24

4.4K 271 18
                                    

Pagi-pagi sekali Chenle harus datang ke kantor bersama Jeno, mereka ada jadwal pagi. Chenle menemani sang kakak untuk meeting hari ini.

Saat meeting sudah selesai, chenle memutuskan untuk mampir ke cafe coffe yang terdekat, dia memilih jalur yang berbeda dengan mobil sangat kakak, dirinya butuh waktu untuk kesendirianya.

Chenle kini duduk di salah satu kursi di dalam cafe, menyeduh coffe vanilla late yang sebelumnya dia pesan, menikmati pemandangan di luar kaca jendela dan di temani oleh musik klasik.

"Huh, sulit sekali mendapat waktu sendiri seperti ini... Ngomong-ngomong Jisung sedang apa ya?" Gumanya pada diri sendiri.

Saat Chenle hendak meneguk coffe nya, tiba-tiba matanya tertuju pada seseorang di sebrang sana, tengah bergandengan tangan dengan manjanya.

Disana terlihat Shion sedang bergandeng tangan dengan seorang pria tinggi yang tak asing di matanya, terlihat si pria mengusai rambut Shion dengan kekehan kecil.

"Cih orang itu, sudah punya kekasih tapi menggoda pria yang sudah punya kekasih" Chenle memutar bola matanya malasnya, tapi tiba-tiba alisnya bertaut bingung setelah menyadari bahwa mereka berdua baru saja keluar dari rumah sakit.

Yang lebih terkejutnya, Shion tengah menggenggam seperti stik eskrim? Entahlah dari jauh tidak kelihatan. Karena Chenle cukup cerdas, dia langsung mengambil ponselnya dan memotret kedua orang tersebut dengan kamera pembesar.

Matanya membelak kaget. "Ha? Demi apa? Itu respek kehamilan? Yang benar saja, masa dia hamil?"

Chenle masih tak percaya setelah beberapa kali mengoreksi hasil potretanya, cukup jelas untuk jadi barang bukti, siapa tau jalang itu ingin menjebak sangat kakak seperti waktu itu.

Drrtt Drrt

Ponselnya bergetar saat nama Jisung tertera pada aplikasi panggilan telepon, dia dengan cepat menjawab telepon tersebut dengan senyum yang begitu merekah.

"Hallo?" kata Jisung di sebrang sana.

"H-Hai ada apa? Tumben sekali" Chenle menjawab dengan gugupan kecil.

"Kau dimana, kata Jeno Hyung kau tidak satu mobil denganya?"

"Aku mampir ke cafe sebentar, ada apa?"

"Kirim lokasinya, akan ku jemput"

...

Jaemin dan Haechan langsung pergi ke rumah sakit di busan setelah mendapat telepon dari pak kim mengenai keadaan orang tuanya.

Dengan nafas yang tersenggal-senggal, mereka berdua berlari menelusuri koridor rumah sakit, disana Jaemin tampak panik karena dia beberapa mengabari Seunghan namun tak ada jawaban.

Setelah melewati beberapa lorong, Jaemin dan Haechan telah sampai pada kamar inap orang tuanya, di depan pintu berkaca buram Jaemin meringis sedih.

Pak kim yang melihat Jaemin datang dia langsung beranjak dari kursi tunggu dan langsung menghampiri Jaemin berada.

"Ayahmu akan segera menjalani operasi, tenanglah" kata Pak Kim.

"Lalu, bagaimana keadaan ibu?" Jaemin menoleh seraya memukul dadanya karena sakit.

"Ibumu dipindahkan ke ruangan lain, beliau baik-baik saja. Kau bisa menjenguknya" ujar pak kim.

"Ayo Na, kita ke ruangan ibumu" timpakan Haechan.

Laku keduanya kembali menelusuri setiap ruangan rumah sakit, mencari kamar pasien tepat ibunya berada. Di sana ada nomor beserta nama ruangan yang sudah Pak Kim beritahu sebelumnya.

Love With Boss | NominWhere stories live. Discover now