11

12.1K 652 11
                                    

Hari ini kantor di gegerkan dengan kehadiran presdir dan karyawan bagian ekonomi. Bukan hanya para karyawan di sana, manajer dan Haechan sebagai sahabat lama pun di buat terkejut dengan dua orang yang tengah bergandeng tangan menuju lobi kantor.

Jaemin membungkam wajahnya sendiri dengan tangan satu dari tangan yang masih senantiasa di pegang yang lebih tinggi.

"J-Jeno, aku malu" lirihnya menarik ujung jas milik Jeno, Jeno menoleh namun hanya memberi jawaban dengan senyumnya, senyum khas bulan sabitnya.

Yang lain melongo melihat Jeno membawa Jaemin untuk pergi ke lift pribadinya, bisik-bisik pun mulai terdengar katika mereka berdua melintas.

Hyunjin yang baru saja selesai mengeprint kertas kerjanya harus tersedak ludah sendiri, dia mengerjapkan matanya berkali-kali untuk mencoba membuang ilusi nya, namun semua itu realita yang dia lihat.

Teman satu kerjanya penepuk pundak Hyunjin. "Sepertinya kau butuh hiburan, haha" suara tawa renyah itu keluar membuat Hyunjin tak habis pikir.

"Mereka benar-benar punya hubungan? Bukankah selama ini Jaemin membenci Presdir" gumanya pada diri sendiri, tapi ada rasa sakit di hati yang seperti terkoyak.

Hyunjin yang penuh dengan usaha yang menghianati hasil hanya bisa mengikuti alur cerita di drama ini, salahkah kalau dia mencintai orang yang sudah menjadi kekasih presdir? Mungkin dia akan kalas karena Jeno lebih kaya dan derajatnya lebih tinggi.

"Dari pada melamun tidak jelas, lebih baik kita kerjakan pekerjaan yang sempat tertunda" kata temanya.

Hyunjin menghela nafas, lalu memunguti lembar kertas tersebut, dan keduanya pergi meninggalkan ruangan itu.

...

"Jaemin benar-benar hutang cerita padaku, kemarin dia berlagak seperti tidak menyukai presdir, tapi sekarang dia malah berhubungan denganya, apa-apaan?!" Guman Haechan seraya meremat dasinya.

Mark yang sedari tadi memperhatikan wajah kekasihnya hanya bisa menggeleng gemas. "Pasti Jeno terlalu memaksa, dia memang dari dulu menyukai Jaemin" balasnya menatap Haechan yang duduk di depanya.

"Apa benar? Aku tidak percaya, sejak kapan?" Sekarang Haechan menimpali tak percaya.

Seraya meneguk minuman yang dia pesan sebelumnya Mark tersenyum seringai. "Saat awal dia bertemu dengan Jaemin, Jeno langsung jatuh cinta. Tapi dia berusaha mendekati Jaemin dengan cara membuat masalah denganya, kau pasti selalu merasa kalau Jaemin terus-terusan berada di ruangan Jeno?" Jelas Mark.

"Ah~ aku paham sekarang, Jeno memang licik sepertimu" ujar Haechan memutar bola mata malasnya.

"Hey, tidak begitu sayang, aku bahkan tidak pernah menghukumu. Bahkan hari jadi kita aku lah yang paling romantis" bela Mark pada dirinya sendiri.

"Oh jadi begitu? Kau tidak ikhlas ya? Memberiku hadiah romantis saat hari jadi kita? Ternyata kau sama saja" Haechan beranjak dari duduknya, sedikit menggebrak meja dan meninggalkan Mark yang tengah panik.

"T-Tidak seperti itu, tunggu, biar aku jelaskan" Mark pun beranjak, menyusul langkah panjang itu yang sedang marah karena hal sepele. Namun Mark selalu mengalah dan tak pernah marah karena sikap Haechan yang terlalu berlebihan, dia peka.

...

Sedangkan Jaemin sudah di seret untuk berada di ruangan Jeno, alhasil dia hanya duduk manis di sofa sembari menunggu Jeno makan bekal buatanya.

Love With Boss | NominWhere stories live. Discover now