BAB 15 || nongkrong

33 26 2
                                    

Setelah Ryo mengantarkan Nara kembali ke rumahnya kini dia sedang bersantai diruang tamu dengan Leo yang menemani nya di sana.

"Lo jadi nginep disini?" tanya Ryo yang ingin memastikan lagi apakah Leo--sepupu nya itu jadi menginap dirumah nya.

"Jadi lah, gue males dirumah sendiri."

Ryo mengangguk dan kembali membaca buku yang sengaja dia pinjam dari perpustakaan tadi, jika kalian beranggapan bahwa Ryo meminjam buku karena dia ingin kalian salah, Ryo meminjam buku karena hanya ingin membiasakan dirinya. Ya kan Nara suka baca buku jadi Ryo harus melakukan hal yang sama agar Nara bisa dengan cepat dia dapatkan. Effort banget ya bang.

"Tumben lo baca buku." ucap Leo yang masih fokus dengan game nya

"Demi cewe inceran gue."

"Wait lo suka sama seseorang? Kok gak bilang ke gue?"

Leo langsung mengubah posisi tubuhnya dan saat ini dia sudah berada tepat di depan Ryo.

Ryo menghela nafas pelan.

"Gak suka sih sebenernya gue cuma penasaran aja sama tuh cewe."

Leo dibuat bingung dengan maksud Ryo. Jadi Ryo suka atau tidak?

Ryo yang menyadari kebingungan Leo itu meletakkan bukunya.

"Jadi disekolah gue ada satu cewe yang namanya Nara, nah dia tuh beda dari cewe-cewe yang lain." jelas Ryo.

"Beda? Beda gimana?"

"Gue pernah nembak dia dan lo tau apa jawabannya?"

"Pasti diterima kan?"

"Enggak, gue ditolak."

"Ha? Lo ditolak? Yang bener aja."

"Ck dah lah gak usah dibahas males gue."

Ryo pun kembali untuk membaca bukunya dan mengabaikan Leo.

"Bentar tadi nama cewenya siapa? Nara?"

"Hm, kenapa lo kenal?"

"Enggak cuma agak familiar aja sama namanya."

Ryo mengangguk.

Setelah percakapan singkat itu kini hanya hening yang menyelimuti mereka. Ryo yang sibuk dengan bukunya dan Leo yang sibuk dengan game nya, namun Leo masih memikirkan nama gadis yang saat ini didekati oleh Ryo. Mengapa namanya seperti gadis itu?

****

"Cie ada yang pulang bareng gebetan semalem." goda Devan saat melihat Ryo yang baru saja datang.

"Udah dapat lampu ijo belum bang?" ini giliran Reza lah yang menggoda Ryo.

Ryo hanya memutar bola matanya malas mendengar godaan yang Reza dan Devan berikan untuk nya. Alasan kenapa Ryo malas jika harus berbagi cerita kisah cinta Ryo ke Devan dan Reza.

"Jangan lupa pj kalo jadian." tambah Levin.

"Lo bisa gak usah ikut gak?" ucap Ryo yang sepertinya dia sudah sangat tertekan dengan godaan Devan dan Reza kini Levin juga ikutan? Ah, bisa gila dia.

Levin hanya tertawa melihat wajah kesal Ryo. Ya, ini adalah hal yang sangat Levin sukai, melihat sabahat nya itu marah.

"Btw tumben lo bawa buku banyak banget." ucap Rlyan yang sengaja mengganti topik pembicaraan mereka.

"Nara suka baca buku." balas Ryo singkat.

"Terus?"

"Gue cuma nyesuain sama apa yang Nara suka." jawabnya.

"Effort lo nggak main-main, gue bangga sebagai temen lo." Devan memberikan tepuk tangan untuk semua niat dan usaha yang Ryo lakukan hanya untuk bisa dekat dengan Nara.

"Udah effort kek gitu sayang kalo gak bisa dipacarin."

Ryo hanya berdeham sebagai jawaban untuk ucapan Levin.

Setelah itu kini mereka semua diam. Sibuk dengan urusan masing-masing, sampai Reza lah yang membuka suara terlebih dahulu.

"Eh nanti malam nongkrong yok dirumah nya Ryo."

"Ayo aja sih gue juga bosan kalo dirumah." balas Devan yang menyetujui ajakan Reza

"Rly lo ikut ya."

Rlyan mengangguk.

"Oke, lo Vin gimana?"

"Gue juga ikut."

"Oke nanti malem jam 8 kita ngumpul dirumah Ryo."

****

Seperti yang mereka janjikan kini. Levin, Rlyan, Devan, dan Reza sudah berada dirumah nya. Mengapa Reza sengaja mengajak mereka semua kesini? Karena Reza tau bahwa Leo sedang menginap dirumah Ryo jadi dia ingin sesekali main dengan sepupu sahabat nya itu.

"Ganggu istirahat gue aja lo semua." ucap Leo yang duduk tepat disamping Ryo. Padahal dia tadi sudah ingin tidur dengan menelepon sang pacar eh malah si curut Reza bilang ingin menemuinya.

"Yaelah kita juga jarang banget ngumpul kek gini."

"Mau ngapain kesini?"

"Maling, jelas nongkrong lah pakek nanya." balas Reza yang mulai sedikit kesal dengan pertanyaan bodoh yang Leo katakan.

"Pulang sana gue mau teleponan sama cewe gue."

"Bucin mulu nggak capek apa."

"Biarin gue bucin daripada lo jomblo abadi."

Reza melemparkan bantal ke arah Leo.

"Gue nggak jomblo ya, liat aja kalo Angel mau pacaran sama gue, gue bakal pamerin dia ke lo."

"Cih cewe tukang selingkuh kek gitu aja disukain."

"Maksud lo apa ngatain Angel kek gitu?" jelas saja jika Reza marah. Coba bayangan jika cewek kalian lah yang dikatain seperti itu apa nggak sakit hati.

"Wih santai dong, gue cuma ngomongin fakta."

"Bangsat lo." Reza kembali melempari Leo bantal dan bantal itu mendarat mulus di wajah Leo.

"Anjing lo." Leo mengambil satu bantal dan mengejar Reza yang sudah terlebih dahulu lari.

Mereka yang melihat pemandangan dihadapan nya itu hanya bisa geleng-geleng kepala.

I'm not him Where stories live. Discover now