35

6.1K 356 7
                                    

Di pagi hari Yoona sudah mengerutkan alisnya bingung menatap pintu kamar Jaemin dan kamar tamu yang masih tertutup. Dia memutuskan untuk pergi ke dapur menggunakan kursi rodanya. Mengecek beberapa bahan di sana.

Dia menoleh sekilas dua pintu kamar tersebut dari sana, benar-benar tak terbuka. "Mungkin mereka lelah?" Gumanya.

"Bahan-bahan di dapur sudah hampir habis, sebaiknya aku menghubungi Seunghan untuk mengantar ke pasar" monolog Yoona.

Lalu dia mengambil ponselnya yang ada di saku rok, lalu dia kenghubungi nomor Seunghan yang tertera disana.

Dan beberapa saat kemudian, mobil berwarna hitam terparkir di kediaman rumahnya. Yoona menyungging senyum lalu keluar untuk menyambut Seunghan.

Seunghan yang baru saja keluar dari mobil, tersenyum melihat Yoona diambang pintu tengah menunggunya.

"Bibi, bagaimana keadaan bibi?" Katanya seraya menghampiri lalu menunduk sopan.

"Ah, bibi sudah lebih baik. Kau kesini sendirian? Tidak dengan kekasihmu?"

Seunghan tersenyum malu. "Woonbin sedang ada pemotretan, jadi aku sendiri untuk menjemput bibi...oh iya, bagaiaman keadaan Nana?" Tanyanya untuk mengalihkan pembicaraan.

"Nana baik-baik saja, hubunganya dengan Jeno pun sudah membaik. Jeno menginap semalam di sini"

"Begitu ya, yasudah. Kata bibi ingin berbelanja, ayo!" Seunghan mendorong kursi roda itu dengan perlahan untuk berjalan ke mobilnya.

Yoona yang memang sudah hampir sembuh total lebih mudah masuk ke dalam mobil, lalu Seunghan taruh kursi roda tersebut di jok mobil.

Sesudah itu, mobil pun melaju untuk meninggalkan rumah.

...

Jeno tak nyaman dengan tidurnya karena pergelangan tanganya yang berat, lalu dia mengusal matanya untuk melihat apa yang membuat lenganya pegal. Ternyata Jaemin yang masih memeluk tangan beruratnya dengan tenang.

Jam sudah menunjukan pukul 09:00 pagi.

Lalu dia menumpu kepalanya dengan tangan yang lain. Dia tatap wajah manis Jaemin yang sedang tertidur pulas di sampingnya, dia seka poni panjang itu hingga wajah putih Jaemin terlihat.

"Cantik sekali" dia gemas lantas mencubit pipi tembam Jaemin.

Tidur si manis terusik dengan apa yang di lakukan Jeno padanya. Lalu lamat-lamat matanya terbuka, walau sedikit remang tapi dia bisa melihat wajah Jeno di hadapanya dengan senyum khas bulan sabit.

"Selamat Pagi, uh menjulang siang" Kata Jeno, lalu dia mengecup kening Jaemin sedikit lama.

"Eumm, ini jam berapa?" Wajah bantal Jaemin sudah menjadi favorit Jeno, dia terkekeh lalu memeluk tubuh mungil itu.

"Jam sembilan" katanya singkat.

Yang mendengar itu langsung tersentak dan terbangun, terduduk di atas ranjang dengan wajah yang masih menahan kantuk. "Astaga, aku lupa untuk masak. Pasti ibu menunggu"

Jaemin yang panik langsung menarik kaosnya dan celana pendek tersebut, dia kenakan dengan tergesa-gesa melupakan lubang analnya yang masih perih.

Jeno menggelengkan kepala gemas, dia lihat si manis tengah memakai pakaian dan langsung berlenggang pergi dari kamar. "Kenapa lucu sekali sih? Ang!!" Dia berakhir menggigit ujung bantal dengan gemasnya.

Love With Boss | NominWhere stories live. Discover now