01.

18.2K 934 19
                                    

Hari ini Jaemin berangkat kekantor tidak seperti biasanya, kali ini dia berangkat lebih pagi, dia sudah bosan mendengar celoteh Presdirnya yang tidak pernah berhenti bicara ketika sudah berhadapan denganya.

Sungguh pening, bahkan menatap wajahnya saja ingin sekali Jaemin robek ketampanan presdirnya, tapi sayangnya wajah itu belum ia temui sedari tadi.

Kini Jaemin dan Haechan sudah berada di kantor, mereka sedang sarapan di kantin.

"Makan dengan perlahan Jaemin" ujar Haechan menatap Jaemin yang tergesa-gesa melahab makanan yang ia pesan beberapa menit yang lalu.

"Akwu bwelum mwakan dwari kwemarin" balasnya. mengingat tentang kemarin, dia benar-benar melupakan makan siang dan berakhir tertidur di ranjang karena kelelahan, ini gara-gara Lee Jeno!

"Ngomong-ngomong presdir Lee belum kelihatan sejak tadi pagi? Bukanya dia jarang sekali terlambat, ah lebih tepatnya tidak pernah"

Jaemin merotasikan bola mata malasnya, dia jengah mendengar nama yang di sebut sahabatnya, sangat menyebalkan, bagus lagi kalau pria itu tidak berangkat.

Beberapa detik kemudian, kantor di gegerkan dengan sosok pria dengan casual simple, kaos berwarna putih dengan celana jeans robek itu mendominasi wajah tampan seorang Lee Jeno.

"Astaga? Itu presdir? Sangat tampan!"

"Waaah, lihatlah presdir seperti anak remaja"

"Sangan tampan aku ingin pingsan"

Apa-apaan tadi, para karyawan serta staf dan manusia di dalam kantor membicarakan tentang presdir tidak etika memakai casual untuk bekerja.

"Cih, lihatlah dia tebar pesona. Awas saja nanti" dengus Jaemin, dialah karyawan pertama yang berani memaki presdirnya sendiri.

"Tapi kenapa presdir memakai pakaian seperti itu di kantor? Apa ada acara atau bagaimana? Jadwalnya kosong kah?" Ujar Haechan menaikan satu alisnya penasaran.

"Karena dia sesuka hatinya sendiri, lihat saja nanti, aku akan membuat kepalanya panas"

"Jangan berbuat aneh-aneh Jaemin, kau mau? Punya masalah dengan presdir lagi?"

"Hanya saja aku tidak tahan mendengar jeritan para karyawan setelah mendengarnya, akan ku buat telinga dia bergetar sekalian!" Ujar Jaemin sembari merapikan kemejanya, berharap kali ini dialah yang menang dalam permainan.

...

Semua karyawan sudah mulai mengotak-atikan komputer mereka, ada sebagian yang masih menunggu lift untuk naik ke lantai atas.

Jaemin melihat banyak karyawan yang menunggu lift itu terbuka, sangat ramai sampai tubuh Jaemin harus berdesakan dengan partner kerjanya.

Ting

Pintu lift terbuka, menampilkan Presdir Lee yang sedang memainkan ponsel dengan satu tanganya dan tangan lainya memegang sandaran pintu lift.

Semua karyawan tidak berani ada yang masuk kedalam lift, mnurut mereka tidak sopan jika harus berdesakan bersama atasannya, bahkan mereka juga sangat yakin kalau presdir Lee tidak mengizinkan  karyawan biasah untuk ikut masuk denganya.

Atensi Jeno teralih kearah Jaemin yang sulit bergerak di kerumunan para pekerja, lalu dia menggeser tubuhnya dan mengode agar pemuda itu masuk kedalam lift.

"Kita satu lantai kan? Cepat masuk!" Ujarnya menatap kearah Jaemin.

Semua karyawan sontak menoleh kearah karyawan yang di tatap oleh Jeno, Jaemin hanya menoleh ke kanan ke kiri dengan bingung, lalu setelahnya dia masuk kedalam lift.

Love With Boss | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang