Bab 10 : The Real Family

13.3K 781 2
                                    

"Bunda....Bundaaa...."

pagi itu Ziva terbangun sudah berada di kamarnya. Dirinya beranjak mencari Bundanya. Ziva memutuskan untuk masuk ke kamar Syd. Kean yang baru setengah terbangun memaksa matanya untuk terbuka lebar saat mendengar suara pintu terbuka. 

Pendengaran Kean lebih peka di bandingkan Syd saat tertidur, sehingga Kean mudah terbangun. Kean terpaku melihat Ziva berdiri di pintu sambil memegang handle nya. Kean perlahan mengangkat kepala Syd yang tertidur di dadanya. Kean memastikan dirinya tidak naked agar Ziva tidak terkejut.

"Kean...."

Syd bergumam, Kean hanya mencium kening Syd. Syd melanjutkan tidur. Kean dengan cekatan menaikkan selimut Syd hingga lehernya.

"Ziva sayang, hai"

Kean menyapa Ziva santai, sebenarnya dirinya merasa senewen. Takut Ziva mendekat dan melihat Bunda nya tertidur lelap dalam keadaan naked. Kean beranjak dan menghampiri Ziva lalu menggendongnya.

"kenapa Ziva bangun? Ini masih terlalu pagi. Hari ini kan libur"

"Ziva bangun dan tidak ada Bunda, jadi Ziva cari Bunda"

"apa Ziva tidak cari Ayah? You not miss me?"

Kean memberengut. Ziva langsung memeluknya erat dan mengecup bibir Kean.

"miss you so much Ayah ! Ziva senang Ayah pulang"

Ziva berkata keras dan membangunkan Syd. Syd membelalakan matanya saat menyadari dirinya naked sementara di dalam kamarnya ada Ziva.

"morning Bunda"

"m.....mmmorning sweetie"

Syd menjawab gugup, Kean terkekeh. Syd melirik pintu, memberi kode pada Kean untuk membawa Ziva keluar.

"Ayah tidur tanpa pakaian?"

Ziva mengerutkan keningnya saat bersandar di pundak Kean yang langsung menyentuh kulitnya. Kean terkekeh.

"Ya, AC di kamar Ayah sepertinya rusak. Ayah kepanasan semalam"

"Bunda juga?"

"ya, Bunda kepanasan, tapi Bunda masih tidur dengan pakaian"

"oh, oke"

Kean menahan tawa. Kenapa Ziva memastikan Bunda nya berpakaian saat tidur?

Kean memanggil Inah untuk memandikan Ziva. Sementara Kean masuk kembali ke kamar. Syd sudah berpakaian lengkap, sibuk membuka gordyn kamar mereka.

"sepertinya kita harus lebih berhati-hati"

Kean memeluk Syd dari belakang, mengecup tengkuknya.

"ya, aku agak panik tadi"

Syd membalikkan badannya dan memeluk leher Kean. Kean mengecup kening Syd.

"kita perlu mengunci pintu, at least Ziva akan mengetuk dan ada waktu untuk kita berpakaian"

 Kean terkekeh. Syd menurunkan tangannya dan mengistirahatkan kepalanya di dada Kean. Merasakan kehangatan tubuh Kean. Kean memeluk pinggang Syd sangat erat.

"aku sampai lupa menyapa kamu, morning my Sydney" Kean mengecup kepala Syd yang masih bersandar di dadanya.

"morning my Keanu, apa yang akan kita lakukan hari ini?"

"aku ingin kita pergi mengajak Ziva bermain. Minggu depan aku berencana mengajak kalian ke pantai"

"really?"

"ya, kemarin keluarga mas Danish dan mba Kirey baru berlibur ke pantai. Aku pikir pantai cocok untuk mengajak Ziva liburan. Sebentar lagi liburan sekolah kan?"

"ya, good idea. Aku akan siapkan Ziva. Hari ini mungkin kita harus membeli pakaian renang untuk Ziva, agar dia bisa berenang di pantai"

"ya, sure"

***

"kita akan pergi kemana?" Ziva dengan excited menuruni tangga sambil memegang erat tangan Kean.

"kita akan pergi jalan-jalan. Apa yang mau kamu lakukan hari ini? Apa kamu mau mengunjungi playground?"

"sure Ayah"

Ziva tersenyum senang. Mempercepat langkahnya menuruni tangga. Syd sudah siap di meja makan, menuangkan susu di gelas Ziva.

"hai, ternyata kamu bersiap lebih cepat"

"ya Bunda, tadi Ayah bantu Ziva"

"emmmmm poni dan rambut kamu sudah terlalu panjang Ziv, aku mau kamu potong rambut. Kita akan mampir ke salon Dino sebelum ke playground" 

Syd berkata sambil mengoles selai cokelat ke roti. Ziva mengangguk setuju. Kean masih mendengar ada kata janggal di setiap ucapan Syd pada Ziva. Cara Syd bicara masih seperti sedang bersama orang yang sebaya dengannya. Bahkan Syd berkata 'aku' pada dirinya. Apa sebenarnya diri Syd masih menolak di panggil Bunda?

Setelah sarapan, mereka meluncur menuju salon langganan Syd yang letaknya tidak jauh dari rumah. Syd menunggu Ziva yang rambutnya sedang di tangani Dino setelah memberikan instruksi pada Dino.

"ternyata gaya bicara kamu belum berubah pada Ziva"

"maksud kamu?"

"lebih baik kamu gunakan Bunda-Ziva saat bicara dengan dia"

"aku hanya ingin Ziva menganggap aku sebagai teman, sahabat sekaligus ibunya"

"ya, aku hanya menyarankan Bunda" 

Kean berkata lembut, namun hal ini mengundang lirikan Syd.

"aku istri kamu Kean, kamu jangan panggil aku Bunda. Itu terdengar aneh" 

Syd mengerlingkan matanya. Kean tersenyum kecil.

"jadi kamu menolak di panggil Bunda? Menurut aku itu sebuah panggilan sayang"

"aku prefer di panggil 'sayang' dari pada 'Bunda', oke?"

"oke sayang" 

Kean tersenyum nakal pada Syd, Syd meliriknya.

"good boy" 

Kean lalu memeluk pinggang Syd. Tak lama Ziva sudah siap dengan potongan rambut barunya. Syd sangat puas melihat Ziva yang tampak lebih segar dengan rambut sebahu dan poni yang menggantung tepat di atas alis. Kean menggendong Ziva menuju parkiran, sebelah tangannya menggandeng Syd.

"Ziva suka dengan rambut barunya?"

"suka Bunda"

"good, Bunda juga suka. Ziva terlihat lebih cantik" 

Syd melirik Kean. Syd mencoba saran Kean. Kean tersenyum simpul memandang Syd.

"Ziva senang rambut Ziva menjadi sama dengan Bunda" 

Kean menahan tawa melihat ekspresi wajah Syd yang terkejut. Sepanjang perjalanan, Ziva sibuk mengedarkan pandangannya. Kean sesekali meliriknya dari spion tengah. Sementara Syd sibuk dengan iPad nya.

"ternyata tanpa kamu sadari, kamu sulap penampilan Ziva jadi seperti kamu. Meskipun hanya berbeda di bagian poni, tapi kalian tampak mirip" 

Kean berkata pelan. Syd meliriknya.

"apa ini masalah untuk kamu?"

"aku senang melihat ini, sayang" 

Kean berkata lembut sambil mengusap pipi Syd. Syd hanya mengangguk.

"aku merasa memiliki keluarga yang sangat lengkap"

"aku juga" Syd berbisik lalu mengecup pipi Kean yang sedang menyetir.

"love you Syd, I love you more and more"

"love you too Kean"

***

The Break PrincipleDonde viven las historias. Descúbrelo ahora