Bab 21 : The Happiness

21.7K 829 4
                                    

"apa yang ingin kamu lakukan hari ini sweetie?"
Syd berkata sambil mengikat rambut Ziva. Ziva dengan manisnya bercermin memperhatikan penampilannya.
"Ziva ingin ke playground, Bunda. Ziva juga ingin makan ice cream"
"really?"
"iya Bunda"
"tapi Ziva pergi dengan Ayah, Bunda tidak bisa ikut" Kean menyambar dari ruang wardrobe, Ziva langsung memberengut.
"kenapa Ayah?"
"Bunda tidak bisa jalan dan berdiri terlalu lama, Bunda tidak boleh terlalu lelah. Kasihan adik Ziva" Ziva lalu memandangi Syd. Syd merapikan poni Ziva.
"no problem, Bunda akan ikut" Syd berbisik, namun ternyata Kean mendengarnya.
"Syd...." Kean memperingatkan sambil memandanginya. Syd mengerutkan keningnya, meminta Kean untuk tidak melarangnya.
"apa adik Ziva akan baik-baik saja?"
"sure, Bunda butuh jalan-jalan"
"Ziva akan membawa barney di kamar"
"oke" Ziva berlari menuju pintu. Kean mendekati Syd yang sedang duduk dan mencium keningnya. Syd mengistirahatkan kepalanya di perut Kean. Kean mengusap punggung Syd.
"kamu yakin akan ikut?"
"ya, aku butuh jalan-jalan dan dokter Indah katakan aku harus lebih banyak berjalan"
"well, tapi usia kandungan kamu sudah 36 minggu dan will be better, kamu diam di rumah"
"Kean....aku hanya ga mau mengecewakan Ziva. Ini first time dia jalan dengan kita setelah 4 bulan dia pergi"
"oke....whatever you want. Tapi kamu janji kalau kamu lelah, kita harus segera pulang"
"sure" Kean akhirnya menyerah pada Syd dan mengiyakan keinginannya.
Mereka memutuskan berjalan-jalan menemani Ziva ke playground. Syd sangat senang, akhirnya dia bisa mengunjungi tempat ini lagi bersama Ziva. Di awal kepergian Ziva, Syd selalu mengunjungi playground hanya untuk melihat anak-anak seusia Ziva bermain bahkan Syd sempat bertemu Nerra yang sedang main bersama Firna dan Banyu. Mengunjungi playground bisa mengobati kerinduan Syd pada Ziva, ternyata Syd sekarang bisa kembali kesini bersama Ziva.
Syd duduk memandangi Kean yang menjaga Ziva bermain perosotan. Ziva sesekali melambaikan tangannya pada Syd. Syd yang diam sesekali merasakan tendangan bayinya.
"hai son, Bunda tahu, pasti kamu juga ingin bermain dengan Ayah dan Kak Ziva kan?" Syd tersenyum simpul sambil mengusap perutnya. Tak lama Kean membawa ice cream untuk Syd. Ziva duduk di antara Kean dan Syd sambil menghabiskan ice cream nya.
"are you happy?"
"iya Bunda, Ziva senang bisa bermain disini lagi bersama Ayah dan Bunda. Ziva ga mau ikut Oma lagi Ayah, Bunda...Oma ga sayang Ziva seperti Ayah dan Bunda. Oma selalu marahi Ziva" Ziva memberengut, Kean mengangkat Ziva ke pangkuannya.
"maafkan Ayah sayang, Ayah yang membuat kamu ikut dengan Oma. Ayah janji tidak akan melakukan itu lagi. Apa Ziva mau maafkan Ayah?"
"anything for you Ayah. Ziva sayang Ayah dan Bunda. Ziva pasti maafkan Ayah"
"thank you sayang" Syd tersenyum melihat Kean yang meminta maaf pada Ziva. Ziva mengecup bibir Kean dan meraih pipi Syd untuk mendekat lalu mengecup bibir nya.
"Ziva ingin terus bersama Ayah dan Bunda. Ziva sangat senang bisa memiliki Ayah dan Bunda. Ayah dan Bunda segalanya bagi Ziva. Jangan biarkan Ziva pergi bersama Oma lagi"
"sure sayang, Ayah janji" Ziva lalu melirik Syd, seperti meminta Syd untuk ikut berjanji.
"Bunda juga janji" Syd tersenyum sambil mengusap pipi Ziva.
"I love you Ayah, Bunda, adik Ziva" Ziva menatap Kean dan Syd bergantian, lalu menunduk mengecup perut Syd.
"we love you so much Zivarra" Kean dan Syd berkata bersamaan. Hal ini membuat mereka tertawa. Tangan Kean merangkul Syd dan menjangkau perutnya. Mengusapnya lembut. Syd mengistirahatkan kepalanya di bahu Kean sambil mengecup kening Ziva yang sedari tadi menempelkan pipinya di dada Kean. Mereka merasakan kebahagiaan mendalam dan saling memiliki satu sama lain.
"I love you my Sydney" Kean berbisik sambil mengecup kepala Syd. Syd menengadahkan kepalanya menatap Kean.
"I love you too my Keanu" Syd membalas bisikan Kean. Kean mengecup keningnya. Mereka baru menyadari ternyata bidadari kecilnya tertidur karena kelelahan di dada Kean.
"sepertinya kita harus pulang, kamu juga harus istirahat" Kean mengusap pipi Syd. Syd mengangguk. Kean menggenggam jemari Syd sambil menggendong Ziva yang tertidur pulas di pelukannya. Mereka berjalan menuju parkiran. Hari yang menyenangkan sekaligus mengharukan bagi mereka. Ziva ternyata sangat senang bisa bersama Syd dan Kean. Itu pengakuan paling membahagiakan yang pernah Syd dan Kean dengar dari bibir mungil Ziva.
***
"kamu terlihat sangat tegang" Syd tertawa melihat Kean yang sepertinya tidak karuan. Sejak tengah malam, Syd dan Kean menuju rumah sakit karena sepertinya bayi mereka sudah minta di lahirkan. Kean melirik Syd.
"kamu jangan tertawa, sebentar lagi kamu akan meringis kesakitan lagi, memeluk aku dan menangis seperti tadi"
"kamu marah?"
"no" Kean menggeleng sambil duduk di tepian ranjang Syd. Lengan Syd menjangkau tubuh Kean. Syd mengistirahatkan kepalanya di bahu Kean. Kean membuka lengannya dan memeluk Syd.
"so, kamu kenapa?"
"aku ga tega melihat kamu kesakitan seperti tadi. Aku sudah menyarankan untuk prefer operasi caesar" Kean berkata putus asa menatap Syd. Kean mengusap kepalanya.
"kamu tidak percaya aku bisa lewati ini?"
"I mean, kamu tidak akan melewati fase kesakitan seperti ini"
"Bunda...Ayah" siang itu Ziva tampak di pintu bersama Inah dan Tono. Ziva menghubungi Kean dan ingin bertemu Syd. Akhirnya Kean meminta Inah menemani Ziva ke rumah sakit untuk menyusul. Ziva berlari mendekati Syd dan Kean. Ziva naik ke ranjang mencium Syd dan Kean.
"apa adik Ziva akan lahir?"
"ya, sebentar lagi Ziva akan melihat dia, are you excited?" Syd mengusap kepala Ziva. Ziva tersenyum lalu mengecup perut Syd. Syd tersenyum melihat tingkah Ziva.
"sure Bunda" Syd mengangguk, Ziva sangat ceria, matanya berbinar.
"Ke...an" Syd meremas tangan Kean. Kean mengusap kepala Syd. Mengecup keningnya.. Syd mencoba mengatur nafasnya karena sakitnya semakin kuat. Syd menangis dan Ziva terlihat bingung melihat situasi ini
"apa aku perlu panggil Audrey?" Kean kembali di serang kepanikan namun tetap berusaha tenang. Syd meringis sambil meremas tangan Kean. Syd menggeleng.
"Ziva main bersama bi Inah dan mang Tono di luar ya? Ayah harus temani Bunda dulu. Sebentar lagi Oma kesini"
"Bunda...?" Ziva terlihat khawatir melihat Syd yang menangis dan berkeringat. Syd berusaha tersenyum di tengah kesakitannya pada Ziva.
"everything is fine sayang, Bunda hanya sedikit sakit. Sebentar lagi....adik Ziva akan lahir. Ziva tunggu bersama bi Inah"
"oke Bunda" Ziva mengecup Syd dan Kean lalu keluar bersama Inah dan Tono. Syd meremas bahu Kean karena sakitnya semakin tidak tertahankan. 30 menit kemudian Audrey memasuki ruangan Syd dan tersenyum saat melihat Kean.
"hai Syd, what do you feel honey? Dokter Indah minta aku untuk mengecek kamu" Audrey yang merupakan partner baru dokter Indah membujuk Syd yang masih memeluk Kean. Audrey yang merupakan sahabat dekat Syd baru beberapa minggu ini praktek di The Ritz Hospital. Kean mengusap punggung Syd.
"excited meskipun sangat sakit" Syd berkata smabil tersenyum. Audrey mengusap pipi Syd lalu mengecup keningnya.
"just enjoy it, honey" Audrey tersenyum pada Syd. Syd lalu berbaring dan Audrey memeriksanya. Kean menunggu sambil tidak melepaskan tangan Syd.
"sepertinya harus berpindah ke delivery room, are you ready Syd?" Audrey berkata lembut pada Syd lalu tersenyum pada Kean. Syd mengangguk lemah.
"good, aku tahu kamu bisa lakukan ini dengan sempurna. Sebentar lagi kamu dan Kean akan melihat wajah anak kalian" Audrey berbisik pada Syd. Syd tersenyum. Audrey lalu memanggil suster untuk membawa Syd ke delivery room.
"thanks Drey"
"good luck Kean" Kean mengangguk mantap pada Audrey. Beberapa orang suster membawa Syd ke delivery room. Kean mengikutinya. Kean sudah siap menghadapi ini. Kean harus temani Syd. Akhirnya hari ini datang juga !! Hari dimana Kean akan melihat wajah anaknya yang sudah 9 bulan lamanya mereka tunggu. Oh son, Ayah sangat tidak sabar !!
***
Kean keluar dari delivery room dengan wajah berbinar. Tampak Mama, Mami dan Ziva menunggu tak sabar. Kean mensyukuri semua ini berjalan lancar meskipun Syd sudah kelelahan dan hampir menyerah. Namun berkat support Kean dan ketenangan Syd, bayi mereka mampu dilahirkan kurang dari 30 menit. Kean lega saat tangisan bayi nya terdengar sangat kuat. Untung saja, tadi ada Audrey disana sehingga Audrey cukup bisa menenangkan Kean disaat-saat kepanikan menyerang.
"well done, Syd melakukannya dengan sempurna" Kean memeluk Mamanya lalu memeluk Mami Syd. Kean lalu menggendong Ziva dan mencium pipinya.
"selamat sayang" Mama mengusap lengan Kean.
"selamat Kean, apa Syd tidak mencakar kamu atau memukul kamu barusan?" Mami bertanya khawatir, Kean tersenyum mendengar pertanyaan Mami mertuanya ini.
"it's amazing Mi, Syd menjalani semuanya dengan tenang, meskipun tadi sempat menyerah karena bayinya mungkin masih betah berada di perut Syd. Tapi Syd melakukan semuanya dengan sempurna tanpa mencakar atau memukul Kean, Syd hanya meremas tangan Kean sangat kuat" Kean tersenyum pada Mami. Mami mengusap dadanya tenang. Mami dan Mama memutuskan menunggu Syd di ruang perawatan. Sementara Ziva memandangi wajah Kean penuh makna.
"adik Ziva sudah lahir, dia sangat cute. Rambutnya lebat, hidung dan matanya seperti Ziva"
"really?"
"ya, kita akan melihatnya sekarang" Kean membawa Ziva ke ruang bayi. Bayi Kean dan Syd terlihat menggeliat di balut dengan kain berwarna biru. Ziva begitu senang melihatnya meskipun dibatasi kaca. Ini yang sudah lama Ziva tunggu. Ziva tampak gemas dan tidak sabar melihat adiknya. Kean sangat bahagia. Kebahagiaan luar biasa melebihi apapun. Kean melihat langsung proses kelahiran anaknya. Kean tidak bisa melukiskan dangan kata-kata apa yang dirasakannya sekarang. Ini sebuah anugrah yang Tuhan berikan untuk Kean dan Syd serta Ziva. Kean tak henti-hentinya mengucap syukur atas apa yang baru saja di alaminya. Oh thank God !!
***
"morning"
Syd melihat ke arah pintu. Tampak Kean menuntun Ziva. Ziva memakai pink short dress dan legging putih nya. Ziva tampak cantik siang itu. Rambutnya di ikat ekor kuda.
"morning" Syd tersenyum simpul pada Kean. Kean mengecup keningnya. Kean lalu mengecup Thalla yang berada di pangkuan Syd. Nama Athalla Mikhaill Keanu di pilih Kean dan Ziva atas persetujuan Syd.
"morning Bunda, morning Thalla"
"morning sayang, kamu cantik sekali hari ini, siapa yang ikat rambut kamu?" Syd menilik Ziva. Ziva tersenyum manis sambil melirik Kean.
"Ayah..."
"really?"
"ya" Syd melirik Kean lalu tersenyum. Syd mengecup pipi dan bibir Ziva yang naik ke ranjang dan duduk di samping nya.
"hai Thalla, apa kamu ingin di gendong Ayah?" Kean mengusap pipi bayi yang baru berusia 2 hari itu. Ziva asik memandangi Thalla. Syd memberikan Thalla pada Kean sementara Syd langsung memeluk Ziva dan menciumi nya.
"apa yang anak Bunda lakukan tadi di sekolah?" Syd memiringkan posisinya menghadap Ziva. Ziva memainkan baju Syd sambil mengedarkan pandangannya mengingat apa yang di lakukannya di sekolah. Kemarin Syd masih lelah karena proses persalinannya hingga tidak sempat bicara dengan Ziva.
"tadi itu swimming day Bunda, Ziva bermain air dengan Nerra. Ray tidak jahil lagi. Dia membantu Ziva saat main perosotan"
"really?"
"ya Bunda, Ziva dan Nerra sekarang sudah berteman baik dengan Ray"
"it's sounds good" Ziva menarik leher Syd agar mendekat dan Ziva mencium pipinya.
"Ziva sayang Bunda" Ziva berbisik di telinga Syd. Syd terkekeh dan membisiki Ziva.
"Bunda sayang Ziva" Ziva tertawa saat Syd berbisik sambil menggigit pelan telinga Ziva. Syd lalu menggelitiki nya. Kean menggelengkan kepala sambil tersenyum melihat tingkah istri dan anak nya. Ziva meronta dan meminta ampun.
Syd akhirnya memeluk memeluk Ziva sambil menemaninya menonton tayangan walt disney di tv. Syd melirik Kean yang terus menatap Thalla sambil sesekali mengecup keningnya. Syd merasakan kebahagiaan yang mendalam, mungkin Kean sudah sejak lama menginginkan ini, namun Kean menekan keinginannya karena prinsip Syd.
"Bunda, Ziva ngantuk"
"oke, let's sleep sweetie" Syd mengusap punggung Ziva sambil sesekali mengecup keningnya. Tidak membutuhkan waktu lama, Ziva pun pulas tertidur disamping Syd.
"dia sepertinya kelelahan karena hari ini swimming day" Syd menatap Ziva sambil mengusap kepalanya. Ziva memeluk Syd erat. Kean hanya mengangguk sambil tersenyum. Tiba-tiba Thalla menangis di pangkuan Kean. Syd langsung mengulurkan lengannya meminta Thalla. Kean lalu menyerahkan Thalla ke pangkuannya. Syd lalu menyusui Thalla yang sepertinya sudah lapar.
Kean memandangi Syd takjub. Syd berubah, sangat berubah. Bahkan dia mampu menidurkan Ziva dan menghentikan tangisan Thalla. Syd mengangkat wajahnya setelah Thalla tertidur. Memandangi Kean. Kean memegang sebelah tangan Syd dan mengecupnya.
"thanks for everything amare, kamu tahu? Aku tidak pernah bermimpi memiliki 2 anak bersama kamu. Aku pikir ini tidak mungkin, tapi kamu membuat semuanya menjadi nyata sayang. Kamu melakukan semuanya dengan sempurna. Aku tahu kamu bukan tipe orang yang bisa melanggar apa yang sudah kamu tetapkan sejak awal. Aku tahu kamu berusaha menerima Ziva diantara kita dan melanggar prinsip kita bahkan sekali lagi kamu melanggar prinsip itu dengan berusaha untuk mewujudkan impian Ziva memiliki adik. Aku tahu perjuangan kamu untuk mengandung dan melahirkan Thalla sangat berat tapi kamu mau melakukan ini semua untuk....aku" Kean menatap 2 malaikatnya yang sedang tertidur. Syd mengusap pipi Kean.
"aku tidak pernah bisa melakukan ini semua tanpa dukungan kamu dan Ziva, seketika aku menyesal kenapa dulu aku memilih untuk tidak memiliki anak, padahal ini pengalaman yang sangat berharga. Menjadi ibu adalah sesuatu yang luar biasa. Ini semua mampu menyempurnakan aku. Aku bersyukur memiliki kamu, Ziva dan Thalla"
"me too Syd"
"love you my Keanu"
"love you too my Sydney" Kean memeluk Syd erat. Mengecup kening dan bibirnya.
Kebahagiaan kini benar-benar melingkupi hatinya. Istri luar biasa dan 2 anak yang lucu. Kean merasa hidupnya lengkap, begitu pula Syd. Kean dan Syd sadar bahwa segala sesuatu yang dipikirkan belum tentu seperti kenyataanya. Semua manusia tidak akan tahu jika belum menjalani. Yang terpenting, jangan berasumsi sebelum mengalami secara langsung. Jangan kalah sebelum berperang. Jangan terus bergumul dengan pemikiran negatif, karena apa yang kita pikirkan belum tentu benar adanya. Jangan mendahului kehendak Tuhan, karena Tuhan lebih mengetahui apa yang terbaik untuk makhluk-Nya. Love you my Sydney, my Zivarra and my Athalla.
***

The Break PrincipleWhere stories live. Discover now