18

9.7K 466 7
                                    

Seperti apa yang di katakan Jeno. Setelah pesanan mereka datang, dia akan membangunkan si manis yang kelelahan akibat pergulatan panas mereka.

Kini keduanya menyantap hidangan yang masih panas tersebut di ruang makan. Jeno memandangi sang kekasih yang tiada henti bersenandung kecil menyanyikan sebuah lagu diantara dentingan piring sendok yang beradu.

Lagi-lagi dia terkekeh melihat sudut bibir pria manis itu belepotan akibat saus Seafood yang mereka makan. Jeno mengusap dengan lembut membuat Jaemin menatapnya dengan wajah bingung.

"Kau seperti anak kecil" kekehnya menatap sang kekasih dengan pipi merona.

Jaemin melanjutkan acara menguyahnya. Setelah ia telan habis dia berkata, "aku baru tau kalau anak kecil bisa mengumpat" jawabnya.

"Mungkin hanya Baby Nana" gurau Jeno.

Mereka berdua pun tertawa terbahak-bahak. Sesekali Jaemin membuat beberapa bahan candaan untuk mencairkan suasana.

Saat pria manis itu tertawa bahagia, jeno memandangi wajah itu dengan tatapan mendalami. Dia cantik, wajahnya manis bila tertawa. Dunia bak berhenti sejenak menatap indahnya senyumanya.

Jeno mengagumi pria di hadapanya, baru pertama kali dia memiliki cinta seindah seperti di depan matanya. Yang di kira cinta itu rumit ternyata menjadi pelengkap. Rasa lelah di pikiranya sirna begitu saja karena senyuman manis itu.

"Huft, kenyang sekali. Aku jadi mengantuk" ujar Jaemin membuat lamunan Jeno buyar dan menatapnya sayang.

"Mau tidur sekarang? Aku akan membereskan meja. Kau tunggu di sini dulu" katanya seraya mengusak rambut Jaemin. Lalu dirinya memunguti benda diatas meja untuk di cuci dengan air wastafel di dapur.

Jaemin mengulum senyum melihat punggung itu bergerak di tempat cucian piring. Rasanya dia di hargai oleh sosok yang menjadi cintanya saat ini. Sekarang fokusnya hanya pada sang kekasih, bak tak bisa teralihkan.

Setelah semuanya beres dia cuci, Jeno lekas menghampiri Jaemin yang masih menunggunya di ruang makan.

"Eumm gendong" Jaemin mengulurkan kedua tanganya meminta tangan berurat itu membawanya dalam gendongan.

Melihat Jaemin tampak manja pada dirinya membuat Jeno lagi-lagi di buat gemas. "Ternyata kau manja sekali rupanya" kekehnya seraya menggendong tubuh kecil itu seperti koala.

Jeno membawa langkahnya menuju tangga tanpa kesusahan sama sekali. Otot lenganya mampu mengimbangi dengan langkah kakinya saat berjalan. Pria kuat yang jadi idaman siapapun akan meleleh jika di perlakukan seperti Jaemin.

Jeno merebahkan tubuh Jaemin di atas ranjang, lalu dirinya menyusul merebahkan di sampingnya. Pria itu menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka agar menjadi hangat.

Sia memposisikan memiring menghadap kekasih. Jaemin dengan semangat memeluk tubuh besar itu dengan lembut. "Hangat sekali..." gumanya pada pelukan.

"Jaemin..." panggil Jeno dengan suara baritonya.

Si manis mendongak dengan kedipan mata berkali-kali dengan lucu.

"Berhenti bekerja. Aku bisa memberikan semua kebutuhanmu. Ibumu pernah bercerita tentang fisik mu yang lemah. Aku khawatir jika terjadi sesuatu padamu..."katanya seraya mengusap surai rambut itu dengan sayang.

"Jeno, aku bisa mengatur semuanya. Jangan khawatir padaku..."

"Tidak bisa. Kumohon kali ini saja kaunturuti kemauanku, aku akan mengabulkan seribu permintaanmu" kini dia tatap wajah itu penuh permohonan.

"Aku serius padamu, aku akan menjagamu" sambungnya berakhir mengecup kening si manis.

Jaemin dengan ragu mengangguk. Dia tidak tau harus senang atau sebaliknya. Yang di katakan Jeno itu benar, namun di sisi lain dia selalu berpikir itu berlebihan. Apalagi hubungan mereka yang masih bisa di bilang belum lama.

Love With Boss | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang