengejar Reza yang sudah melarikan diri

Ryo yang melihat kelakuan kedua sahabat nya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan heran mengapa mereka selalu saja bertengkar seperti anak kecil?

"Kenapa mereka?" tanya Levin yang baru saja datang dan langsung di suguhkan dengan pemandangan Reza dan Devan yang sedang kejar-kejaran seperti anak kecil di dalam kelas

"Biasa"

Levin menggeleng pelan dan hanya melihat Reza dan Devan yang masih terus berlari namun terkadang mereka berhenti sejenak dan saling melemparkan barang yang ditemui nya

Sampai di mana guru yang mengajar pun masuk. Guru itu berdecak kesal saat melihat Reza dan Devan yang berlarian bahkan Devan tak sengaja menabrak nya

"Maaf Bu gak sengaja. Salahin Devan aja bu" ucap Reza yang meminta maaf

"Lo yang nabrak kenapa gue yang salah" ucap Devan yang tidak terima saat Reza menyalahkan nya

"Ya gara-gara lo lah coba aja kalo lo gak ngejar gue pasti gue gak bakal nabrak bu Nisa"

"Heh Monyet!! Gue gak akan ngejar lo kalo lo gak ngelempar pulpen ke kening gue"

"Salahin pulpen nya lah ngapain dia mukul lo kan niat gue mau buang tuh pulpen bukan mau ngelemparin lo"

"Udah dong ini kenapa kalian malah ribut dihadapan ibu" relai bu Nisa 

"Kalian berdua duduk sebelum ibu hukum" perintah bu Nisa dengan tanpa protes Reza dan Devan pun duduk di bangku nya masing-masing

Bu Nisa menghembuskan nafas panjang melihat kelakuan anak didik nya. Bu Nisa meletakkan tas nya dan berdiri di tengah-tengah

"Hari ini kalian semua kedatangan murid baru. Ayo silahkan masuk" ucap bu Nisa yang menyuruh murid baru itu untuk masuk

Semua murid yang ada dikelas itu seketika terdiam saat melihat murid baru itu

"Silahkan memperkenalkan diri dulu"

"Kenalin nama gue Rlyan Alaska Devantara kalian bisa manggil Rlyan atau Aska terserah" ucapnya

"Ibu harap kalian bisa menerima Rlyan dengan baik di kelas ini dan kamu Rlyan bisa duduk di samping Levin yang namanya Levin bisa angkat tangan" ucap bu Nisa namun Levin yang sibuk dengan ponselnya itu tidak mendengar apa yang bu Nisa katakan

"Levin!" ulang bu Nisa dengan nada sedikit meninggi

"Vin lo di panggil bu Nisa bego" ucap Devan yang memberitahu Levin

"Hadir bu" Levin segera mengangkat tangannya

"Levin kalau kamu masih tetap main game di saat pembelajaran berlangsung ibu sita hp kamu"

"Maaf Bu"

"Kamu bisa duduk disana"

Rlyan mengangguk dan pergi ke tempat duduk nya. Levin hanya menatap sekilas ke anak baru itu dan kembali memainkan ponselnya

"Kenalin nama gue Devan temennya Levin" ucap Devan yang memperkenalkan dirinya

"Rlyan" balas Rlyan dengan tersenyum tipis

"Dia Ryo dan dua orang yang duduk di sebelah kiri lo itu Reza sama Angel"

Rlyan hanya mengangguk saat Devan memperkenalkan satu persatu teman-temannya

"Dan yang duduk disamping lo itu namanya Levin dia emang kek gitu orang nya jadi gak usah ditanggepin"

Lagi lagi respon Rlyan hanya mengangguk

"Ngangguk mulu kek orang bisu" ucap Levin secara tiba-tiba. Devan dan Ryo itu langsung menatap Levin

"Gak boleh gitu vin" tegur Devan

"Gak usah lo dengerin dia emang rada gila"

"Lo kali yang gila bukan gue" balas Levin yang menatap malas ke Devan

"Udah gak papa santai aja" ucap Rlyan yang mencoba untuk mencegah pertengkaran diantara Devan dan Levin

"Btw lo cantik gue kira tadi lo cewe ternyata cowo" ucap Ryo. Apakah itu sebuah pujian?

"Cantik dari mana biasa aja kek gitu dibilang cantik"

Rlyan yang mendengar perkataan Levin itu menghembuskan nafas kasar dan menatap malas ke arah Levin

"Iya njir kalo diliat-liat lo cantik juga. Mau jadi pacar gue gak?"

Ryo langsung memukul belakang kepala Devan dengan lumayan keras. Devan mengusap ngusap bagian yang terkena pukulan Ryo

"Ck sakit bego ngapain lo mukul gue coba"

Rlyan hanya tertawa pelan begimana melihat sikap Devan dan Ryo yang menurut nya itu cukup lucu

"Wah parah gue kesakitan dia ketawa definisi bahagia diatas penderitaan orang" ucap Devan dengan dramatis

"Van lo kalo mau gila keluar sana" ucap Levin yang kesal 

"Gak asik lo Vin" Devan kembali melihat ke depan

Rlyan hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan melihat kelakuan mereka

"Maklumin aja mereka emang rada gila" ucap Levin yang mematikan hpnya dan menatap Levin ternyata benar apa yang Ryo katakan kalo diliat-liat Rlyan cukup cantik udah menjadi seorang pria

Pipinya yang putih bersih dan sedikit chubby itu memberikan kesan cantik dan juga imut diwajahnya

"Ada yang aneh?" tanya Rlyan saat menyadari bahwa Levin tengah menatap nya

Levin langsung mengalihkan perhatiannya kedepan. Rlyan itu tampak bingung dengan apa yang dilakukan Levin namun dia tidak banyak tanya dan fokus dengan apa yang sedang bu Nisa jelaskan

I'm not him Where stories live. Discover now