Bab 11 : One Wish !

13.6K 770 3
                                    

"siapa yang jemput Ziva hari ini?"

Firna bertanya pada Ziva di lobby saat hendak menjemput Nerra. Ziva tidak mendengar karena sibuk bercengkrama dengan Farrel yang Firna letakkan di stroller. Firna memaklumi. Tampaknya Ziva senang pada Farrel.

"apa kamu senang punya adik?"

"sangat senang Ziv, Farrel adik yang baik. Aku suka mengganti pampers nya membantu Bunda. Dia juga lucu. Dia suka memasukkan apapun yang dia pegang kedalam mulutnya" 

Nerra menjelaskan dengan lengkap, Ziva mengangguk sambil terus mengecup Farrel dan sesekali mencolek pipinya.

"apa Ziva ingin punya adik?" 

Firna membungkukkan badannya menatap Ziva dan Nerra.

"iya tante" 

Ziva mengangguk dengan semangat sambil tersenyum pada Firna. Firna mengusap kepala Ziva. Tak lama Kean menghampiri mereka. Firna tersenyum pada Kean.

"Ziva, Ayah nya sudah jemput" 

Firna mengusap kepala Ziva. Ziva menengokkan kepalanya ke arah Kean.

"Ayah..." 

Ziva tersenyum pada Kean. Kean meraih tangan Ziva.

"ayo pulang sayang"

"Ziva masih mau lihat Farrel, Ayah"

"mmmmm oke, hai Nerra"

"hay Om" 

Nerra mengulurkan tangannya pada Kean dan mencium tangannya.

"Syd tidak jemput hari ini?"

"ya, Syd ada meeting. Kebetulan hari ini giliran saya yang menjemput Ziva" Firna mengangguk mengerti sambil tersenyum.

"sayang, Ayah harus kembali ke rumah sakit, ayo pulang. Next time kita main lagi dengan Farrel dan Nerra, oke?"

"tapi Ayah...."

"Zivarra...."

"oke Ayah" 

Kean berpamitan pada keluarga Firna dan menggendong Ziva agar mereka bisa berjalan lebih cepat. Kean melajukan SUV nya menuju kantor Syd. Semenjak Kean di Perth, Syd tidak pernah meninggalkan Ziva di rumah bersama Inah. Syd selalu membawa Ziva ke kantornya.

"by the way, Ayah belum beri kamu hadiah saat kamu ulang tahun kemarin. Kamu mau Ayah belikan apa? Kita bisa mampir ke toys store sekarang dan Ziva boleh membeli apapun yang Ziva mau" 

Kean membujuk Ziva yang terlihat agak bad mood ketika tadi Kean memaksanya pulang. Ziva sejak tadi terdiam dan tidak mengoceh seperti biasanya.

"Ziva ingin punya adik" 

Ziva berkata sambil mengedarkan padangannya ke jalan. Kean hampir menggigit lidahnya sendiri karena terkejut dengan perkataan Ziva.

"kenapa Ziva ingin punya adik?" 

Kean berusaha menjawab santai. Sesungguhnya, ini hal mustahil. Ziva bisa meminta apapun pada Syd dan Kean, tapi untuk meminta adik itu hal yang tidak mungkin.

"Nerra juga punya adik. Punya adik itu menyenangkan. Nerra bisa gantikan pampers Farrel membantu tante Firna. Ziva ingin hadiah nya adik bayi Ayah" 

Ziva memandangi Kean. Kean menjadi salah tingkah mendengar permintaan Ziva. Membuat Syd menerima Ziva saja sudah menguras otak dan pikiran Kean, bagaimana jika Kean mengutarakan keinginan Ziva pada Syd? Dia akan menolak mentah-mentah.

The Break PrincipleOnde as histórias ganham vida. Descobre agora